PENGERTIAN / DEFINISI RUMPUT LAUT

Rumput laut atau sea weeds sangat populer dalam dunia perdagangan. Dalam dunia ilmu pengetahuan rumput laut dikenal sebagai Algae. Rumput laut memang telah lama dikenal dan dimanfaatkan, tetapi publikasinya baru dimulai pada abad ke-17 oleh Jepang dan Cina. Pemanfaatan rumput laut di Indonesia tidak jelas diketahui kapan pertama mulai dimanfaatkan, tetapi pada tahun 1292, rumput laut telah dimanfaatkan sebagai sayuran ketika masa pendudukan Portugis dan sebelum PD II Indonesia telah mengekspor rumput laut ke Amerika, Denmark dan Prancis. Rumput laut yang diekspor adalah dari jenis Gracilaria sp. Namun, hingga kini rumput laut yang banyak diminta adalah jenis Eucheuma sp., Gracilaria sp., dan Gelidium sp .
Kurang lebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut, yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber hayati, dan lingkungannya sangat potensial untuk dikembangkan. Keadaan ini merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan pembangunan yang serasi dan seimbang dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Budidaya rumput laut memiliki peranan penting dalam usaha memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, serta memenuhi kebutuhan pasar, baik dalam maupun luar negeri, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani rumput laut serta menjaga kelestarian sumber hayati perairan. Untuk mencapai produksi yang maksimal diperlukan beberapa faktor pendukung, diantaranya pemakaian jenis rumput laut yang bermutu, teknik budidaya yang intensif, pasca panen yang tepat dan kelancaran hasil produksi (Laode, 1999).
Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang potensial untuk dikembangkan. Potensi rumput laut cukup besar dan tersebar hampir diseluruh perairan nusantara. Di antara jenis rumput laut yang bernilai ekonomis penting adalah alga merah (Rhodophyceae) dan alga coklat (Phaeophyceae). Rhodophyceae merupakan rumput laut penghasil agar-agar dan karagenan, sedangkan Phaeophyceae merupakan penghasil alginat. Beberapa jenis rumput laut penghasil agar-agar diantaranya adalah Gracilaria sp., dan Gelidium sp., sedangkan penghasil karagenan adalah Eucheuma sp. Namun demikian, rumput laut masih banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah, yaitu berupa rumput laut kering, sedangkan hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, karagenan, dan alginat masih diimpor dengan nilai yang cukup besar (Erliza et al, 2004).