Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi Pembelajaran Inkuiri

Konsep Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Jadi secara singkat dapat dikatakan strategi pembelajaran ini menekankan pada proses mencari dan menemukan inti dari suatu materi pelajran, guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing. Aktivitas pembelajaran dalam strategi ini bisasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.

Ada tiga ciri utama dari dari strategi pembelajaran inkuiri. Yang pertama adalah penekanan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan atau dengan kata lain siswa ditempatkan sebagai subyek belajar. Kedua seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (sel belief). Ketiga tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sestematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Jadi, dalam strategi pembelajaran ini, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat memahami materi pelajaran tapi juga meningkatkan kemampuan berfikir.

Prinsip – prinsip Strategi Pembelajaran Inkuiri

Ada lima prinsip dalam strategi pembelajaran inkuiri. Kelima strategi tersebut adalah:

  • Berotientasi pada pengembangan intelektual

Karena tujuan dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Maka strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Oleh karena itu, criteria keberhasilan dari roses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

  • Prinsip interaksi

Dalam strategi ini, sangat ditekankan adanya interaksi antara guru dan siswa, dan dalam hal ini interaksi itu berupa pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

  • Prinsip bertanya

Peran guru dalam strategi pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawa setiap pertannyan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru utnuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan, apakah itu hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, untuk melacak ,mengembangkan kemampuan atau untuk menguji

  • Prinsip belajar untuk berfikir

Belajar bukan hanya menghafal atau mengingat suatu fakta atau konsep akan tetapi belajar harus mancangkup peningkatan proses berfikir.

  • Prinsip keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu meungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

 Langkah – langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri

Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam strategi pembelajaran inkuiri yaitu:

  • Orientasi

Lankah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkonsisikan agar siswa siap melaksanakn proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yang pertama adalah penjelasan mengenai topik, tujuan serta hasil belajar yang diharapkan. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan menjelaskan pokok – pokok kegiatan yang akan dilakukan. Yang terakhir adalah menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar.

  • Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka – teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, antara lain masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa, dengan kata lain guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa. Selain itu syarat lain adalah masalah itu haruslah memiliki jawaban yang pasti, dan yang terakhir konsep utama dari masalah itu haru sudah diketahui oleh siswa sebelumnya.

  • Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalah yang sedang dikaji. Pada tahap ini sesuai dengan prinsip keterbukaan, siswa memiliki kesempatan yang bebas untuk merumuskan hipotesisnya sendiri sesuai dengan tingkat rasional yang ia miliki.

  • Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran ini, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sagat penting dalam pengembangan intelektual. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan.

  • Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data. Pada tahap ini aspek yang dilatih adalah tingkat keyakinan siswa terhadap hipotesis yang mereka buat, selain itu aspek lain yang dilatih adalah kemampuan untuk berfikir rasional.

  • Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil hipotesis.

 Keunggulan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri

Keunggulan

  • Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara berimbang.
  • Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  • Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman
  • Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

Kelemahan

  • Sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
  • Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
  • Terkadang dalam pengimplementasiannya memakan waktu yang leih lama dari jadwal yang sudah ditentukan.

Pendekatan Inquiry Discovery Learning

Pendekatan ini diilhami oleh Inquiry Training model dari Richard Suchman. Pada awalnya pendekatan ini diterapkan untuk pengajarn ilmu-ilmu eksakta, namun kemudian dikembangkan untuk pengajaran ilmu-ilmu social. Pendekatan ini sangat mengedepankan keaktifan dan kreativitas anak. Pendekatan ini bermanfaat terutama untuk pembentukan kemampuan berfikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik.

Inquiry Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam system belajar-mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, dalam hal ini anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.

Pada kegiatan discovery guru hanya memberikan masalah dan siswa disuruh memecahkan masalah melalui percobaan. Pada pendekatan inquiry, siswa mengajukan masalah sendiri sesuai dengan pengarahan guru. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari discovery antara lain: merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan.

Adapun garis besar prosedur pendekatan itu adalah sebagai berikut :

  1. Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan beberapa persoalan kepada para siswa, atau siswa disuruh membaca buku untuk memecahkan persoalan yang diajukan oleh guru.
  2. Problem Statement. Anak didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi beberapa masalah. Di antara masalah / problem yang paling banyak adalah yang menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu kemudian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
  3. Data Collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan kebenaran hipotesis tersebut, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literature, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba dan sebagainya.
  4. Data Processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi dan sebagainya, kemudian diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasikan, kemudian ditafsirkan pada tinggkat kepercayaan tertentu.
  5. Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu kemudian dicek, apakah sudah terjawab, atau tidak, terbukti atau tidak.
  6. Generalization. Tahap selanjutnya setelah verifikasi adalah diajak menarik sebuah kesimpulan atau generalisasi.

Dengan pendekatan ini siswa lebih mudah menghafal atau mengingat materi pelajaran. Daur proses pembelajaran dengan menjadikan siswa aktif dan merasa terikat untuk memperoleh informasi-informasi baru, sehingga hasil yang diperolehnya menjadi puas. Hanya kelemahannya adalah waktu yang diperlukan cukup lama dan perlu instruksi yang jelas. Oleh karena itu apabila instruksinya tidak jelas, dan tidak terarah, dapat menjurus ke kekacauan dan kekaburan materi yang dipelajari. Disamping itu, bahan-bahan penunjang, seperti kelengkapan buku diperpustakaan, dan kalau bisa ada VCD dan internet sehingga informasi yang dibutuhkan siswa lebih lengkap.