Tunjuk Ajar Melayu: Bagaimana Memilih Pemimpin?

Tunjuk Ajar Melayu: Bagaimana Memilih Pemimpin?
Orang-orang tua Melayu menegaskan, kalau memilih pemimpin karena elok hatinya.
Ilustrasi.
Pemimpin adalah orang yang dituakan, begitu menurut buku Tunjuk Ajar Melayu karya budayawan Riau, Tenas Effendy. Tunjuk Ajar Melayu yang tersusun dalam bentuk pantun indah ini berisi kumpulan petuah, amanah, suri teladan, dan nasihat yang membawa manusia ke jalan lurus yang diridhoi Allah serta berkah-Nya menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia dan akhirat.

Hampir semua suku yang hidup di Nusantara mempunyai seni tari, musik, berpakaian, membangun rumah, dan memasak bentuk seni lainnya tetapi tidak banyak yang memiliki khasanah budaya syair sekental suku Melayu.

Menyadari pentingnya pemimpin dalam kehidupan manusia, berbangsa, bernegara, bermasyarakat, berumah tangga, dan sebagainya, orang Melayu berusaha mengangkat pemimpin yang lazim disebut “orang yang dituakan” oleh masyarakat dan kaumnya. Pemimpin diharapkan mampu membimbing, melindungi, menjaga, dan menuntun masyarakat dalam arti luas, dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Orang-orang tua Melayu mengatakan: Bertuah ayam ada induknya, Bertuah serai ada rumpunnya Bertuah rumah ada tuanya Bertuah negeri ada rajanya Bertuah imam ada jemaahnya.

Maksud ungkapan itu adalah, bila negeri tidak beraja, bila kampung tidak berpenghulu, bila rumah tidak bertuan, angin lalu tempias pun lalu, tuah hilang marwah terbuang, hidup celaka sengketa pun datang.

Dikarenakan pemimpin mengemban tugas mulia dan tanggung jawab berat, seorang pemimpin wajib memiliki kepribadian sempurna dan berusaha terus-menerus menyempurnakannya. Sifat dan perilaku diungkapkan, antara lain sebagai berikut:

Yang dikatakan pemimpin Berkata lidahnya masin Bercakap pintanya kabul Melenggang tangannya berisi Menyuruh sekali pergi Mengihimbau sekali datang Melarang sekali sudah.

Makna ungkapan ini sama dengan “sabdo pandito ratu, tan kena wola-wali” dalam bahasa Jawa, artinya raja dan pendeta berkata sekali jadi, tidak boleh ditarik lagi. Bila berjanji ditepati, tidak seperti lazimnya janji kampanye pemilu.

Jangan pilih karena duitnya!

Orang-orang tua Melayu menegaskan, kalau memilih pemimpin jangan karena memandang elok mukanya, tapi pandang elok hatinya atau pilih yang mulia budi pekertinya. Juga dikatakan jangan memilih karena suku, tetapi memilih karena laku. Lebih lanjut, ungkapan adat mengatakan:

Kalau hendak memilih pemimpin: Jangan dipilih karena duitnya Jangan dipilih karena kayanya Jangan dipilih karena sukunya Jangan dipilih karena pangkatnya.

Tunjuk Ajar Melayu

menganjurkan agar memilih pemimpin karena budinya, lakunya, budi bahasanya, adilnya, benarnya, taat setianya, petuah amanahnya, tenggang rasanya, tegur sapanya, ikhlas hatinya, mulia ilmunya, tanggung jawabnya, iman takwanya, lapang dadanya, bijak akalnya, sifat tuanya, dan cergas rajinnya.

Betul-betul “komplit-plit”. Kalau semua orang Melayu dan Indonesia mengamalkan Tunjuk Ajar Melayu, negeri ini sudah lama adil, makmur, dan sejahtera karena tidak ada korupsi. Pertanyaanya, ke mana harus mencari calon pemimpin dengan kriteria seperti itu di tengah gelombang transaksionalisme yang menggulung negeri ini?

Kalau tidak ditemukan calon seperti itu, apakah butir-butir budaya Melayu Riau itu hanya igauan atau mimpi di siang bolong, alias tidak ada gunanya? Tentu saja tidak.

Tunjuk Ajar Melayu dan “petitah-petitih” dari berbagai suku Nusantara, yang penuh nilai kearifan lokal, perlu dilestarikan karena dapat dipakai sebagai pedoman dalam membangun karakter bangsa.

