Upaya Menurunkan Angka Kematian Bayi Dan Meningkatkan Kesehatan Ibu Hamil Di Indonesia

UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DAN MENINGKATKAN KESEHATAN IBU HAMIL DI INDONESIA

Hafidhu Nalendra

Mahasiswa S1 Pre-Klinik Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Setiap anak yang terlahir ke muka bumi adalah fitrah, suci dari dosa, putih bersih seperti kertas putih kosong. Keberhasilan mereka atau kegagalan mereka di masa depan sangat ditentukan oleh pembinaan di keluarga saat mereka berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Keluarga, sebagai organisasi terkecil dalam kehidupan, memiliki peran yang besar dalam tumbuh kembang anak. Setiap keluarga penting untuk mengetahui periode tumbuh kembang anak agar bisa melakukan tindakan yang tepat bagi anaknya.

Tahap-Tahap Penting Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

  1. Masa Prenatal / Janin
    Trimester I : Pembentukan otak
    Trimester II : Pembentukan alat tubuh
    Trimester III : Penyempurnaan bentuk dan fungsi alat tubuh
  2. Masa Bayi / Infancy
    0-28 hari : Penting untuk persalinan yang memadai, mewaspadai keadaan darurat.
    29 hari – 11 bulan : Penting untuk pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
  3. Masa Anak dibawah lima tahun (balita)
    Terjadi perkembangan motorik berupa gerak kasar dan halus, intelektual berupa mengenal huruf, emosional dengan orang tua, perkembangan otak pesat dengan meningkatnya sambungan antar neuron.
  4. Masa Pra Sekolah (60 bulan – 72 bulan)
    Kemampuan sensorik berkembang dengan baik, memori sudah dapat berfungsi, emosional dengan lingkungan luar rumah mulai berkembang.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.  Maka dari itu, setiap tahap tumbuh kembang anak harus dijalani sebaik-baiknya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan kasih sayang. Bila tidak, waktu tidak bisa dikembalikan, walaupun beberapa jenis kerusakan bisa dikembalikan saat usia muda misalnya fraktur tulang ringan.

Kondisi Saat Ini

Indikator 2007 2009 Target MDG’s
Angka Kematian Ibu ** 228 102
Angka Kematian Neonatus * 19
Angka Kematian Bayi * 34 19
Angka Kematian Balita (1-5 tahun) * 44 32
Akses Pelayanan Antenatal (K1) 91,23 94,51 94 %
Pelayanan Ibu Hamil Sesuai Standar (K4) 80,26 85,45 84 %
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Pn) 77,21 84,38 82 %

*) per 1.000 kelahiran hidup
**) per 100.000 kelahiran hidup
Sumber: Profil Kesehatan Indonesia 2009, (Departemen Kesehatan RI).

Menurunkan angka kematian ibu adalah target utama MDG’s di Indonesia karena angka pencapaiannya masih jauh dari target. Jika dilihat dari usaha pencegahannya (K1, K4,Pn), walaupun sudah mencapai target tetapi masih bisa ditingkatkan lagi agar angka kematian Ibu bisa ditekan hingga mencapai target. Pepatah mengatakan, menjaga untuk stabil lebih sulit daripada meraih peningkatan pencapaian. Pepatah tersebut harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan di semua target MDG’s ini guna meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.

Penyebab Kematian Anak

Menurut Data Riset Kesehatan Dasar 2010 Departemen Kesehatan, penyebab kematian anak neonatal terbesar di Indonesia adalah ganggauan kelainan pernafasan, prematuritas, dan sepsis. Selain itu juga perlu diwaspadai hipotermi, kelainan perdarahan dan kuning, postmatur, pneumonia, tetanus, cedera lahir, defisiensi nutrisi, dan malformasi kongenital. Sedangkan penyebab kematian balita terbesar di Indonesia adalah diare dan pneumonia. Selain itu juga perlu diwaspadai meningitis/ensefalitis, demam berdarah dengue, necroticans entero collitis,  kelainan saluran pencernaan, kelainan jantung congenital dan hidrosefalus, campak, sepsis, tetanus, kecelakaan/trauma, malnutrisi, TB, malaria, dan leukemia.

Keyakinan Setempat

Terdapat satu prinsip dalam masyarakat yaitu apabila seorang anak meninggal, maka orang tua akan mendapat tempat disurga. Hal tersebut harus diluruskan agar tidak terjadi salah paham. Prinsip tersebut berlaku hanya jika sang anak dirawat sebaik-baiknya, misalnya meninggal karena kecelakaan yang bukan karena kelalaian orang tuanya atau meninggal dunia karena sakit parah yang sudah diupayakan kesembuhannya dengan maksimal. Saat seperti itu pasti orang tua merasa terpukul, karena anak yang diharap-harapkan dan dirawat sebaik-baiknya ternyata harus meninggalkan kehidupan di dunia.

Pentingnya Posyandu dan Puskesmas

Posyandu (pos pelayanan terpadu) adalah pusat pelayanan kesehatan terpadu dari masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga. Posyandu berada di tingkat desa atau kelurahan dengan bimbingan dari puskesmas kecamatan. Sasaran posyandu adalah bayi/balita, ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur, serta pria usia subur. Tujuan pelaksanaan posyandu adalah mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi, mencegah diare, pelayanan KB, meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat.

