Pengertian Sikap dan Komponen Sikap

a. Pengertian Sikap

Pengertian Sikap sikap  tidak terlepas dari kehidupan manusia karena dapat memberikan corak pada tingkah laku atau perbuatan seseorang. Peranan sikap dalam kehidupan seseorang sangat penting karena apabila sikap tersebut telah terbentuk dalam diri seseorang maka sikap tersebut akan turut menentukan tingkahlakunya dalam menghadapi obyek tertentu.

Menurut Allport ( Agus Sujana, 1999:93), dimana sikap (attitude) merupakan salah satu dasar kepribadian, sikap secara dasar adalah pra-respons untuk membimbing dan mendorong suatu tingkah laku.. sikap berhubungan dengan suatu objek atau sekelompok objek.

Berbagai pendapat ahli psikologi tenatang pengertian sikap, pada umumnya berpendapat bahwa sikap merupakan kecenderungan bereaksi terhadap objek-objek tertentu dengan cara-cara tertentu pula. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (Sears,1992), sikap sebagai suatu system yang bertahan lama mengenai penilaian secara posotif atau negative terhadap obyek sosial, berkaiatan dengan perasaan dan kecenderungan untuk setuju terhadap obyek sosial itu.

Seperti dikatakan Siti Partini(1984:76), sikap adalah kesiapan respon yang sifatnya positif/negative terhadap suatu obyek atau sesuatu secara konsisten.

Sedangkan Thurstone, seperti yang dikutip oleh Mueller mendefinisikan sikap sebagai jumlah keseluruhan kecenderungan dan perasaan kecurigaan dan prasangka, pra pemahaman yangmendetail, ide-ide, rasa takut ancaman, dan keyakunan tentang suatau hal khusus. Sedangkan Sibuea (1999:3), sikap merupakan intensitas perasaan aatau afek yang positif atau negative terhadap suatu obyek psikologis. Obyek ini bias berupa lambing, pernyataan, slogan, orang, intuisi, ide yang dapat membedakan perasaan posotf atau negative dari seseorang sehubungan dengan hal tersebut, Thrustone memandang bahwa sikap sebagai suatu tingkatan perasaan baik bersifat posotif atau negataif dengan hubungannya dengan obyek-obyek  Psikologis. Afek positif merupakan perasaan senang yang berarti adanya sikap menerima atau setuju, sedangkan perasaan negative merupakan perasaan kurang senang yang berarti adanya sikap menolak atau tidak setuju.

Sedangakan Muller menyimpulakan bahwa sikap, 1 Pengaruh/penolakan, 2 penilaian, 3 suka/tidak suka, 4 kepasifan/keaktifan terhadap suatu obyek psikologis tertentu (Muller, 1986).

Sikap biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak) terhadap obyek yang dihadapi. Selanjutnya apabila sikap tidak ditampakan melalui lisan dan perbiuatan belumlah mempunyai arti. Pernyataan seseorang sebagai sikapnya secara terbuka baik lisan atau perbuatan, tidaklah selalu sesuai dengan sikap hati yang sesungguhnya. Perwujudan sikap tersebut memang dipengaruhi oeh kondisi lingkungan dan situasi disaat individu harus mengekspresikan sikapnya. Lingkungan akan mempengaruhi secara timbal balik kepada perilaku seseorang. Interaksi antara situasi lingkungan di dalam dan di luar individu dengan sikap akan membentuk suatu proses yang kompleks, yang pada akhirnya menentukan bentuk perilaku yang ditampakan oleh seseorang.

 b. Komponen Sikap

Komponen Sikap | Menurut Alport dalam (dalam Azwar, (1988:17) berdasarkan strukturnya membagi sikap kedalam tiga komponen yang saling berhubungan dan menunjang, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Komponen kognitif berisi kepercayaan dan stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu dan merupakan hal yang dipercayai oleh subyek pemilik sikap tersebut, komponen afektif merupakan komponen perasaan yang menyangkut aspek emosi, komponen konatif merupakan komponen aspek kecenderungan perilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oelh subyek.

Tiga komponen yang membentuk perilaku antara lain:

b.i        Komponen Kognitif

Komponen kognitif berupa pengetahuan dan informasi mengenai obyek, mencakup fakta-fakta, pengetahuan, persepsi dan keyakinan tentang obyek, berisi kepercayaan mengenai obyek, sikap yang diperoleh dari apa yang dilihat dan diketahui, sehingga terbentuk ide, gagasan, atau karekteristik umum mengenai obyek sikap.

b.ii       Komponen Afektif

Komponen afektif berkaitan dengan masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Komponen ini biasanya disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Selain itu komponen afektif merupakan fungsi evaluasi terhdap obyek, mengenai benar – salah, baik – buruk, setuju -tidak setuju. Bentuk subyektif ini berpengaruh besar pada rangkaian proses pembentukan sikap. Adanya penagruh yang besar dari emosi akan membentuk sikap yang sangat subyektif bagi tiap individu.

b.iii      Komponen Konatif

Komponen konatif merupakan kesiapan merespon obyek atau kecenderungan bertindak dengan obyek sikap. Berdasarkan hasil kerja pikir dan penegtahuan ditunjang dengan warna emosi timbul suatu kecenderungan untuk bertindak. Bentuk kecenderungan  bertindak ini dapat berupa tingkah laku yang nampak, pernyatan atau ucapan dan ekspresi atau mimic. Kecenderungan bersifat subyektif dan sangat dipengaruhui oleh emosi seseorang yang dianggap atau sesuai dengan perasaan yang akan menjadi bentuk kecenderungan terhadap objek.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku. Artinya individu akan berprilaku dalam situasi tertentu akan berprilaku dalam tertentu akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berprilaku secara konsisten selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap seseorang. Untuk itu diharapkan sikap seseorang dapat dicerminkan dalam bentuk perilaku terhadap obyek, maka individu akan membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang dapat menguntungkan obyek tersebut. Sebaliknya apabila individu memiliki sikap yang negative terhadap suatu obyek, maka individu itu akan mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan obyek tersebut.

Para ahli sosial beranggapan ketiga komponen tersebut selaras da nkonsisten dalam membentuk pola arah sikap yang seragam apabila subyek dihadapakan pada suatu obyek sikap yang sama atau serupa. Interaksi antara komponen kognisi, afeksi dan konasi tersebut akan menghasilkan sikap total (Mar’at, 1984:21-22). Dalamhal ini sikap total individu dengan sendirinya akan tergambar dalam tingkah laku individu tersebut.

Pada dasarnya sifat lebih bersifat pribadi, sedangkan tindakan atau kelakuan lebih bersifat umum atau sosial, karena itu tindakan lebih peka terhdap tekanan-tekanan sosial. Namun demikian tindakan atau tingkah laku manusia berkaitan erta dengan sikap yang dimilikinya.