Penanganan Risiko (Risk Response Planning)

Risk Response Planning menurut Santosa (2009) adalah proses yang dilakukan untuk meminimisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima.

Teknik yang diterapkan untuk menangani risiko secara umum yaitu :

  1. Menghindari risiko – Untuk menghindari risiko, tidak melakukan aktivitas yang dapat mendatangkan risiko, tetapi dengan cara merubah rencana proyek untuk menghilangkan risiko.
  1. Reduksi risiko (mitigasi) – Disini dilakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya risiko, dengan jalan diantaranya adalah memilih orang yang kompeten dalam tim proyek, membuat desain yang maksimal untuk menghindari terjadinya redesain.
  1. Menerima risiko – Biasanya dilakukan bila risiko yang diterima kecil, atau sudah tidak ada cara lain lagi untuk menangani risiko.
  1. Transfer risiko – Hal ini biasa dilakukan dengan mengalihkan risiko kepada pihak lain.

Contoh : asuransi.

Asuransi merupakan teknik yang biasa digunakan menangani risiko, khususnya untuk risiko murni.

Menurut Hanafi (2009), asuransi adalah kontrak perjanjian antara yang diasuransikan (insured) dan perusahaan asuransi (insurer), dimana insurer bersedia memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami pihak yang diasuransikan dan pihak pengasuransi memperoleh premi asuransi sebagai balasannya.

Sedangkan Sonhadji (2011) memberikan tanggapan terhadap risiko yang terjadi berdasarkan indeks / tingkat risiko. Berikut ini akan ditampilkan tabel tingkat risiko beserta tanggapan risiko dan tindakan yang dilakukan.

Tabel 2.6 Tingkat Risiko dan Tanggapan Risiko

Tingkat Risiko Tanggapan Risiko Tindakan
Risiko Rendah Risiko diterima Monitor & review
Risiko Moderat Risiko tidak diterima Mitigasi
Risiko Tinggi Risiko tidak diterima Hindari

(Sumber : Sonhadji, 2011)

Memonitor dan Mengendalikan Risiko (Risk Monitoring and Control)

Tujuan dari monitoring risiko adalah untuk memastikan apakah

  1. Respon terhadap risiko dijalankan sesuai dengan rencana
  2. Tindakan untuk respon terhadap risiko seefektif yang diharapkan atau respon baru dikembangkan
  3. Asumsi proyek masih valid
  4. risk exposure sudah berubah
  5. prosedur dan kebijaksanaan yang tepat sudah diikuti
  6. risiko-risiko terjadi tanpa diidentifikasi sebelumnya.

Daftar Pustaka

Sonhadji, (2011), Manajemen Resiko Dalam Project Jalan Tol, Thesis Magister Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, hal 25 – 45

Hanafi, Mamduh M., (2009), Manajemen Resiko, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, hal 1 – 29

Santosa, Budi, (2009), Manajemen Proyek, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal 191 – 206