Pembelajaran Open-Ended

Pengertian Pembelajaran Open-Ended

Pembelajaran Open-Ended adalah suatu pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika dan kemampuan berpikir kreatif. Pendekatan Open-Ended menurut Becker dan Shimada (Rahmawati, 2005:7) menyatakan bahwa:

Pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan (problem) yang memiliki jawaban lebih dari satu. Dalam mendapatkan jawaban sebagai hasil dari penyelesaian dapat dilakukan atau ditempuh dengan berbagai cara. Dengan demikian, pendekatan Open-Ended memberikan kebebasan kepada siswa untuk memecahkan suatu persoalan atau permasalahan dengan menggunakan berbagai cara. Melalui pendekatan Open-Ended ini siswa dilatih dan diasah kemampuannya untuk dapat menganalisa persoalan dengan melihat secara menyeluruh dari berbagai segi, sehingga siswa dapat menemukan cara sendiri dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan keunikkan kreatifitasnya.

Heddens dan Speer (Rahmawati, 2005:7) juga mengungkapkan bahwa “pendekatan Open-Ended dapat memberikan rangsangan kepada siswa untuk dapat meningkatkan daya berpikir. Melalui pendekatan Open-Ended siswa memiliki kebebasan mengekspresikan hasil eksplorasi daya nalar atau analisanya secara aktif dan kreatif akan upaya dalam menyelesaikan permasalahan”.

Open-Ended adalah suatu pertanyaan yang memberi keleluasaan pada siswa untuk menjawab secara benar dengan kemungkinan alasan atau cara menjawab yang beragam. Caranya adalah siswa diberikan soal Opend-Ended dan siswa harus menjelaskan jawabnya. Dengan mengajukan soal-soal yang seperti itu akan lebih memberi kesempatan dan pengalaman belajar yang dimiliki siswa.

Unsur-Unsur Penting dalam Pembelajaran Open-Ended

Ciri-ciri Pembelajaran Open-Ended adalah adanya pertanyaan terbuka. Sebuah pertanyaan terbuka memberikan banyak jalan untuk menyelesaikannya dan memungkinkan para siswa untuk menjawabnya dengan berbagai cara. Olehnya itu guru sebagai pengajar dalam hal ini harus mampu memberikan soal-soal yang mempunyai cara penyelesaian lebih dari satu.

Langkah-Langkah Pembelajaran Open-Ended

Langkah pembelajaran disusun dalam dua tahap, yaitu pra kegiatan pembelajaran dan detil kegiatan pembelajaran. Detil kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan inti mencakup memberikan masalah, merekam respon yang diharapkan dari siswa, pembahasan respon siswa, dan meringkas apa yang telah dipelajari (Kahfi, 2007).

A. Pra Kegiatan Pembelajaran Open-Ended

Persiapan

Pada tahap ini guru mempersiapkan bahan (materi), LKS, masalah, daftar respon siswa dan sudut pandang respon, dan membagi kelompok (jika diperlukan)

Rencana Kegiatan

Dalam rencana kegiatan pembelajaran Open-Ended ini ada tiga tahapan kegiatan yaitu sebagi berikut:

  1. Kegiatan awal (apersepsi),
  2. Kegiatan inti

Pada tahap kegiatan inti ini guru melakukan kegiatan sebagai berikut:

  • Memberi masalah
  • Mengeksplorasi masalah
  • Merekam respon siswa
  • Pembahasan respon siswa (kelompok atau kelas)
  • Meringkas apa yang dipelajari
  1. Kegiatan akhir

Pada tahap ini guru melakukan refleksi dan evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan kepada para siswanya.

