PERILAKU ORGANISASI

PENGERTIAN PRILAKU ORGANISASI
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).

Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.

Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini.

Organisasi

Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.

B.     PERILAKU ORGANISASI
1.      Kelompok Kerja
Kelompok kerja merupakan sekumpulan karyawan yang secara bersama-sama mempunyai pekerjaan serupa dan melihat diri mereka sebagai satu kelompok. Kelompok-kelompok tersebut akan tetap ada pada setiap peristiwa didalam organisasi karena mereka mengisi kebutuhan bagi anggotanya. 


Kebuthan-kebutuhan itu dapat berupa:
·        Kebutuhan berkomunikasi.
·        Kebutuhan memperthanka harga diri dan kepentingan ekonomi.
·        Kebuthan akan keamanan atau perlindungan.
Keanggotaan dalam berbagai kelompok akan bergantung pada banyak hal, yaitu:
·        Keakraban satu sama lain.
·        Kepentingan bersama.
·        Pekerjaan serupa
·        Persahabatan

2.      Motivasi
Kebutuhan karyawan beserta jenjangnya dapat ditentukan atas dasar penemuan Abraham H.Maslow (seorang ahli psikologi) tentang kebutuhn manusia.

Teori motivasi dari Maslow menekankan dua ide dasar yaitu:

·        Orang yang mempunyai banyak kebutuhan tetapi hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi saja yang dapat mempengaruhi prilaku manusia.

·        Kebuthan manusia dikelompokkan dalam sebuah hierarki kepentingan. Jika satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan.

3.      Pekerjaan dan Sifat Jabatan
Kepuasan jabatan telah dikaitkan dengan perputaran dan absentiisme dalam angkatan kerja. Moral merupakan sikap umum dari angkatan kerja dalam sebuah perusahaan terhadap jabata mereka. Sedanngkan kepuasan jabatan merupakan istilah lain yang memberikan arti banyak tentang hal yang sama.

4.      Kepemimpinan
Dalam perusahaan, kepemimpinan itu berkaitan dengan pengarahan kepada karyawan untuk melakukan pekerjaa. Ini menjadi bagian penting dalam memahami prilaku kerja. Beberapa penelitina telah memperlihatkan bahwa tidak ada “satu cara terbaik” untuk memimpin karyawan. Ini bergantung kepada pemimpinnya, karyawan, dan situasi yang ada.

Manajer yang baik pasti akan mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih banyak dari bawahannya dengan sikap sebagai pemimpin yang baik. Untuk melihat gaya kepemimpinan yang sesuai, mereka tidak hanya melihat posisinya sebagai manajer yang menghendaki segalanya telah dilakukan, tetapi mereka harus pula belajar bekerja dalam struktur yang secara efektif.
C.     PENDEKATAN DALAM PRILAKU ORGANISASI
Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sumber daya manusia (supportif), pendekatan kontingensi, pendekatan produktivitas dan pendekatan sistem. 


Pendekatan sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar berprestasi lebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan kemudian berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat menyumbang sampai pada batas kemampuan yang mereka miliki, sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan pelaksanaan tugas. Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baik akan mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini disebut pula dengan pendekatan suportif.

Sementara itu, pendekatan kontingensi mengandung pengertian bahwa adanya lingkungan yang berbeda menghendaki praktek perilaku yang berbeda pula untuk mencapai keefektifan. Disini pandangan lama yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifat universal dan perilaku dapat berlaku dalam situasi apapun, tidak dapat diterima sepenuhnya.

Disisi lain, pendekatan produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien suatu organisasi dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan. Jadi, produktivitas yang lebih baik merupakan ukuran yang bernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber daya dalam masyarakat. Dalam hal ini perlu diingat bahwa konsep produktivitas tidak hanya diukur dalam kaitannya dengan masukan dan keluaran ekonomis, tetapi masukan manusia dan sosial juga merupakan hal yang penting. Dengan demikian, apabila perilaku organisasi yang lebih baik dapat mempertinggi kepuasan kerja, maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan pada akhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan.

