ADAPTASI ORGANISME INTERTIDAL

Adaptasi yang dilakukan fauna intertidal mulai saat organisme mulai terpapar di udara terbuka sehingga kehilangan cairan tubuh untuk adaptasi tersebut mulai berlangsung. Fauna intertidal memiliki system tubuh yang dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan cairan yang cukup besar selama berada di udara terbuka dalam rentang waktu yang bervariasi saat menunggu saat datangnya pasang air laut.
Mekanisme sederhana dari adaptasi dilakukan oleh fauna intertidal untuk berbagai macam aktivitas hidupnya. Adaptasi pada fauna intertidal ini berupa adaptasi terhadap kehilangan air, pemeliharaan keseimbangan panas, tekanan mekanik, pernafasan, cara makan, tekanan salinitas, dan reproduksi. Bentuk adaptasi fauna intertidal juga dipengaruhi oleh substrat habitatnya hidup. Antara habitat bersubstrat pasir, lumpur atau berbatu-batu.
Bentuk adaptasi pada fauna intertidal yang bergerak dengan yang memiliki gerakan terbatas juga berbeda. Bagi fauna yang bergerak, dapat mencari celah, lubang atau tempat galian yang basah atau memiliki sedikit genangan air sebagai tempatnya berlindung. Namun bagi fauna intertidal yang sesil atau pergerakannya sangat lambat untuk mencari celah perlindungan diwaktu surut mereka beradaptasi dengan kemampuan untuk menggali substrat sampai kedalaman yang cukup untuk menyembunyikan tubuhnya ke dalam substrat sampai waktu air pasang kembali menggenangi lubang persembunyiannya. Kedalaman lubang persembunyian bagi fauna intertidal ini berbeda-beda tergantung ketersediaan oksigen yang dimiliki organisme untuk bertahan hidup dalam lubang persembunyiaannya.
Bentuk tubuh dari fauna intertidal juga dapat menunjukkan tujuan dari bentuk adaptasinya. Struktur cangkang yang kasar memungkinkan panas yang dipantulkan saat terpapar sinar matahari lebih besar jika dibandingkan dengan struktur cangkang yang halus.