ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SESAR

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SESAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berbentuk pelayanan keperawatan yang manusiawi dan holistik yang diberikan oleh tenaga keperawatan profesional kepada klien/keluarga/kelompok/masyarakat yang membutuhklan.
Telah terbukti bahwa proses persalinan sesar itu terdapat 3 (tiga) tahap atau 3 (tiga) kala yang dimana proses persalinan Primi Gravida lebih lama dari pada persalinan Multi Gravida. Dengan berat badan janin rata-rta lebih dari 2500 gram. Berdasarkan garis pkl jumlah lahir sesar pada bulan Maret 2009 mencapai 5,5%.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa tahap profesi diharapkan mampu :
 Menunjukan kemampuan dalam mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan keperawatan secara efektif.
 Menerapkan teori dalam praktiknya terutama dalam Asuhan Kebidanan pada ibu dengan persalinan sesar.
 Menerapkan model pendekatan untuk mempengaruhi individu dan kelompok dalam menentukan dan mencapai tujuan.
 Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam merencanakan intervensi

2. Tujuan Khusus
 Bisa melakukan pengkajian pada ibu dengan persalinan sesar.
 Memperkenalkan perubahan yang bermanfaat bagi ruangan.
 Memilih dan menerapkan pola komunikasi dalam pendekatan mempengaruhi orang.
 Mengevaluasi hasil pelaksanaan dalam penerapan model Asuhan Keperawatan.

C. Manfaat
 Khususnya bagi penulis agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada ibu dengan persalinan sesar.
 Untuk Rumah Sakit Bersalin Citra Ibu Kuningan dapat dijadikan sumber atau gudangnya ilmu untuk para mahasiswa.
 Untuk almamater agar dapt terus menggali ilmu tau mengambil hal-hal baik untuk majunya almamater di tahun ajaran yang akan datang.

D. Waktu dan Tempat Praktik
1. Waktu Praktik
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada tanggal 5 Maret sampai 2 April 2009.
2. Tempat Praktik
Praktik dilaksanakan di Rumah Sakit Bersalin Citra Ibu Kuningan.

E. Metode
Metode yang digunakan untuk mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
• Observasi, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan tindakan keperawatan dan juga operan tiap shift jaga.
• Wawancara, dilakukan dengan kepala ruangan dan staf yang lain untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan.
• Studi dokumentasi, dilakukan untuk mengetahui dokumentasi proses keperawatan pembagian jadwal dinas perawat.

F. Praktikan
Mahasiswa LPP-K PERMATA HUSADA KUNINGAN
1. WATIAH (BREBES)

BAB II
KERANGKA KONSEP

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Post-Partum adalah masa nitas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nitas berlangsung selama kira-kira ± 6 minggu
Masa post-partum dibagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu :
 Imediate post-partum period
24 jam yang pertama setelah melahirkan.
 Early post-partum period
Hari kedua sampai tujuh setelah melahirkan.
 Last post-partum period
Minggu kedua sampai ke enam setelah melahirkan.

