SISTEM TEKNIK PEMBUATAN TAMBAK

Teknik pembuatan tambak dibagi dalam tiga sistem yang disesuaikan dengan letak, biaya, dan operasi pelaksanaannya, yaitu tambak ekstensif, semi intensif, dan intensif.
  1. Tambak Ekstensif atau Tradisional
    1. Dibangun di lahan pasang surut, yang umumnya berupa rawa-rawa bakau, atau rawa-rawa pasang surut bersemak dan rerumputan.
    2. Bentuk dan ukuran petakan tambak tidak teratur.
    3. Luasnya antara 3-10 ha per petak.
    4. Setiap petak mempunyai saluran keliling (caren) yang lebarnya 5-10 m di sepanjang keliling petakan sebelah dalam. Di bagian tengah juga dibuat caren dari sudut ke sudut (diagonal). Kedalaman caren 30-50 cm lebih dalam dari bagian sekitarnya yang disebut pelataran. Bagian pelataran hanya dapat berisi sedalam 30-40 cm saja.
    5. Di tengah petakan dibuat petakan yang lebih kecil dan dangkal untuk mengipur nener yang baru datang selama 1 bulan.
    6. Selain itu ada beberapa tipe tambak tradisional, misalnya tipe corong dan tipe taman yang dikembangkan di Sidoarjo, Jawa Timur.
    7. Pada tambak ini tidak ada pemupukan. 
  2. Tambak Semi Intensif
    1. Bentuk petakan umumnya empat persegi panjang dengan luas 1-3 ha/petakan.
    2. Tiap petakan mempunyai pintu pemasukan (inlet) dan pintu pengeluaran (outlet) yang terpisah untuk keperluan penggantian air, penyiapan kolam sebelum ditebari benih, dan pemanenan.
    3. Suatu caren diagonal dengan lebar 5-10 m menyerong dari pintu (pipa) inlet ke arah pintu (pipa) outlet. Dasar caren miring ke arah outlet untuk memudahkan pengeringan air dan pengumpulan udang pada waktu panen.
    4. Kedalaman caren selisih 30-50 cm dari pelataran.
    5. Kedalaman air di pelataran hanya 40-50 cm.
    6. Ada juga petani tambak yang membuat caren di sekeliling pelataran.
  3. Tambak Intensif
    1. Petakan berukuan 0,2-0,5 ha/petak, supaya pengelolaan air dan pengawasannya lebih mudah.
    2. Kolam/petak pemeliharaan dapat dibuat dari beton seluruhnya atau dari tanah seperti biasa. Atau dinding dari tembok, sedangkan dasar masih tanah.
    3. Biasanya berbentuk bujur sangkar dengan pintu pembuangan di tengah dan pintu panen model monik di pematang saluran buangan. Bentuk dan konstruksinya menyerupai tambak semi intensif bujur sangkar.
    4. Lantai dasar dipadatkan sampai keras, dilapisi oleh pasir/kerikil. Tanggul biasanya dari tembok, sedang air laut dan air tawar dicampur dalam bak pencampur sebelum masuk dalam tambak.
    5. Pipa pembuangan air hujan atau kotoran yang terbawa angin, dipasang mati di sudut petak.
    6. Diberi aerasi untuk menambah kadar O2 dalam air.
    7. Penggantian air yang sangat sering dimungkinkan oleh penggunaan pompa.