B. Detil Kegiatan Pembelajaran Open-Ended

1.   Kegiatan awal

  1. Melakukan tanya jawab yang efektif untuk mengecek pengetahuan prasyarat dan keterampilan yang dimiliki murid
  2. Menginformasikan kepada murid materi yang akan mereka pelajari dan mengaitkan dengan kehidupan nyata yang dialami muirid, mengapa materi itu penting bagi para siswa untuk dipelajari
  3. Mengajak murid untuk menentukan tujuan dan kegiatan pembelajaran

2. Kegiatan inti

  1. Memberi Masalah

Memberikan  masalah kepada siswa sehingga siswa dapat memahami dan menemukan penyelesaiannya sendiri. Adapaun masalah yang diberikan kepada siswa harus memiliki kriteria sebagai berikut:

  1. Masalah hendaknya tidak ditulis terlalu singkat sehingga membingungkan siswa.
  2. Masalah hendaknya dikenal dan cukup menarik bagi siswa
  3. Masalah dipilih oleh guru sedemikian peranan masalah dalam kontek pembelajaran benar-benar dipahami
  4. Masalah dapat diperlakukan sebagai topik independen, sebagai introduksi konsep baru, atau sebagai ringkasan yang sudah dipelajari siswa.
    1. Mengeksplorasi Masalah
  5. Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan masalah, mendiskusikan pendekatan dan solusi, dan meringkas apa yang mereka pelajari
  6. Mengaktifkan siswa untuk melakukan diskusi siswa-siswa dan siswa-guru.
  7. Waktu mengeksplorasi masalah dibagi dua sesi. Sesi pertama digunakan untuk bekerja secara individual atau kelompok untuk menyelesaiakn masalah dan meringkas penemuan mereka. Pada sesi kedua, kelas mendiskusikan pendekatan-pendekatan dan solusi mereka sementara guru bertindak sebagai fasilitator.
    1. Merekam Respon Siswa
  8. Siswa diharapkan merespon masalah dalam berbagai cara dan selesaian dan guru merekamnya
  9. Guru mencatat respon siswa, pendekatan atau solusi masalah secara individu atau kelompok.
  10. Diharapkan siswa menjelaskan ide matematis yang sama dalam cara berbeda
  11. Guru menulis sebanyak mungkin kemungkinan respon siswa dan mendaftarnya
  12. Guru mengelompokkan respon siswa sesuai dengan sudut pandang tertentu.
  13. Guru mengidentifikasi siswa yang belum memahami masalah dan memberi contoh lebih atau saran yang diperlukan
  14. Pembahasan Respon

Pembahasan respon siswa dengan membuat klasifikasi respon siswa, menuliskan nilai matematisnya, bagaimana mengevaluasinya, dan pengembangan materi berikutnya.

  1. Meringkas apa yang dipelajari
  2. Hasil kerja individu atau kelompok dituliskan sedemikian hingga dapat dilihat kelas.
  3. Melibatkan semua pendapat siswa.
  4. Guru harus menghargai pendapat siswa dengan cara positif, baik pendapat yang benar ataupun pendapat yang salah dan memodifikasinya.
  5. Integrasikan berbagai sudut pandang siswa.
  6. Kegiatan akhir
  • Refleksi
  • Tes

4.      Penilaian

  1. Penilaian proses meliputi: respon siswa, banyak solusi yang dihasilkan, banyak ide matematis yang ditemukan, dan keaslian ide
  2. Skor tugas
  3. Skor tes

Manfaat Pendekatan Open-Ended

Menurut Siwada (Aljufri, 2007) bila pendekatan open-ended diterapkan  pada saat melakukan kegiatan belajar-mengajar di kelas, setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diharapkan.

  1. Para siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat mengungkapkan ide-ide mereka sendiri. Para siswa tak hanya pasif menirukan cara yang dicontohkan gurunya.
  2. Para siswa mempunyai kesempatan yang lebih dalam menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika mereka secara menyeluruh. Mereka terlibat lebih aktif dalam menggunakan potensi pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.
  3. Setiap siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri. Ini artinya, tiap kreativitas siswa dapat terungkapkan.
  4. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open-ended semacam ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam proses bernalar.
  5. Ada banyak pengalaman-pengalaman berharga yang akan didapatkan siswa dalam bentuk kepuasan dalam proses penemuan jawaban dan juga mendapat pengakuan dari siswa-siswa lainnya.