Adapun pendekatan sistem terutama diterapkan dalam sistem sosial, dimana di dalamnya terdapat seperangkat hubungan manusia yang rumit yang berinteraksi dalam banyak cara. Ini berarti, dalam mengambil keputusan para manaer harus mengkaji hal-hal diluar situasi langsung untuk menentukan dampaknya terhadap
D.     PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Definisi organisasi itu mencakup 3 elemen pokok, yaitu :
·        Interaksi manusia
·        Kegiatan mengarah pada tujuan
·        Struktur
E.     ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
1.      Organisasi Formal
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan dan wewenang, tanggung jawab, dan pertanggng jawaban yang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur  organisasi formal adalah :
·        Wewenang
·        Tanggung jawab
·        Pertanggung jawaban
·        Delegasi
·        Koordinasi

2.      Organisasi Informal
Organisasi informal adalah suatu jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal.

3.      Sentralisasi dan Desentralisasi
      Organisasi yang disentralisir
Organisasi manajemen yang disentralisasi merupakan sebuah sistem yang wewenang serta pengendaliannya dipegang di suatu pusat, biasanya eksekutif puncak.
Kebaikannya desentralisir adalah :
1)      Bahwa pengendalian yang lebih efektif dapat dilakukan
2)      Cenderung memperpendek jangka pengambilan keputusan
3)     Memungkinkan bagi seluruh unit untuk mengikuti suatu rencana tindakan yang seragam.
Keburukannya adalah :
1)     Jika perusahaan berkembang dengan pesat, maka beban kerja pada eksekutif puncak menjadi terlalu banyak
2)     Organisasi yang disentralisir hanya memberi pengalaman sedikit kepada manajer muda dalm pengambilan keputusan