Jenjang Posyandu

  1. Posyandu Pratama : Kualitas kurang, kegiatan belum rutin, kader terbatas
  2. Posyandu Madya : Kegiatan teratur, jumlah kader 5 orang
  3. Posyandu Purnama : Kegiatan teratur, cakupan program baik, mempunyai program tambahan
  4. Posyandu Mandiri : Kegiatan teratur, cakupan program baik, memiliki dana sehat dan dana Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JKPM) yang mantap.

Data dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan menunjukan pada tahun 2004, persentase posyandu di Indonesia: pratama 33,6%, madya 39,7%, purnama 23,6%, mandiri 2,9%. Program pendidikan keluarga, ibu-ibu Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, serta kader posyandu adalah penting. Keluarga adalah dokter yang paling baik, karena selalu hidup bersama anak, sehingga mengetahui riwayat tumbuh kembang serta riwayat penyakit anak. Jika disempurnakan dengan penyuluhan, keluarga sangat menunjang tumbuh kembang anak yang baik. Terutama keluarga bisa mengenali keadaan gawat darurat serta melakukan upaya penyelamatan segera terhadap keadaan gawat darurat, lalu membawanya ke pusat layanan kesehatan terdekat. Sebaiknya edukasi ini dilakukan per keluarga, tergantung kasus masing-masing anaknya.

Beberapa daerah di Indonesia tidak memiliki posyandu yang baik karena salah satu persoalannya adalah anggapan bahwa posyandu hanya milik petugas kesehatan. Eksklusifitas ini harus dihilangkan dengan cara memilih kader posyandu yang bisa diterima masyarakat. Pemilihan ini bisa dilakukan oleh ketua RT/RW yang mengetahui karakteristik setiap warganya.

Selain itu juga, pada beberapa daerah posyandu kurang diterima karena adanya layanan KB. Pada kasus ini, petugas kesehatan harus memberikan pemahaman bahwa KB bukanlah sekedar program pembatasan kelahiran, tapi juga perencanan berkeluarga. Program ini penting guna membentuk anak-anak yang sehat lahir dan batin.

Pepatah mengatakan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat primer bertugas melayani kesehatan masyarakat di tingkat kecamatan secara menyeluruh. Tidak hanya pengobatan, tapi juga pencegahan dan penyuluhan.

Berhati-hati Memilih Pasangan Hidup

Memilih pasangan hidup seharusnya dilandasi rasa kasih sayang. Calon Ibu tidak boleh merasa tertekan. Misalnya pada kasus pernikahan yang dijodohkan dan sang ibu tidak bahagia, bisa sangat mempengaruhi tumbuh kembang anaknya baik mental maupun fisik. Menurut hasil studi dari Jurnal Terbuka BMC Public Health yang dilakukan di Bangladesh, isu-isu kesehatan mental cenderung menjadi kontributor utama angka kematian bayi dan tingkat kesehatan anak yang memprihatinkan, di atas kemiskinan, kekurangan gizi, atau status sosio-ekonomi rendah.

Perawatan dan Imunisasi Sebelum dan Saat Melahirkan

Ada baiknya sebelum melahirkan, kedua orang tua melakukan serangkaian pemeriksaan penyakit keturunan atau konseling genetik, agar bisa dilakukan upaya untuk meminimalisir adanya penyakit kongenital. Apabila dipastikan ibu dan bapak memiliki bawaan penyakit membahayakan, sebaiknya mengadopsi anak bila ingin memiliki anak. Selain itu juga penting bagi ibu hamil melakukan imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Imunisasi ini dilakukan 2 kali dengan jarak 4 minggu sebelum kehamilan 8 bulan. Selain itu juga penting menjaga cadangan gizi bagi calon ibu hamil, seperti cadangan asam folat guna pembentukan system syaraf anak yang baik. Penjagaan cadangan gizi bagi ibu hamil dapat dilakukan dengan mengonsumsi bahan makanan alami yang sesuai, misalkan untuk cadangan asam folat diperlukan sayuran hijau. Jumlah dan komposisinya bisa dikonsultasikan ke ahli gizi.

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2007.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2009.

Departemen Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2010.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan. Tersedia di http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php, akses pada 20 September 2011.

Deswita. 2005. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) Pada Ibu Hamil (Bumil). Tersedia di http://putriazka.wordpress.com/2005/04/20/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-ibu-hamil-bumil/, akses pada 20 September 2011.

Olgar, Maulana Musa. 2006. Tips Mendidik Anak Bagi Orangtua Muslim. Yogyakarta: Citra Media.

Sembiring, Nasap. 2004. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta Masyarakat dalam Usaha Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Sumatera Utara: FKM USU.

Siwi. 2010. Ibu yang Depresi Cenderung Lahirkan Bayi Kecil. Tersedia di http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/10/08/30/132470-ibu-yang-depresi-cenderung-lahirkan-bayi-kecil, akses pada 20 September 2011.

Stalker, Peter. 2008. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya di Indonesia. Bappenas & UNDP. Tersedia di http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let Speak Out or MDGs -ID.pdf, akses pada 18 September 2011.