PENYAKIT KULIT VARISELA

Batasan
Varisela merupakan penyakit kulit dengan kelainan berbentuk vesikule yang tersebar, terutama menyerang anak-anak, bersifat mudah menular yang disebabkan oleh arus Varisela Zoster.

PATOFISIOLOGI
Virus masuk traktus respiratorius bagian atas dan orofaring, kemudian memperbanyak diri dan mneyebar melalui aliran darah dan limfe ke jaringan retikulo-endo-telial, di sini memperbanyak diri lagi dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kulit dan mukosa.

GEJALA KLINIS/SIMPTOM
– Inkubasi : 10-20 hari.
– Pada anak-anak gejala prodromal adalah ringan, terdiri dari malese, nyeri kepala dan sumer-sumer yang timbul sebelum erupsi keluar.
Pada orang dewasa gejala prodromal lebih berat dan lebih lama. Panas badan sesuai dengan luasnya lesi bahkan kadang-kadang mencapai 40 – 41 derajat C selama 4 – 5 hari. Pada beberapa penderita sering juga disertai rasa gatal.
Setelah stadium prodromal timbul makule/papule cepat berubah menjadi vesikule. Selama beberapa hari akan timbul vesikule baru sehingga umur dari lesi tidak sama. Kulit sekitar lesi berwarna eritematus. Pada anamnesa ada kontak dengan penderita varisela atau zoster.
Lesi paling banyak terdapat di badan kemudian pada muka dan kepala dan ekstremitas, distribusinya bersifat sentripetal pada paha dan lengan atas lebih banyak dari pada tungkai bagian bawah dan lengan bawah. Sering terdapat vesikule pada mukosa mulut dan kadang-kadang juga pada mukosa lain seperti pada konjungtiva.
– Setelah 5 hari kebanyakan lesi mengalami krustasi dan lepas dalam waktu 1 – 3 minggu. Penyakit dianggap menular 24 jam sebelum erupsi timbul sampai semua kruste lepas.

CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS
Diagnosis berdasarkan :
– Anamnesa
– Gejala klinik berupa vesikule-vesikule tersebar dengan umur yang tidak sama dan lesi banyak di tubuh.
– Kultur virus dari cairan isi vesikel.
– Tzanck tes dari dasar bula : terdapat sel-sel raksasa dengan mutinuklei dan sel-sel akantolitik.

DIAGNOSIS BANDING
– Herpes Zoster
– Herpes Simpleks
– Variola
– Ekstantrem karena virus koksaki (coxsackie virus)
– Empetigo kontagiosa

PENYULIT
– Infeksi sekunder
– Komplikasi lain pada anak jarang, pada orang dewasa dapat terjadi ensefalitis, pneumoni dan glomerulonefritis.

PENATALAKSANAAN
Terapi biasanya hanya bersifat symptomik. Untuk kasus-kasus ringan :
– Bila ada panas :
Dewasa : metampiron 3 x 500 mg/hari
Parasetamol : 4 x 10 mg/kg/dosis.
– Bila ada sekunder infeksi dapat diberikan antibiotika :
– Dikloksasilin: 12,5 – 50 mg/kg/hr.
– Eritromisin stearat :
4 x 250 – 500 mg/hari.
– Untuk rasa gatal diberikan antihistaminika.
C.T.M : dewasa : 3 x 1 tabl (4 mg/hr), anak : 4 x 0,09 mg/kg/hr.
– Untuk varisela yang berat dan penderita-penderita dengan gangguan imunitas :
Asiklovir : Dosis : dewasa : 5 x 400 – 800 mg/hr, sering juga dipakai suntikan i.v. (dosis : 30 mg/kg/hr dibagi 3x pemberian). Sebaiknya pemberian asiklovir diberikan pada hari pertama atau kedua.
– Lokal : bedak : R/ Asidum Salisilikum 1%
Oksidum Zinsi 5%
Salep antibiotika : basitrasina – Polimiksina

DAFTAR PUSTAKA
1. Arnold H.L, Odom, R.B., James, W.D.: Andrew’ Diseases of the Skin 8th ed., Piladelphia : WB Saunders Co., Philadel., London, Toronto, 8 th ed. 1990, p.451– 453.
2. Arndt, K. : Manual of Dermatologic Therapeutics, 4th ed. Little, Brownb and Co, Boston, Toronto 1989, p.82 – 87.
3. Bondi, E.E.: Jegasothy, B.V;Lazarus, G.S.: A Lange Clinical Manual Dermatology Diagnosis and Theraphy, First ed 1991, p.69 – 72.
4. Rook, A; Wilkinson, D.S; Ebling, F.J.G; Champion, R.H; Burton, J.L. IN Text Book of Dermatology, Blackwell Scientific Publications, Oxford, London, Edinburg, 4th ed, 1986, p. 680 – 685.