2. Adaptasi atau Pembahana-Pembahana Pada Masa Post- Partum (Nitas)
a. Adaptasi Fisik
• Tanda-tanda vital
TPRS pada hari pertama (24 jam) post-partum sangatlah rendah dan suhu sangatlah meningkat sebagai akibat pemakaian tenaga saat melahirkan maupun karena terjadinya perubahan hormonal tetapi bila suhu diatas 38oC dan selama 2 hari dalam 10 hari pertama post-partum perlu dipikirkan kemungkinan adanya infusi kemih, endo nutitis, dan lainnya. Pembengkakan buah dada pada hari kedua dan ketiga post-partum dapat menyebabkan kenaikan suhu walaupun tidak selalu.
• Adaptasi kardiosvaskuler
 Tekanan Darah
Tekanan darah post-partum tidak stabil penurunan tekanan darah sampai 20 mmHg ini dapat terjadi pada saat ibu berubah posisi berbaring duduk keadaan sementara sebagai kompensasi kardiovasculer terhadap penurunan dalam rongga pinggul dan pendarahan.
 Denyut Nadi
Denyut nadi berkisar antara 70 – 85 kali / menit berkeringat dan menggigil merupakan manifestasi pengeluaran cairan berlebihan dan sisa-sisa pembakaran melalui kulit sering terjadi terutama pada malam hari dan hal ini mengakibatkan rasa nyaman.
 Komponen Darah
HB, HT, dan eritrosit akan kembali mendeteksi seperti keadaan semula sebelum melahirkan.
• Adaptasi sistem perkemihan
Selama proses perasalinan kandung kemih mengalami trauma dapat mengakibatkan edema dan menghilangkan sensitifitas terhadap tekanan cairan. Pembuluh ini dapat menyebabkan tekanan tidak sempurna dan berlebihan. Penimbunan cairan dalam jaringan selama kehamilan dikeluarkan melalui divresis biasanya dimulai dalam 12 jam post-partum.
• Adaptasi Sistem Endoktrin
Pada umumnya produksi air susu ibu baru dimulai hari kedua sampai tiga post-partum. Tetapi paling baik itu air susu ibu pertama bagi si bayi sebab untuk memberi kekebalan tubuh bagi anak. Buah dada tampak membesar, keras, dan nyeri bila disentuh.
• Adaptasi masculos keletal
Otot dinding abdomen teregang secara bertahap selama kehamilan mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot, keadaan initerlihat jelas post-partum dinding abdomen nampak lembek dan kendor.
• Adaptasi organ reproduksi
 Involusi
Involusi uretri terjadi segera post-partum melahirkan dan berlangsung cepat setelah plasenta lahir, uterus berkontraksi dengan kuat, tinggi tundus uteri ± 2 jari dibawah pusat.
Pada hari kelima post-partum tinggi uterus ± 7 cm, keatas simpleks atau ½ simpleks pusat. Lochea adalah sekret berasal dari kavum uretri dan vagina dalam nifas.
 Lorchea
Menurut tingkatnya pengeluaran lochea dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
o Lochea Nebra
Hari pertama dari tiga post-partum warna merah terang normal dan bau amis.
o Lochea Alba
Hari keempat sampai sembilan post-partum warna merah kecoklatan normal dan bau amis.
o Lochea Alba
Hari kesepuluh sampai dua minggu warna coklat keputihan dan tidak berbau.
• Perubahan vagina
Akibat trauma persalinan menyebabkan adanya edema dan luka pada dinding vagina, rugae mendatar dan akan kembali pada minggu ketiga.
• Adaptasi perubahan berat badan
5 tahun persalinan selesai berat badan menurun sebanyak ± 4 – 5 kg tergantung berat badan janin. Post-partum berat badan menurun ± 2,5 kg dan pada akhir nifas berat badan kembali normal.

b. Adaptasi Psikologis
Adaptasi psikologi ibu dalam menerima perannya sebagai orang tua post-partum secara bertahap menurut Reva Rubin terdiri dari tiga fase yaitu :
 Fase take in
Fase ini berlangsung dari hari pertama sampai kedua post-partum fokus perhatian terutama pada kebutuhan sendiri.
 Fase taking hold
Bergerak dari rasa tergantung menjadi tak tergantung, muncul keinginan untuk fokus meluas pada bayinya mulai antusias, mulai perawatan bayi.
 Fase letting go
Terjadi pada setelah 10 hari post-partum sampai minggu keenam setelah kelahiran, tentang penyesuaian dengan anggota baru dan fisik ibu mampu untuk menerima tanggung jawab normal.

c. Perawatan Tindak Lanjut
 Aktivitas
Aktivitas sangat dianjurkan untuk dilakukan dan faktor istirahat sangat dibutuhkan untuk pemulihan kesehatan.
 Kebersihan
Mandi 2 kali harus dihindari cukup menjaga kebersihan gigi dan juga mulut.
 Hubungan seksual
Hubungan seksual harus dihindari karena adanya luka etisiotomi
 Nutrisi
Makan yang seimbang dan teratur untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin haruslah cukup.
 Latihan
Latihan pengecangan otot abdomen sangatlah dianjurkan.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Prenatal care
 Lama persalinan
 G.P.A (Gravida, Partus, Abortus)
 Proses persalinan, prenatal care atau penggunaan anestasi
analgenik, selama intra natal.
b. Tanda vital
 Tekanan darah rendah/normal
 Nadi 70 – 85 kali/menit  normal
 Pernapasan 16 – 24 kali/menit
 Suhu meningkat ≤ 38oC  normal
c. Payudara
 Besar, keras, puting susu hitam/tidak warna aerola
 Papalia : tidak lecet/luka
 Kolostrum meningkat pada hari kedua sampai tiga.
d. Abdomen
 Palpasi : tinggi tundus uteri ± 2 jari di bawah pusat
 Auskultasi : biang usus
 Kaji : keluhan mules
e. Kulit
 masket kehamilan
 striae