TUNJUK AJAR MELAYU – I.1. JATI DIRI MELAYU
TUNJUK AJAR MELAYU
(Untuk Pemula)
Bagian – I : IDENTITAS MELAYU

1. JATI DIRI MELAYU
Pengantar
Bagi orang melayu, agama islam adalah anutannya. Seluruh nilai budaya dan norma-norma sosial masyarakat wajib merujuk pada ajaran islam dan dilarang keras bertelikai apalagi menyalahinya. Karenanya, semua nilai budaya yang diangggap belum serasi dan belum sesuai dengan ajaran islam harus diluruskan terlebih dahulu. Nilai yang tidak dapat diluruskan segera dibuang. Acuan ini menyebabkan islam tidak dapat dipisahkan dari budaya, adat istiadat maupun norma-norma sosial lainnya dalam kehidupan orang malayu. Hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab, mengapa orang diluar islam yang menganut agama islam disebut “masuk melayu”. dan sebaliknya bila orang melayu keluar dari agama islam, tinggallah hak dan kewajibannya sebagai orang melayu. Didalam ungkapan adat dikatakan “Siapa meninggal syarak, maka ia meninggalkan Melayu, siapa memakai syarak maka ia masuk melayu”. atau “bila tinggal syarak maka gugurlah melayunya”.
Kental dan sebatinya orang Melayu dengan agama islam tercermin dari ungkapan adatnya, yang mengatakan antaralain:
Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah
Adat ialah syarak semata
Adat semata qur’an dan sunnah
Adat sebenar adat adalah kitabullah dan sunnah Nabi
Syarak mengata, adat memakai
Ya kata syarak benar kata adat
Adat tumbuh dari syarak, syarak tumbuh dari kitabullah
Berdiri adat karena syarak

Tingkat persebatian kehidupan orang melayu dengan islam dapat disimak dari tunjuk ajar Melayu yang amat banyak mengandung nilai-nilai luhur ajaran islam, serta anjuran dan dorongan agar setiap insan Melayu hendaklah hidup dengan penuh takwa kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
***
Keterangan :
Kalimat pertama disetiap paragraf dibaca berulang untuk kalimat berikutnya. contoh :
Apa tanda Melayu jati
Bekerja keras dimanapun jadi
Apa tanda Melayu jati
Bekerja tekun sampai kemati
dan seterusnya seperti diatas.
Untaian Ungkapan:
Apa tanda Melayu jati
Bersama islam hidup dan mati
Islam melekat didalam hati
Dengan Islam dia bersebati

Apa tanda Melayu bertuah
Islam tiada menyalah
Sebarang laku menurut sunah
Hidup takwa kepada Allah
Hidup mati bersam akidah

Apa tanda melayu berakal
Memeluk Islam ialah kekal
Didalam Islam ia beramal
Membela Islam tahan dipenggal

Apa tanda Melayu pilihan
Hidup matinya dalam beriman
Taat setia menyembah Tuhan
Di dalam Islam tiada menyeman

Apa tanda melayu terpilih
Memeluk Islam tiada berdalih
Membela Islam tahan sembelih
Kepada Allah tercurah kasih

Apa tanda Melayu bijak
Islam tahan dipijak
Di dalam Islam beranak pianak

Apa tanda Melayu beradat
Kepada Allah tempatnya ingat
Kepada Allah ia menepat
Syarak dipegang, sunnah diingat
Mengingat Allah tiada bertempat
Terhadap islam hatinya lekat

Apa tanda Melayu berlembaga
Syarak dijunjung, sunnah dijaga
Kepada Allah menghadapkan muka
Kepada Allah ia bertakwa

Apa tanda Melayu yang benar
Terhadap Islam ia tak ingkar
Kepada Islam ia bersandar
Membela Allah tahan dibakar
Ajaran Islam ia mengakar

Apa tanda Melayu terhormat
Kepada syarak ia menepat
Membela Islam tahan dipepat

Apa tanda Melayu senonoh
Memeluk Islam ianya sungguh
Mengerjakan ibadah tiada bertangguh
Membela islam tahan dibunuh

Apa tanda Melayu terpandang
Memeluk Islam hatinya tunggang
Membela Islam tahan dicencang
Mendirikan Islam tiada bercabang

