TEKNIK PROBLEM POSING

Teknik problem posing merupakan salah satu teknik kreatif yang dikembangkanoleh Paulo Freire pada tahun 1972. Problem posing bermakna mengajukan soal atau masalah. Silver (1996) mengemukakan batasan problem posing sebagai berikut “ proble posing dappat diartikan sebagai pembuatan masalah baru maupun merumuskan kembali masalah yang telah diberikan”.

Tahapan-tahapan pembelajaran problem posing meliputi :
1. Tahap Perencanaan
a) Penyusunan rancangan kegitan dan bahan pembelajaran.
b) Guru mengorganisasi bahan pembelajaran dan mempersiapkannya .
c) Guru menyusun rencana pembelajaran, termasuk di antaranya kisi-kisi hasil belajar ranah kognitif dan afektif.

2. Tindakan
a) Guru menjelaskan tentang pembelajaran yang akan diharapkan kepada siswa dengan harapan mereka dapat memahami tujuan serta dapat mengikuti dangan baik proses pembelajaran baik dari segi frekuensi maupun intensitas. Penjelasan meliputi bahan yang akan diberikan kegiatan sampai dangan prosedur penilaian yang mengacu pada ketercapaian prestasi belajar baik dari ranah kognitif maupun afektif.
b) Guru melakukan tes awal yang hasil nya digunakan untuk mengetahui tingkat daya kritis siswa. Hasil tes tersebut akan menjadi dasar pengajar dalam membagi peserta didik kedalam sejumblah kelompok. Apabila jumlah siswa dalam satu kelas adalah 30 orang. Agar kegitan dalam kelompok berjalan dengan proporsioal maka setiap kelompok terdiri atas 5 orang sehingga akan ada 6 kelompok . Fungsi pembagian kelompok ini antara lain untuk memporoleh pengamatan yang terfokus, namun juga merata, dalm arti setiap kelompok hendaknya terdiri atas siswa yang memiliki kecerdasan heterogen.
c) Pegajar kemudian menugaskan setiap kelompok belajar untuk meresume beberapa buku yang berbeda dengan sengaja dibedakan antarkelompok.
d) Masing-masing siswa dalam kelompok membentuk pertanyaan berdasarkan hasil resume yang telah dibuatnya dalam lembar problem posing 1 yang telah disiapkan (antara 5-7 pertanyaan)
e) Kesemua tugas membentuk pertanyaan dikumpulkan kemudian dilimpahkan pada kelompok yang lainnya. Misalnya tugas membentuk pertanyaan kelompok 1 diserahkan kepada kelompok 2 untuk dijawab dan dikritisi, tugas kelompok 2 diserahkan kepada kelompok 3, dan seterusnya hingga kelompok 6 kepada kelompok 1.
f) Setiap siswa dalam kelompoknya melakukan diskusi internal untuk menjawab pertanyaan yang mereka terima dari kelompok lain disertai dengan tugas resume yang telah dibuat kelompok lain tersebut. Setiap jawaban atas pertanyaan ditulis pada lembaga problem posing II.
g) Pertanyaan yang telah ditulis pada lembar problem posing 1 dikembalikan pada kelompok asal untuk kemudian diserahkan pada guru dan jawaban yang terdapat pada lembar problem posing II diserahkan kepada guru.
h) Setiap kelompok mempresentasikan hasil rangkuman dan pertanyaan yang telah dibuatnya paada kelompok lain. Diharapkan adanya diskusi menarik diantara kelompok-kelompok baik secara eksternal maupun internal menyangkut pertanyaan yang telah dibuatnya dan jawaban yang paling tepat untuk mengatasi pertanyaan-pertanyaan bersangkutan. Pada saat yang bersamaan guru menyerahkan pula formal penilaian yang diisi siswa sendiri evaluasi diri. Jadi, siswa diberikan kesempatan untuk menilai sendiri proses dalam hasil pembelajarannya masing-masing.

3. Observasi
Kegiatan observasi sebetulnya dilakukan bersamaan dan setelah rangkaian tindakan yang diharapkan pada siswa. Observasi yang dilakukan bersamaan dengan tindakan adalah pengalaman terhadap aktivitas dan produk dalam kelompoknya masing-masing dan terhadap kelompok lainnya. Produk yang dimaksudkan di sini adalah sejauh mana kemampuannya dalam membentuk pertanyaan. Apakah pertanyaan ataupun aktifitas lebih mengarah pada aspek afektif.
kelebihan dan kekurangan problem posing, Petahuddin (1998:22) menyatakan bahwa :
a. Kelebihan Pendekatan Problem Posing
1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mencapai pemahaman yang lebih luas dan menganalisis lebih mendalam tentang suatu topik yang diajarkan di kelas.
2) Memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut.
3) Memberikan kesempaatan pada siswa untuk mengembangkan sikap kreatif dan bertanggunng jawab.
4) Pengetahuan yang didapat yang banyak berhubungan dengan minat akan lebih dirasakan siswa dan berguna untuk hidup meraka.
b. Kekurangan Pendekatan poblem Posing
1) Sering kali siswa melakukan penipuan, siswa hanya meniru atau menyalin pekerjaan temannya, tanpa mengalami peristiwa belajar.
2) Apabila tugas terlalu sering diberikan maka ketenangan mental akan terganggu.
3) Menyita waktu yang lebih banyak bagi pengajar, khususnya waktu koreksi jawaban siswa.