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Maret 2009 jam 13.45 WIB

A. Pengkajian Data
I. Identitas Pasien dan Keluarga
a. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Dsn. Balandongan RT/RW. 04/02
Desa Sumberjaya Kec. Ciwaru
Tgl. Masuk : Senin, 16 Maret 2009 jam 13.45 WIB
Tgl. Pengkajian : 16 Maret 2009
Tgl. Operasi : 16 Maret 2009 jam 14.00 WIB
dx medis : 201 paturien aterm dengan kala 1 fase
Laten KPD
No. Rekam medis : 09032199
Ruangan : Kelas 3B
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : D2
Pekerjaan : Sebagai Guru SD
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Dsn. Balandongan RT/RW. 04/02
Desa Sumberjaya Kec. Ciwaru
Hub. dgn. Istri : Suami

II. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Klien mengatakan abdomen sudah terasa mulas dan sedikit-sedikit belum teratur dan nyeri pada parineum karena adanya luka etisiotomi.
Penyakit Sekarang
Pada tanggal 16 Maret 2009 jam 13.45 klien datang dengan kiriman bidan Titi ke Rumah Sakit Bersalin Citra Ibu Kuningan dengan G2 A1 201 paturien aterm kala 1 fase laten KPD dengan keluhan terasa mules sedikit-sedikit belum teratur. BJA (+) pergerakan bayi dapat dirasakan oleh ibu dengan keadaan umum sedang. Observasi tanda-tanda vital T = 190/80 p = 100 R = 22 S = 36oC.
Klien langsung dibawa ke ruang bersalin dan melahirkan jam 14.07 dengan bayi lahir secara sesar oleh Dr. Yus A/S = 9/10. JK = laki-laki. BB = 3900 gram. PB = 52 cm. LK = 33 cm. Tupsur perineum gande III heacting (+) oleh dokter. Nyeri dirasakan dengan skala 4 (empat)
Keterangan skala :
1 = Nyeri tidak terasa
2 = Nyeri dirasakan tidak mengganggu aktivitas
3 = Nyeri dirasakan mengganggu aktivitas
4 = Nyeri dirasakan saat melakukan aktivitas
5 = Nyeri tidak tertahan
Penyakit Dahulu
Klien mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin ke bidan.
Penyakit Keluarga
Diantara keluarga klien tidak ada penyakit menular/ menurun.

III. Pemeriksaan Fisik
 DATA UMUM
• Keadaan umum : Sedang
• Kesadaran : Compos mentis (Orientasi Tempat
Baik, waktu tepat, orang sekitar
sesuai kebutuhan).
• Tekanan Darah : T =110/80 mmHg
P = 86 kali/menit
R = 23 kali/menit
S = 36oC
1. Kepala
Rambut tidak berketombe, hitam, tidak rontok, distribusi merata, tidak ada lesi, dan benjolan pada kepala.
2. Mata
Kelopak mata tidak ada oedama, keamanan menutup mata baik, replek pupil baik, penglihatan baik, pergerakan bola mata baik, dapat membaca tanpa bantuan kacamata.
3. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada sekret, fungsi penciuman baik.
4. Telinga
Letak telinga simetris, tidak ada kotoran, pendengaran baik dan bisa menjawab pertanyaan secara tepat dan benar.
5. Mulut
Bentuk simetris, lembab tidak cyanosis, tidak ada lesi, gigi bersih, rapi dan tidak berlubang.
6. Payudara
Aerola mamae berwarna hitam, keadaan bersih, puting susu menonjol keluar tapi Asi belum bisa keluar.
7. Intelegumen Kulit
Kulitnya putih, berminyak, kelembaban normal, turgor kulit baik.
8. Abdomen
Bising usus 8 kali/menit dan keadaan abdomen kembung, kendor dan lembut.

IV. Data Biologis
No Kebiasaan Di rumah Di rumah sakit
1. Pola Nutrisi
a. Makan

b. Minum
– Frekuensi makan 2 – 3 x/sehari
– Makan habis 1 porsi
– Klien makan nasi, sayuran, pantang makan lauk pauk

– Minum 8 gelas/hari
– Klien minum air putih
– Klien mengatakan sedang berpuasa untuk persiapan operasi

– Klien mengatakan sedang berpuasa untuk persiapan operasi
2. Tidur/istirahat – Klien mengatakan tidur 7 – 8 jam / hari
– Klien mengatakan kadang – kadang tidur siang ± 1 jam – Klien mengatakan tidur 7 – 8 jam/ hari
– Klien mengatakan tidur siang ± 1 jam
3. Personal hygiene – Klien mengatakan mandi 3 X/hari
– Klien mengatakan gosok gigi 3 X/hari
– Klien mengatakan ganti pakaian 3 X/hari
– Klien mengatakan keramas 2 X/minggu – Klien mengatakan mandi 1 X/hari
– Klien mengatakan gosok gigi 2 X/hari
– Klien mengatakan ganti pakaian 3 X/hari
– Klien mengatakan selama disini gak pernah keramas

