Taksonomi Tanaman Singkong

Taksonomi tanaman singkong menurut Grace dalam Hidayat (2009) adalah sebagai berikut:

Divisio             : Spermatophyta

Subdivisio       : Angiosperma

Klas                 : Dicotiledoniae

Ordo                : Geraniales

Famili              : Eurphorbiaceae

Subfamili         : Eurphorbiaceae (Contonoideae)

Tribe                : Manihoteae

Genus              : Manihot

Spesies            : Manihot esculante Crantz atau Manihot utilisima

Singkong merupakan tanaman berumur panjang yang tumbuh di daerah tropika dengan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, tahan terhadap musim kemarau dan mempunyai kelembaban yang tinggi, tetapi sensitif terhadap suhu rendah.

Tanaman singkong mempunyai adaptasi yang luas. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai tinggi, yaitu dari 0 sampai 2500 m di atas permukaan laut, maupun di daerah kering dengan curah hujan sekitar 500 mm/tahun, asalkan air tidak sampai tergenang.

Singkong dapat digunakan bahan langsung sebagai bahan pangan. Singkong mempunyai banyak variasi untuk dapat dibuat sebagai bahan pangan atau bentuk lainnya (Simanjuntak, 2006). Menurut Tjokroadiskoesoemo dalam Simanjuntak (2006), kelemahan utama yang menyebabkan singkong kurang diterima secara menyeluruh dan hanya dimanfaatkan sebagai makanan pokok di daerah pedesaan dan pegunungan terpencil pada saat musim paceklik atau sewaktu panen padi dan jagung yang kurang memuaskan.

Menurut Anin (2011), singkong ada 2 macam, yaitu singkong kuning dan singkong putih. Singkong kuning (singkong mentega) jika dimasak memiliki tekstur yang pulen dan cenderung lembut layaknya mentega. Singkong ini cocok untuk dibuat penganan singkong yang dihaluskan misalnya comro, getuk, ketimus, atau singkong goreng.

Singkong kuning tidak cocok untuk dibuat keripik karena keripik sulit untuk mengering. Sebelum digoreng, singkong ini lebih baik direbus dahulu bersama bumbu hingga matang dan sedikit pecah, baru digoreng dengan minyak panas. Singkong putih lebih cocok untuk membuat keripik, karena teksturnya lebih padat dan keras.

Singkong yang baik memiliki penampakan yang mulus, tidak terlalu banyak akarnya, tidak berwarna kebiruan dan tidak kering di bagian luarnya, juga tidak banyak “luka” pada kulitnya.  Singkong kuning adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Singkong kuning mengandung energi sebesar 157 kilokalori, protein 0,8 gram, karbohidrat 37,9 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 33 miligram, fosfor 40 miligram, dan zat besi 1 miligram.  Selain itu di dalam singkong kuning juga terkandung vitamin A sebanyak 385 IU, vitamin B1 0,06 miligram dan vitamin C 30 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Singkong Kuning, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 75 %.