TUGAS MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK

TUGAS MATA KULIAH PENYAKIT TROPIK

PENYUSUN:

Tuti Yuinatun 25010113120033
Nurlaila 25010113120062
Zuyyinatul Mualifah 25010113120164
Deni Lestari 25010113120191
Zahrotul Mahmudati 25010113130347
Miranti Puspitasari 25010113140331
Yunita Amilia 25010113140354

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
A. Pengertian Penyakit Tropik
Penyakit Tropis adalah penyakit yang lazim terjadi di daerah tropis dan subtropis. Penyakit ini meliputi penyakit menular maupun tidak menular, penyakit infeksi dan non infeksi. Istilah ini juga sering mengacu pada penyakit yang berkembang di wilayah panas berkondisi lembab, seperti malaria, demam berdarah dan kusta. Penyakit tropis adalah penyakit yang lazim dan unik pada daerah tropis dan subtropis. Penyakit-penyakit ini kurang lazim di daerah beriklim sedang, sebagian karena terjadinya musim dingin, yang mengontrol populasi serangga dengan memaksanya hibernasi.
B. Klasifikasi Penyakit Tropik
Klasifikasi penyakit tropik dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1) Penyakit tropik oleh virus
Virus adalah agen menular yang umumnya hanya terdiri dari materi genetik ditutupi oleh shell protein. Mereka hanya meniru dalam sel, yang menyediakan mesin sintetis yang diperlukan untuk menghasilkan partikel virus baru. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus diantaranya DBD, chikungunya, campak, hepatitis, HIV/AIDS, polio, dan flu burung.
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 atau DEN-4 (virus dengue tipe 1-4) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh virus dengue dari penderita DBD lainnya.
Masa inkubasi penyakit DBD, yaitu perode sejak virus dengue menginfeksi manusia hingga menimbulkan gejala klinis, antara 3-14 hari, rata-rata antara 4-7 hari.
Penyakit DBD tidak ditularkan langsung dari orang ke orang. Penderita menjadi infektif bagi nyamuk pada saat viremia, yaitu beberapa saat menjelang timbulnya demam hingga saat masa demam berakhir, biasanya berlangsung selama 3-5 hari.
Nyamuk Aedes aegypti menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap darah penderita DBD sebelumnya. Selama periode ini, nyamuk Aedes yang terinfeksi oleh virus dengue ini akan tetap infektif selama hidupnya dan potensial menularkan virus dengue kepada manusia yang rentan lainnya. (Fadjari, 2004).
Pencegahan DBD
• Pembersihan jentik
Pembersihan jentik dapat dilakukan dengan upaya seperti PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk, larvasidasi, dan penggunaan ikan sebagai predator alami nyamuk.
• Mencegah dari gigitan nyamuk
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk diantaranya dengan pemakaian kelambu, penggunaan obat nyamuk (bakar, oles, atau elektrik), tidak menggantung pakaian, dan melakukan penyemprotan (fogging).
b. Chikungunya
Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan Alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti dan Aedes africanus. Namanya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Swahili yang berarti “yang melengkung ke atas”, merujuk pada tubuh yang membungkuk akibat gejala-gejala arthritis.
Gejala utama penyakit chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga rasa sakit pada tulang. Sehingga ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang.
Virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadakt penderita akan mengalami demam tinggi selama tiga hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.
Meskipun sama-sama disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, tetapi berbeda dengan demam berdarah dengue. Pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian. Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam tujuh hari. (Anies, 2006).
c. Campak
Penyakit campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak (Morbilivirus). Penularannya terjadi melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita. Virus campak menyebar melalui percikan ludah penderita.
Gejalanya diantaranya adalah demam, batuk, pilek, dan timbul bercak merah di kulit 3-5 hari setelah seseorang menderita demam. Bercak mula-mula timbul di pipi di bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh, dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi dari penyakit campak adalah pneumonia, arthritis, dan ensefalitis yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen. (Habibi, 2015).
d. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, dan hepatitis G. beberapa virus-virus tersebut terdapat pada makanan yang tidak bersih dan hubungan seks yang tidak sehat dan normal.
Diagnosis hepatitis dapat dipastikan melalui anamnesis (wawancara) dengan dokter serta pemeriksaan fisik dan laboratorium. Dokter akan menanyakan hal-hal yang terkait dengan penularan hepatitis karena hepatitis A, B, C, atau hepatitis lain memberikan gejala yang hamper sama. Pada fase awal hepatitis, penderita belum merasakan gejala yang spesifik. Keluhan yang dirasakan antara lain mual, muntah, tidak nafsu makan, badan terasa lemas, dan mudah lesu.