4. Eliminasi
a. BAB

b. BAK
– Klien Mengatakan BAB 2 X/Hari
– Konsustensi BAB lunak
– Klien mengatakan BAK 3 – 5 X/hari
– Warna urine kuning jernih
– Klien mengatakan BAB 1 X/hari
– Konsustensi BAB lunak
– Klien mengatakan BAK 4 – 6 X/hari
– Warna urine kuning jernih

V. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan anak
 Riwayat pertumbuhan
• Klien selama hamil selalu memeriksa kandungannya ke bidan
• Bayi belum bisa mendapat ASI
 Riwayat perkembangan
Bayi masih di inkubator jadi bayi belum bisa dikasih ASI dan ASInya juga belum keluar

VI. Data Psikologi
• Citra Tubuh
Klien merasa bersyukur kepada Allah SWT atas kelahiran anak keduanya dan menerima apa adanya terhadap tubuh yang dimilikinya
• Identitas diri / biodata
Klien mengatakan sebagai isteri dari suaminya dan ibu dari anak – anaknya. Klien di rumah sakit sebagai pasien
• Fungsi peran
Klien mengatakan dalam mengambil keputusan klien selalu berdiskusi dengan anak dan suaminya dan klien mengatakan mempunyai peran sebagai seorang ibu
• Ideal diri / keinginan
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah dan dapat berkumpul dengan keluarga dan tetangga – tetangganya
• Harga diri
Klien mengatakan selalu diperhatikan oleh suaminya dan selalu dijenguk oleh keluarga dan tetangganya
• Spiritual / agama
Klien beragama islam
Klien pun mengatakan taat melaksanakan ibadahnya dan selalu berdo’a kepada Allah SWT agar dikarunia seorang anak yang baik dan sholeh
• Sosial
Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang telah dikaruniai 1 orang anak sehingga klien tahu cara merawat anak keduanya

VII. Data Penunjang
Urine lengkap Hasil
• Warna
• Nitrite
• Ph
• Keton
• BD
• Protein
• Reduksi
• Urobilin
• Bilirubin
• Sedimen :
 Leukosit
 Eritrosit
 Sel ephitel
 Sel ephitel bulat
 Silinder
 Cristal Kuning

0,6

1010
+




+ (-1-3)
+ (4-6)
+
+

Kimia klinik
parameter normal Hasil
Gula darah sewaktu
GOT

GPT

Creatinine

urea L 150 mg/dl
L= l40 u/l
P= l30 u/l
L= L 41
P= L 32
L= 0,5 – 1,1
P= 0,5 – 0,9
10 – 50 110
22

18

0,8

31
• Microbiologi / serologi : HBs AG (-) negatif
• Terapi / pengobatan

3 X 1

Primadol
 Nutriklame

2 X 1

Nonemi
 Fola plus
• Dosis
 cefriaxone
 neorotion
 renox
 ulcumet
 primadol  lansomogard
 noklifame
 nonemi
 fola plus
 stolak supp

Haematologi
Parameter Hasil Satuan Normal
• Hb
• Leukosit
• Led
• Eritrosit
• Hitung jenis
 Basophil
 Eosinophil
 N.stat
 N.segmen
 Lymphosit
 Monosit
• Hematokrit
• Trombosit
• Ms.pembekuan
• Ms.perdarahan
• Golongan darah
8,3
4300
27
3.200.000

0
2
4
60
32
2
27
240.000
4’ 21
2’ 12
0 / (+) G 2
/mm3
mm/jam
/mm3

%
/mm3
Menit
menit 12 – 16
4.000 – 16.000
0 – 20
4,5 – 6 juta

37 – 48
150 – 300 ribu
3 – 6
1 – 3

Permintaan darah untuk tranfusi
Dokter yang meminta
Tanggal permintaan
Tanggal diperlukan
Diagnosa klinis
Alasan tranfusi : dr.A.Yusmindar SPOG
: 16 Maret 2009
: 16 Maret 2009
: posi sc, uki, kpd + ps
: hb = 8,3 gram %

B. Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS (Data Subjektif)
– Klien mengatakan nyeri pada daerah operasi.
– Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk.
– Klien mengatakan nyeri bertambah apabila bergerak ataupun berjalan.
DO (Data Objektif)
– Klien post-operasi hari I.
– Tampak operasi pada abdomen di bagian bawah pusat atas vagina.
T = 110/10mmHg
P = 86 kali/menit
R = 20 kali/menit
S = 36oC Adanya luka heacting Adanya gangguan rasa nyeri
2. DS (Data Subjektif)
– Klien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi.
DO (Data Objektif)
– Klien post-operasi hari II.
– Luka tampak basah, terbuka, dan tampak kemerahan.
– Nyeri seperti ditusuk-tusuk
T = 110/10mmHg
P = 86 kali/menit
R = 20 kali/menit
S = 36oC Adanya luka heacting Resiko tinggi terhadap infusi

C. Diagnosa Keperawatan
Nama : Ny. Y. Umur = 21 tahun No.rm = 09032199
No Tanggal
masalah timbul Diagnosa Nama & tanda tangan
1. 16 Maret 2009 Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan luka operasi
2. 16 Maret 2009 Reiko tinggi infusi berhubungan dengan luka

D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1. Gangguan rasa nyaman, nyeri perineum berhubungan dengan adanya luka efisiotomi post-partum Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria :
– Rasa nyeri berkurang dalam 4- 5 hari.
– Klien tidak meringis
– Luka cepat sembuh – Kaji rasa nyeri klien penyebabnya, penyebarannya, lamanya.
– Anjurkan klien untuk mengerutkan bokongnya pada saat nyeri.
– Observasi TTV dengan melakukan TPRS
– Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik. – Kaji singkat nyeri klien untuk mengetahui dan menentukan langkah selanjutnya dalam menentukan intervensinya
– Untuk mengurangi rasa nyeri
– Untuk mengidentifikasi terjadinya penyimpanan

BAB IV
RUMUSAN PROTAP PENGGUNAAN RUANG ISOLASI

A. Pengertian
Menciptakan keadaan lingkungan yang menjamin terjadinya infeksi nosokomial dan membantu proses pengobatan dan penyembuhan pasien.

B. Ruang Lingkup
• Indikasi rawat pasien ruang isolasi
• Ukuran dan letak ruang isolasi
• Kelengkapan fasilitas alat
• Prosedur penggunaan ruang isolasi

C. Kebijakan
• Kelengkapan fasilitas ruang isolasi :
o Bed pasien beroda
o Meja pasien
o Troly berisi alat-alat ruang isolasi
o Bel panggil
o Tempat cuci tangan dilengkapi dengan alat-alat cuci tangan
o Tempat sampah medis
• Persiapan
o Ruangan dalam keadaan steril
o Tersedianya kelengkapan fasilitas ruang isolasi
o Ruangan siap pakai.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan selama 1 bulan sejak tanggal 5 Maret sampai 2 April 2009 secara umum dapat disimpulkan bahwa :
1. Telah terbentuk dua Tim Primer di ruang Kebidanan dilengkapi dengan adanya struktur pengorganisasian pengelolaan pasien, tugas dan tanggung jawab terhadap pasien.
2. Telah dirumuskan kriteria serah terima tugas dan tanggung jawab dan telah dilaksanakan dengan baik.
3. Telah terbukti bahwa seorang ibu yang post-partum itu butuh perhatian dari perawat atau keluargany.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, disarankan agar :
1. Dipertahankan dan ditingkatkan lagi pelaksanaan metode Tim Primer agar menjadi lebih baik sesuai dengan perkembangan keilmuan keperawatan dan sistem informasi komunikasi.
2. Tugas dan tanggung jawab seorang perawat harus benar-benar dikerjakan dengan baik.
3. Perhatian seorang ibu itu harus benar-benar diperhatikan oleh perawat atau keluarganya.

BAB VI
KRITERIA OPERAN

1. Perkenalan
Sebelum melaksanakan tugas jaga perawat memperkenalkan diri bahwa pada shift berikutnya mereka yang bertanggung jawab atas pelayanan keperawatan sampai pada pergantian shift berikutnya.

2. Menyampaikan respon klien
Menyampaikan perkembangan dan keluhan yang dirasakan klien.

3. Menyampaikan tanda-tanda yang muncul
Menyampaikan tanda-tanda klinis yang muncul dari hasil perawat dan pengobatan yang telah ditentukan.

4. Menyampaikan program terapi
Program terapi yang diberikan pada kliendan perkembangan terapi serta koreksi-koreksi yang dilakukan.

5. Melaksanakan pendidikan kesehatan
Memberikan masukan kepada klien atau keluarganya tentang informasi yang menunjang program keperawatan dan pengobatan.

6. Perencanaan pulang
Perencanaan pulang apabila klien telah diperbolehkan pulang oleh dokter dan dijelaskan tentang perawatan di rumah, jadwal kontrol, tanda-tanda terjadinya komplikasi, pengobatan yang harus dituntaskan.