Apa tanda orang Melayu
Kepada Islam ia bertumpu
Dengan Islam ia menyatu
Islam menjadi kain dan baju
Islam semata didalam kalbu
Syair Tunjuk Ajar Melayu
01. Wahai ananda hendaklah ingat
Hidup di dunia amatlah singkat
Banyakkan amal serta ibadat
Supaya selamat dunia akhirat
02. Wahai ananda dengarkan peri
Tunangan hidup adalah mati
Carilah bekal ketika pagi
Supaya tidak menyesal nanti
03. Wahai ananda dengarlah madah
Baikkan laku elokkan tingkah
Banyakan kerja yang berfaedah
Supaya hidupmu beroleh berkah
04. Wahai ananda dengarlah pesan
Kuatkan hati teguhkan iman
Jangan didengar bisikan setan
Supaya dirimu diampuni Tuhan
05. Wahai ananda peganglah janji
Berbuat khianat engkau jauhi
Banyakkan olehmu bertanam budi
Supaya kelak hidup terpuji
06. Wahai ananda cahaya mata,
Janganlah tamak kepada harta
Mencari nafkah berpada-pada
Supaya hidupmu tiada bernista
07. Wahai ananda sibiran tulang
Betulkan kaji, tegakkan sembahyang
Umur yang ada jangan dibuang
Supaya hidupmu dipandang orang
08. Wahai ananda buah hati bunda
Berpegang teguhlah pada agama
Beramallah engkau sehabis daya
Supaya selamat dari neraka
09. Wahai ananda belahan diri
Kerja menyalah jangan hampiri
Berbuat maksiat jangan sekali
Supaya hidupmu diberkahi ilahi
10. Wahai ananda mustika hati
Pandai-pandailah membawa diri
Hasutan orang jangan peduli
Serahkan diri pada ilahi
11. Wahai ananda intan terpilih
Jadilah engkau anak yang saleh
Berbuat baik jangan memilih
Bergaul jangan memilih kasih
12. Wahai ananda kekasih ibu
Dalam beralam dalamkan ilmu
Dalam beriman janganlah ragu
Ridho Allah yang engkau rindu
13. Wahai ananda kekasih ayah
Hanya Allah yang engkau sembah
Ibu dan bapa jangan disanggah
Supaya engkau beroleh berkah
14. Wahai ananda intan dikarang
Duduk beguru janganlah kurang
Berbuat baik janganlah kepalang
Supaya kelak hidupmu tenang
15. Wahai ananda tambatan hati
Jauhkan sifat iri dan dengki
Bekerjalah dengan sesungguh hati
Itulah bekal hidup dan mati
16. Wahai ananda ratna manikam,
Berpegang teguhlah kepada Islam
banyakkan amal siang dan malam
supaya hidupmu tidak tenggelam
17. Wahai ananda kuntum pilihan,
Syarak dan sunnah jangan abaikan
Berbuat kebajikan janganlah segan
Supaya engkau dirahmati Tuhan
18. Wahai ananda kemala negeri,
Kokohkan iman di dalam diri
Tunjuk ajar engkau dengari
Bulukan setan engkau jauhi
19. Wahai ananda cahaya rumah,
Dalam ibadah janganlah lengah
Kerjakan suruh, jauhkan cegah
Supaya hidupmu beroleh berkah
20. Wahai ananda payung sekaki,
Bersihkan niat lapangkan hati
Jauhkan segala perbuatan keji
Supaya hidupmu tidak terkeji
21. Wahai ananda cahaya gemilang,
Ilmu di dada jangan dibuang
Jauhkan segala pantang dan larang
Supaya hidupmu tidak terbuang
22. Wahai ananda tambatan jiwa,
Jauhkan olehmu sifat aniaya
Berbaik-baik sesama manusia
Supaya kelak tidak cedera
23. Wahai ananda mustika ayah,
Dalam beriman janganlah goyah
Betulkan akal luruskan langkah
Mohonlah petunjuk kepada Allah
24. Wahai ananda mustika bunda
Janganlah cuai dalam agama
Kerjakan sembahyang tiang agama
Supaya hidupmu selamat sempurna
25. Wahai ananda mustika alam,
Kekallah engkau memeluk Islam
Bersihkan diri luar dan dalam
Banyakkan ingat siang dan malam