Namun pada hepatitis B kronis memberikan gejala yang lebih serius, seperti mudah lelah, cemas, tidak nafsu makan, mual, muntah, dan merasa lemas. Dapat terjadi asites, yaitu penumpukan cairan dalam rongga perut sehingga perut terlihat membuncit. Jika sudah terjadi komplikasi pada hepatitis kronis, dapat terjadi perdarahan varises lambung, gangguan system saraf pusat berupa kejang, serta penurunan kesadaran sampai koma.
Sekitar 25% penderita hepatitis C mengeluh merasa lemas, mual, muntah, hilang nafsu makan, demam, dan nyeri ulu hati. Sebagian lagi mengeluh bahwa urine berwarna gelap, feses berwarna puti, serta kulit, kuku, dan bola mata bagian putih berwarna kuning. (Sari, 2008).
Pencegahan :
• Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas, berjabat tangan dengan orang lain, kontak fisik dengan binatang, dan sebelum makan.
• Menghindari narkoba, alcohol, alat suntik yang digunakan bergantian, dan alat cukur bersama
• Olahraga dengan teratur
• Bagi yang sudah menikah, berbuhungan seks yang sehat dan tidak berganti-ganti pasangan
• Hanya menggunakan obat-obatan yang disarankan dokter
• Mengkonsumsi makanan dengan pola yang seimbang
e. HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. Beberapa cara penularan virus HIV/AIDS adalah sebagai berikut:
• Hubungan seks tanpa kondom
• Berbagi alat suntik dengan orang yang positif mengidap HIV, terutama di kalangan pengguna narkotika suntik
• Ibu hamil positif HIV kepada bayinya selama masa kehamilan, persalinan dan/atau waktu menyusui
• Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV
Tidak ada obat untuk HIV, tapi ada pengobatan yang bisa digunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini akan membuat orang yang terinfeksi untuk hidup lebih lama sehingga bisa menjalani hidup dengan normal.
Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh manusia. HIV bisa ditemukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Cairan yang dimaksud adalah cairan sperma, cairan vagina, cairan anus, darah, dan ASI. HIV tidak bisa menyebar melalui keringat atau urin.
Di Indonesia faktor penyebab dan penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.
Berikut ini adalah beberapa cara penyebaran HIV lainnya:
• Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan atau menyusui.
• Melalu seks oral.
• Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
• Memakai jarum, suntikan dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.
Cara terbaik untuk mencegah HIV adalah dengan melakukan hubungan seks secara aman, dan tidak pernah berbagi jarum atau peralatan menyuntik apa pun. Semua yang pernah berhubungan seks tanpa kondom dan berbagi jarum atau suntikan, berisiko untuk terinfeksi HIV.
f. Polio
Poliomyelitis atau polio adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus polio, yang termasuk dalam kelompok enterovirus, family Picornavirus. Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita dan bisa juga dari air liur penderita. Selanjutnya, virus menginfeksi usus kemudian memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat yang menyebabkan melemahnya otot dan terkadang menyebabkan kelumpuhan.
Penyakit polio terbagi menjadi 3 jenis sebagai berikut:
• Polio non-paralisis, yang menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. Hal ini berlangsung 2-10 hari dan akan sembuh sempurna.
• Polio paralisis spinal, yang menyerang saraf tulang belakang dan menghancurkan sel pengontrol pergerakan tubuh. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian saraf tulang belakang dan batang otak sehingga mengakibatkan kelumpuhan seluruh anggota gerak badan.
• Polio bulbar, yang disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Polio bulbar dapat mengakibatkan kematian karena polio ini menyerang batang otak yang mengatur berbagai organ lainnya.
Pencegahan yang paling efektif terhadap penyakit poliomielitits adalah dengan pemberian vaksin polio yaitu OPV (Oral polio vaccine) maupun IPV (Inactivated polio vaccine). (Cahyono, 2010).
g. Flu Burung
Flu burung juga dikenal dengan istilah avian flu atau avian influenza (AI). Penyakit infeksi ini disebabkan oleh virus influenza tipe A dengan diameter 90-120 nanometer, dimana jenis yang banyak terjadi di daerah Asia adalah jenis H5N1. Pada awalnya, diketahui hanya burung yang terinfeksi oleh virus ini, dan penyebaran infeksi tersebut sangat cepat terjadi pada burung liar maupun burung peliharaan. Selanjutnya diketahui bahwa flu burung bisa juga menular dari burung yang terinfeksi ke manusia.
Kemungkinan penularan flu burung dari satu orang ke orang lainnya belum dikerahui dengan jelas. Akan tetapi, pada beberapa kasus diketahui seseorang terkena infeksi flu burung setelah mereka merawat penderita flu burung.