BAB VII
PENUTUP

Alhamdulillah akhirnya tugas yang telah diembankan kepada saya dalam Praktik Kerja Lapangan dalam rangka penerapan Praktik Keperawatan Profesional telah berjalan dengan baik walaupun disana –sini masih banyak kekurangan terutama dari saya selaku mahasiswa yang masih taraf belajar.
Semoga Praktik Kerja Lapangan ini berguna bagi saya khususnya dan umumnya bagi insan-insan keperawatan di Ruang Kebidanan, ruangan lain di Rumah Sakit Bersalin Citra Ibu Kuningan.
Saya mohon maaf apabila dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang saya lakukan terdapat banyak kesalahan/kekurangan baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ketiga,
Bina Rupa Aksara, Jakarta.
2. West, William. 2000. Deteloping Creativity in Organization.
Kanisius, Yogyakarta.
3. Depkes. 1998. Profil Kesehatan Indonesia 1998. Pusat Data
Kesehatan Depkes RI, Jakarta.
4. Swansburg, RC. 1996. Management and Leadership for Nurse
Mangers. Second edition. Jones and Bartlett Publisher.

Asuhan keperawatan pada Pasien dengan SECTIO CAESAREA
SECTIO CAESAREA

1. Definisi Sectio Caesarea
Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin caedere yang artinya memotong. Sedangkan definisi sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Rustam M, 1998).

Operasi caesarea adalah kelahiran janin cukup bulan hidup melalui insisi sayatan) pada dinding perut dan rahim bagian depan.

Sesksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar, 1998).
Sectio Caesar atau dalam bahasa sehari- hari disebut operasi sesar adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Rusari, 2008).
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

2. Etiologi
Adapun penyebab dilakukan operasi sectio caesarea adalah :
a. Kelainan dalam bentuk janin\
1) Bayi terlalu besar
Berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih (giant baby), menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir.

2) Ancaman gawat janin
Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter memutuskan untuk segera melakukan operasi. Apalagi jika ditunjang oleh kondisi ibu yang kurang menguntungkan.
3) Janin abnormal
Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetic, dan hidrosephalus (kepala besar karena otak berisi cairan), dapat menyebabkan diputuskannya dilakukan operasi.
4) Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
b. Kelainan panggul
Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan. Terjadinya kelainan panggul ini dapat disebabkan oleh terjadinya gangguan pertumbuhan dalam rahim (sejak dalam kandungan), mengalami penyakit tulang (terutama tulang belakang), penyakit polio atau mengalami kecelakaan sehingga terjadi kerusakan atau patah panggul.
c. Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas (Dini Kasdu, 2003).

3. Teknik operasi sectio caesarea
Tehnik sectio caesar meliputi :
1. Sectio caesare Transperitonealis
Insisi pada dinding perut garis tengah dari simfisis sampai beberapa sentimeter dibawah pusat. Setelah peritoneum dibuka dipasang speculum perut, peritoneum pada dinding uterus depan dan bawah dipegang dengan pinset kemudian plika vesiko urinaria dibuka dan insisi diteruskan melintang jauh ke lateral, kandung kencing didorong kebawah dengan jari. Segmen bawah uterus yang sudah tidak terhalang peritoneum dan kandung kencing yang biasanya sudah menipis diadakan insisi melintang selebar 10 sentimeter dengan ujung kanan dan kiri agak melengkung ke atas untuk menghindari terbukanya cabang-cabang arteri uterine. Selanjutnya memecahkan selaput ketuban dan mengeluarkan janin serta plasenta.
2. Sectio Caesar Corporal/ Klasik
Insisi bagian tengah korpus uteri sepanjang 10 sampai 12 cm dengan ujung bawah diatas batas plika vesiko uterine
Komplikasi yang biasa timbul pasca operasi caesar adalah infeksi puerperal, perdarahan, luka kandung kencing, embolisme paru, lemahnya dinding uterus yang mengakibatkan rupture uteri pada kehamilan berikutnya dan sering ditemukan pada Sectio Casear Klasik (Sarwono, 1999).