      Organisasi yang didesetralisasi

Manajemen yang didesentralisasi merupakan suatu usaha sistemtis untuk mendelegasikan kepada jenjang bawah semua wewenang kecuali yang harus dilaksanakn pada jenjang tertinggi.
F.     STRUKTUR ORGANISASI DAN PENYUSUNANNYA
1.      Pembentukan Struktur Organisasi
Struktur organisasi formal didasarkan pada analisa adari 3 elemen kunci setiap organisasi, yaitu :
·        Interaksi kemanusiaan
·        Kegiatan yang terarah ke tujuan
·        Struktur
Hierarki Tujuan
Hierarki tujuan organisasi berlingkup dari tujuan perusahaan keseluruhan sampai tujuan-tujuan khusus yang ditetapkan untuk masing-masing karyawan.
Berapa banyak bawahan yang harus ada di bawah seorang manajer ?
Salah satu alasan untuk departementalisasi adalah terbatasnya jumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh manajer disamping juga jumlah bawahan yang dapat disupervisi secara efektif. Rentangan pengendalian merupakan jumlah optmal bawahan yang dapat dikelola oleh seorang manajer.
Faktor-faktor kritis dalam menentukan rentangan pengendalian yag optimal adalah:
·        Jenis pekerjaan
·        Pelatihan karyawan
·        Kemampuan manajer
·        Efektifitas komunikasi
 2.      Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
Ada empat pokok organisasi, yaitu: organisasi garis (line organization), organisasi garis dan staf (line and staf organization), organisasi fungsional (functional organization), komte (committe), dan organisai matrik.
3.      Organisasi Garis
a.       Kebaikan Organisasi Garis
·        Adanya kesatuan dalam pimpinan dan pemerintah.
·        Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan, sebab tidak perlu membicarakannya dengan orang lain.
·        Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah, sebab perintah tersebut dapat diberikan langsung pada bawahan.
·        Menghemat biaya sebab pengawasan dari berbagai kegiatan hanya dilakukan olah seorang saja.
b.      Keburukan Organisasi Garis
·        Sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan.
·        Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi para petugas sehingga kurang efisisen.
·        Kurangnya kerja sama di antara masing-masig bagian.
4.      Organisasi Garis dan Staf
Organisas ini merupakan kombinasi yang diambilkan dari keuntungan-keuntungan adanya pengawasan secara langsung dan spesialisasi dalam perusahaan. Organisasi garis hanya sesuai untuk perusahaan-perusahaan kecil, maka tipe organisasi garis dan staf ini lebih baik dipakai untuk perusahaan yang sedbag dan besar. Hubungan antara pimpinan dengan bawahan langsung dinamakan hubungan garis. Kebalikannya hubungan anatara pimpinan debgan bawahan yang tidak langsung terjadi adalah hubungan staf.
a.       Kebaikan Organisasi Garis dan Staf
·        Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap tugas khusus diluar bagiannya.
·        Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan sehingga akan memperingan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja.
·        Staf dapat membidik para petugas.
·        Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan aliran kekuasaan yang jelas.
b.      Keburukan Organisai Garis dan Staf
·        Kadang-kadang staf tidak lagi memberikan saran tetapi perintah, sehingga dapat menimbulkan pertentangan dengan manajer pada bagian yang bersangkutan.
·        Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih percaya kepada staf dari pada atasannya.
·        Staf dapat ikut disalahkan apabila saran yang diberikan tidak memperoleh hasil.
5.      Organisasi Fungsional
Dalam organisasi ini, masing-masing manajer adalah seorang spesialis atau ahli dan masing-masing bawahan/pekerja mempunyai beberapa pimpinan. Manajer memiliki kekuasaan penuh untuk menjalankan fungsi-fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Jadi bentuk ini lebih menekankan pada pembagian fungsi.
a.       Kebaikan Organisasi Fungsional
·        Masing-masing fungsi dipegang olah orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga terdapat keserasian antara tugas dan keahliannya.
·        Tugas para manajer menjadi lebih ringan dengan adanya pembagian fungsi.
b.      Keburukan Organisasi Fungsional
·        Membingungkan para pekerja karena tidak ada kesatuan dalam pimpinan dan perintah.
·        Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan.
·        Kesulitan-kesulitan yang timbul tidak dapat secara cepat diatasi.
·        Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan diantara manajer.
6.      Organisasi Komite
Untuk membentuk komite haruslah memperhatikan syarat-syarat berikut ini:
1.      Suasananya santai dan bersifat informal.
2.      Semua anggota komite ikut ambil bagian dalam membicarakan tugas-tugasnya.
3.      Komite mengetahui tentang tugs-tugasnya yang dibebankan kepadanya.
4.      Masing-masing anggota komite bersedia mendengarkan pendapat anggota yang lain.
5.      Keputusan diambil secara konsensus.
6.      Masing-masing anggota bebas mengemukakan pendapat.
7.      Ketua komite tidak mempunyai kekuasaan atas yang lain.
a.    Kebaikan Komite
·        Merupakan sebuah forum untuk saling bertukar pendapat diantara beberapa anggota.
·        Keputusan ditentukan bersama-sama sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik.
·        Menciptakan koordinasi yang lebih baik.
·        Meningkatkan pengawasan karena macam-macamkomite tersebut dapat berhubungan langsung  dengan para pelaksana.
b.    Keburukan  komite
·        Kesulitan dalam mempersiapkan pertemuan karena masing-masing anggota sibuk dengan pekerjaannya.
·        Keharusan untuk berkompromi.
·        Sering menimbulkan kesimpangsiuran dalam organisasi.
·        Tidak mempunyai kekuasaan untuk mendukung saran-saran yang diberikan.
7.      Organisasi Matrik
Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi garis dan staf yang sudah ada. Organisai ini juga disebut organisasi manajemen proyek, dapat didefinisikan sebagai struktur organisasi dimana para spesialis dari bagian-bagian yang berbeda disatukan untuk mengerjakan proyek khusus.
a.       Kebaikan Organisasi Matrik
·        Luwes
·        Memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik atau persoalan-persolan teknis yang unik.
·        Memberikan alat inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi yang ada.
b.      Keburukan Organisasi Matrik
·        Beberapa masalah dapat muncul karena pendekatan ini melanggar prinsip kesatuan perintah yanng tradisional.
·        Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan dalam mengembangkan tim terpadu dari orang-orang yang berasal dari bagian-bagian yang berbeda.
·        Konflik dapat muncul antara manajer proyek dengan manajer-manajer bagian lainnya.