Jangka waktu munculnya gejala flu burung pada manusia serjak terkontaminasi oleh virus ini masih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, para ahli memperkirakan gejala munculnya antara 3-10 hari sesudah terkena infeksi ini. Gejala-gejala yang ditimbulkan serupa dengan gejala flu lainnya. (Krishna, 2008).
Pencegahan flu burung seperti pada pencegahan infeksi virus lain yaitu menjaga kondisi tubuh agar daya tahan tubuh tetap prima. Kondisi tubuh yang prima dapat dicapai dengan makan makanan bergizi, olahraga teratur dan kontinu, istirahat yang cukup, tidak merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Selain itu, perlu juga menjaga kebersihan diri serta melindungi diri saat kontak dengan unggas.
Penanggulangan pada unggas yaitu dengan pemusnahan unggas yang terinfeksi dan vaksinasi burung yang sehat. (Yatim, 2009).
2) Penyakit tropik oleh bakteri
Bakteri mengandung informasi genetik dan banyak peralatan yang diperlukan untuk menghasilkan energi dan bereplikasi secara independen. Beberapa bakteri, namun hanya dapat mereproduksi ketika tumbuh di dalam sel, dari mana mereka berasal nutrisi yang dibutuhkan..
a. Pertusis
1. Penyebab : Bordetella Pertussis.
2. Masainkubasi : 6-10 hari
3. Gejala : batuk sampai kesulitan bernafas
4. Penularan : dari manusia biasanya lewat airborne dan kontak langsung.
5. Pencegahan : imunisasi aktif dengan killed vaccine.
6. Pengobatan : macrolides seperti Erythromycine, Rovamycine,dll
b. Tetanus
1. Penyebab : Clostridium Tetani.
2. Penularan : lewat luka misalnya gigitan serangga, infeksi gigi, infeksi telinga,pemotongan tali pusat dll.
3. Masainkubasi : 3-21 hari tetapi kadang-kadang bisa lebih cepat misalnya 1 hari
4. Gejala : kaku dari otot bergaris,misalnya kaku pada kuduk, padarahan sehingga mulut sukar dibuka (lock jaw),muka meringis kesakitan (Rhisussardonicus), tetapi kesadaran tetap baik
5. Pencegahan : perawatanlukadandenganimunisasi TT (aktif) :
-DPT pada bayi (immunisasi dasar)
-DT pada anak umur 5 tahun (booster)
-TT pada ibu hamil dan anak usia 13 tahun keatas
c. Tuberculosa
1. Penyebab : Mycobacterium tuberculosa
2. Gejala : batuk > 2 minggu, nafsu makan berkurang, berkeringat malam hari, batuk darah.
3. Komplikasi : dapat menyerang diluar paru-paru misalnya kulit,tulang sampai keotak.
4. Pengobatan : dengan short term therapy.
d. Typhoid
1. Penyebab : Salmonelatyphosa
2. Masainkubasi : 7-20 hari.
3. Penularan : lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi.
4. Gejala : demam, lidah typhoid (kotor), gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
5. Komplikasi : perdarahan usus, perforasi usus dan kematian, bisa sampai ke otak, jantung dsb
6. Pencegahan : menjagakebersihanmakanminum
e. Pes
1. Penyebab : Yersinia pestis
2. Gejala : Pembesaran kelenjar lymphe dipangkal paha, panas dan bias meninggal karena menyerang paru-paru & otak.
3. Sumber penularan :Tikus dan pinjalnya.
4. Penularan : lewat gigitan pinjal.
5. Pencegahan : Pemberantasan tikus, pengendalian pinjal dengan pestisida.
f. Antraks
1. Penyebab : Bacillus anthracis
2. Penularan:
– Kontak dengan kulit manusia yang lesi,lecet/abrasi
– Mengkonsumsi daging yang terkontaminasi
– Menghisap spora di kandang hewan
– Digigit serangga yang baru menggigit hewan infektif
g. Leptospirosis
1. Penyebab : Leptospira interrogans
2. Penularan:
– Kontak dengan air, tanah dan lumpur yang tercemar bakteri
– Kontak dengan organ, darah dan urin hewan terinfeksi
– Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
h. Dhipteria
1. Penyebab : Corynebacterium Diphteriae
2. Masainkubasi : 2-5 hari tergantung berat ringannya penyakit.
3. Cara penularan : dari manusia lewat droplet infection atau percikan air liur atau nafas (direct=langsung) atau indirect=tidak langsung lewat air susu (jarang).
4. Pengendalian (control) :
– Immunisasi aktif dengan toxoid
– Pengobatan dengan ADS (=a nti diphteri serum) dan dengan suntikan Penicillin.
i. Cholera
1. Penyebab : Vibrio cholerae.
2. Gejala : sedikit panas,muntah dan berak-berak seperti air tajin dengan bau khas sekali.Timbul kekurangan cairan (dehydrasi) dari ringan sampai berat.