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF KAMAR BEDAH
PADA PASIEN DENGAN SECTIO CAESAREA

A. Asuhan Keperawatan Pra Operatif
1. BIODATA PASIEN
a. Nama : Ny. K
b. Umur : 24 tahun
c. No Register : 156094
d. Ruang : ZB
e. Dx Medis : Impartu dengan kala II lama
f. Tindakan Operasi : SC cito
g. Kamar Op/Tanggal : I/ 20 Maret 2009.
h. Status Kesehatan :
1) Kesadaran : Compos Metis
2) Vital Sign : TD 120/80 mmHg
RR 24x/menit
N 88x/menit
Suhu : 36,5°C
3) Riwayat Kesehatan : Merupakan kehamilan yang pertama
Riwayat Kesehatan Saat ini : Pasien merasakan adanya kontraksi di area sekitar rahim 2 hari terakhir ini
4) Cairan parenteral : Infus Fima Hez 500 CC
5) Kebersihan colon lambung : Puasa
6) Pencukuran daerah operasi : Sudah
7) Personal Hygiene (mandi) : Sudah
8) Kompres daerah operasi dengan kassa alcohol : Tidak
9) Pengosongan kandung kemih : Sudah terpasang DC.
10) Baju operasi : Sudah

2. PERSIAPAN PENUNJANG
GDS : 76 mg/dl
Laboratorium : darah lengkap
a. CT : 4
b. BT : 4
c. Golongan darah : A
d. HB : 12,2
e. AL : 17.300
3. INFORM CONSENT : Sudah
4. DEFINISI DAN PATHWAY :
Operasi caesarea adalah kelahiran janin cukup bulan hidup melalui insisi sayatan) pada dinding perut dan rahim bagian depan.

>Kagel exersize, > pemeriksaan kehamilan

Kelainan kehamilan tidak terdeteksi secara dini

Impartu kala II lama

Indikasi caesar

SC

5. Status Psikososial :
Subyektif :
a. Pasien bertanya tentang operasi
b. Pasien bertanya tentang keberhasilan operasi
c. Pasien mengatakan takut menghadapi operasi
Obyektif ;
a. Pasien Kelihatan Tegang
b. Kulit teraba dingin
c. Tremor dan gemetar
d. Pandangan kosong

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ansietas b.d kemungkinan kegagalan operasi

7. RENCANA KEPERAWATAN
a. Ansietas b.d kemungkinan kegagalan operasi
b. Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan masalah
Ansietas dapat teratasi.
Kriteria hasil :
Pasien tidak menunjukan prilaku agresif
Pasien tidak terlihat tegang
Pasien tidak banyak bertanya tentang keberhasilan operasi
Pasien mampu mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan negative secara tepat

8. INTERVENSI
a. Kaji tingkat kecemasan pasien
b. Jelaskan informasi tentang prosedur operasi.
c. Intruksikan pasien untuk menggunakan tekhnik relaksasi
d. Sediajkan lingkungan yang tenang, .
9. IMPLEMENTASI
No. Implementsi Respon pasien
1. Mengkaji tingkat kecemasan pasien Kooperatif
2. Menjelaskan informasi tentang operasi Koopertif
3. Mengintruksikan pasien untuk menggunakan tekhnik relaksasi Kooperatif
4. Menyediakan lingkungan yang tenang, . Kooperatif

B. Asuhan Keperawatan Intra Operatif
1. Persiapan Pasien :
Posisi pasien : Supinasi
TD : 136/66 mmHg
Nadi : 96x/menit
RR :18x/menit
Pemasangan : Bed Side Monitor
2. Persiapan Alat :
Instrumen Instrumen Tambahan
Basic set : Biggas
Bengkok 2 Kasa steril (5)
Nailpuder2 Section
Klem arteri 10 Big hak
Kom 2 Duk besar 2
Skapel 2 Duk lobang 1
Kooker 4 alkohol
Gunting jaringan 1 Betadine
Gunting benang 1 Benang, polysorb(2), plan(1), cide 2/0(1)
Pinset anatomis 2 Bisturi no.22
Pinset srilugis 2 Handscone
Jas operasi 4
Klem uterus 6

3. Pelaksanaan Asisten/Instrumen
No. Tindakan Peralatan yang Disiapkan
1. Desinfeksi Kom, betadin, alcohol, klem, kasa
2. Drapping Duk besar 2, duk lobangl, duk klem 4
3. Pemasangan slang suction Slang suction, duk klem
4. Insisi area operasi, arah insisi vertikal Bisturi no.22, skapel, klem arteri, kasa steril, pinset srilugis besar.
5. Insisi uterus, arah horizontal Bisturi 9220, skapel, suction, big hak
6. Pengambilan bayi dan pemotongan plasenta, Gunting, klem 2, suction
7. Pengambilan plasenta Bengkok, suction
8. Pemasangan klem uterus di area insisi uterus Klem uterus, bighak
9. Disinveksi area uterus bagian dalam Kasa 2, betadine, big hak
10. Heating uterus Nailpuder, jarum, benang polysorb, gunting, klem arteri, kasa.
11. Heating lapisan uterus (perika) Benang plan (2/0), nailpuder, jarum, gunting, klem arteri, kasa
12. Desinfeksi lapisan uterus Kasa, betadine, klem uterus
13. Heating peritonium Coker, nailpuder, jarum, plan (2/0), gunting, klem arteri, kasa
14. Heating otot Coker, nailpuder, jarum, plan (2/0), gunting, klem arteri, kasa
15. Heating fasia Coker, nailpuder,jarum, polysorb, gunting, klem arteri. kasa
16. Heating subcutis Coker, nailpuder, jarum, plan (2/0), gunting, klem, kasa
17. Heting kulit Coker, nailpuder, jarum, cide (2/0). Gunting, klem, kasa
18. Desinfeksi area jahitan Betadine, kasa, kom
19 Penutupan area operasi Kasa kering 2, kasa+betadine 2, hepafix
20. Pemasangan gurita dan pembalut, serta pemindahan pasien keruang RR Gurita, Jarit, Pembalut, Bed

C. Asuhan Keperawatan Post Operatif
I. Pengkajian
a. Pengkajian primer
A (Airway) : Tidak Ada sumbatan Jalan Nafas
B (Breathing) : Suara nafas vesikuler, RR : 20X/menit
C (Circulation) : Tidak ada sianosis, kapilery revil < 2 detik, TD 130/80
mmHg.
b. Pengkajian sekunder
Kesadaran pasien : Compos Metis
TD : 130/80 mmHg.
Nadi : 86X/menit

Pemeriksaan fisik :
1) Kepala : Bentuk mesocepal, tidak ada benjolan, distribusi rambut
baik dan bersih
2) Mata : Sklera unikterik, konjungtifa tidak anemis, mata simetris.
3) Hidung : Bersih, distribusi rambut baik, tidak ada nafas cuping
hidung.
4) Mulut : Mukosa lembab, gigi bersih, tidak ada pembesaran tonsil.
5) Telinga : Simetris, tidak ada serumen
6) Leher : Tidak ada JVP.
7) Dada : Bentuk dada normal, payudara simetris, tidak ada masa,
ekspansi dada normal, tidak ada otot bantu nafas.
8) Abdomen : Terdapat luka insisi operasi arah vertical, peristaltic usus
menurun, turgor kulit normal.
9) Genetalia : Terpasang DC.
10) Ekstremitas : Tangan kanan terpsang infuse RL, ekstremitas lengkap,
pasien belum bisa mengangkat kedua tungkai kaki

Jenis Anestesi : Spinal anestesi
Pemeriksaan Bromage Score
No. Kriteria Masuk Keluar
1. Gerakan penuh di tungkai 1 1
2. Tidak mampu ekstensi tungkai 0 2
3. Tidak mampu fleksi lutut 1 2
4. Tidak mampu fleksi pergelangan kaki 0 1
Nilai

II. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kesadaran pasien yang belum optimal

b. Rencana Keperawatan
1) Tujuan
Resiko cedera menurun (perilaku keamanan : pencegahan jatuh)

Kriteria Hasil: dalam waktu 15 menit, klien dapat:
a) Mencegah terjadinya jatuh
b) Kesadaran optimal
c) Mengembangkan strategi pengendalian resiko cedera.

2) Rencana Tindakan Keperawatan
a) Indentifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan, misal : defisit motorik/sensorik, perubahan status fisik, tingkat kesadaran klien
b) Identifikasi faktor lngkungan yang memungkinkan resiko jatuh (posisi pasien senyaman mungkin)
c) Pantau tingkat kesadaran pasien dan lakukan RPS yaitu dengan Bromage score
d) Anjurkan untuk makan dan minum langsung setelah operasi
e) Anjurkan Bed rest selama 24 jam

3) Implementasi
No Implementasi Respon Pasien
1 Memantau tingkat kesadaran pasien Klien Kooperatif
2 Memasang penghalang tempat tidur Klien Kooperatif
3 Mengajak klien berbincang-bincang (menanyakan nama dan alamat) Klien Kooperatif
4

Menganjurkan makan dan minum langsung setelah operasi dengan penyajian yang masih hangat. Klien Kooperatif

4) Evaluasi Sumatif
No SOAP TTD
1 S: klien mengatakan masih sakit
O:
a. TTV:
TD:100/60 mmHg
N : 88 x/mnt
RR : 20 x/mnt
T : 36,5oC
b. Kesadaran : Bromage Score: 1, tidak mampu fleksi lutut
c. Bngun bila dipanggil
d. Gringsang
e. Terpasang plang bed.
A: masalah teratasi sebagian