3. Penyebaran : melalui makanan,air dan lalat.
4. Pencegahan : diagnosis yang cepat, isolasi, pelacakan sumber penularan, desinfeksi, kaporisasi dan kebersihan lingkungan serta perorangan, KIE dan kerjasama lintas sektor.
5. Pengobatan :Tetracycline, infus kalau perlu.
j. Dysentri
1. Penyebab : Shigella sp.
2. Gejala : berak- berak demam tinggi, kadang-kadang berak darah. Bisa sampa idehydrasi.
3. Penularan : kontaminasi makanan oleh feces/ vomitus, serangga, lalat.
4. Pencegahan : Air yang bersih, pembuangan feces di jamban, pengawasan makanan dari lalat dsb,pengobatan terhadap penderita yang baik.
3) Penyakit tropik oleh parasit
Parasit adalah organisme yang hidup di dalam atau pada organisme lain, tuan rumah, pada biaya yang mereka memperoleh beberapa keuntungan seperti makanan. Kelompok ini mencakup protozoa patogen (organisme bersel tunggal yang lebih kompleks daripada bakteri) dan cacing (organisme multisel sering disebut sebagai cacing). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit diantaranya malaria, askariasis, filariasis, trichiuris dan ankylostomiasis.
a. Penyakit multisistem utama – Amebiasis, penyakit hidatidosa, skistososmiasis, taeniasis, Chagas disease & Paragonimasis.
b. Penyakit abdominal dan gastrointestinal – sebagian besar buang air kecil meliputi- Ascariasis, Strongyloidiasis, Ancylostomiasis, Anisakiasis, Capillariasis & Giardiasis. Sebagian besar usus meliputi – Trichriasis & Helminthoma. Liver involving – Clonorchiasis, liver flukes & Fascioliasis.
c. Penyakit jaringan lunak – Drancuncliasis & Filarial diseases.
d. Penyakit lainnya: – Malaria, Dengue, Tropical splenomegaly & Kala azar
C. Alasan Perlu Mengetahui tentang Penyakit Tropik
Karena kita sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat khususnya pada peminatan epidemilogi penyakit tropik sangat perlu mempelajari apa yang menjadi tanggung jawab kita sebagai mahasiswa dan sebagai warga negara Indonesia yang merupakan negara beriklim tropis dengan beribu-ribu pulau dan sudah dipastikan kalau cuaca di negara beriklim tropis sangat berbeda dengan cuaca di negara beriklim subtropis.
Negara beriklim tropis yang tidak lain adalah tempat kita tinggal mempunyai berbagai macam masalah terutama pada masalah kesehatansalah satunya adalah penyakit tropik. Sehingga sebagai mahasiswa epidemiologi akan sangat bermanfaat jika mengetahui ilmu tentang berbagai macam mengenai penyakit tropik misalnya mulai dari pengertian dan karakteristiknya. Karena jika terjadi wabah penyakit tropik, pastinya membutuhkan ahli epidemiologi untuk mengatasi wabah tersebut.Selain itu dengan mempelajari ilmu penyakit tropis kita dapat menjelskan secara epidemiologis dan melakukan pengelolaan usaha-usaha promotif preventif, dan rehabilitatif serta dapat melakukan pennaggulangan terhadap penyakit tropis tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anies. 2006. Seri Lingkungan dan Penyakit: Manajemen Berbasis Lingkungan, Solusi Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Menular. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Cahyono, J.B. Suharjo. 2010. Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Fadjari, Trinugroho Heri. 2004. Demam Berdarah. Jakarta : PT Mizan Publika.
Habibi, MA Muazar. 2015. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini. Jakarta : Deepublish Publisher.
Jethva, Maulik dan Panchal, Manisha. 2014. Role of Radiology in Tropical Diseases. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS). e-ISSN: 2279-0853, p-ISSN: 2279-0861.Volume 13, Issue 10 Ver. V (Oct. 2014), PP 23-26. (Diakses pada 24 Februari 2016).
Sari, Wening, dkk. 2008. Care Yoursef, Hepatitis. Jakarta : Penebar Plus.
Khrisna. 2008. Mengenali Keluhan Anda : Info Kesehatan Umum untuk Patient. Jakarta : Informasi Medika.
Yatim, Faisal. 2009. Macam-macam Penyakit Menular & Cara Pencegahannya Jilid 2. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
UNAIR. Penyakit Tropis. Diakses dari http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7j.pdf pada 24 Februari 18.30 WIB
http://www.academia.edu/9330819/PENYAKIT_TROPIS, diakses 24 Februari 2016.
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_7j.pdf, diakses 24 Februari 2016.