Parameter Kualitas Air

Parameter Fisika

a. Suhu

            Suhu merupakansalah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebab organisme di suatu perairan. Suhu yang baik bagi kehidupan organisme air di daerah tropis berkisar antara 20-30 0C (Nyabakken, 1992).Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh komposisi substrat, kekeruhan, air hujan, luas permukaan yang langsung mendapat sinar matahari (Perkins, 1974).

  1. Kecerahan

Kecerahan adalah jarak yang dapat ditempuh cahaya ke dalam kolom air (Nyabakken, 1992). Semakin jauh jarak tembus cahaya matahari, semakin luas daerah yang memungkinkan terjadinya fotosintesis.

Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air karena sifat air di estuari khususnya mengandung sejumlah besar partikel tersuspensi yang sering disebut kekeruhan. Perairan yang masih dipengaruhi estuari memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi, sehingga produktivitasnya akan rendah. Hal ini akan menyebabkan terganggunya proses fotosintesis karena penetrasi cahaya matahari  terhalang oleh partikel-partikel yang disebabkan oleh kekeruhan tersebut. Terganggunya proses fotosintesis menyebabkan fungsi utamafitoplankton sebagai produsen primer, pangkal rantai makanan dan fundamen yang mendukung kehidupan seluruh biota menjadi terganggu( Nontji, 1993).

Parameter Kimia

a. Salinitas

Salinitas adalah jumlah kadar garam terlarut dalam satu kilogram air laut dan dinyatakan dalam satuan perseribu/permil (Nyabakken, 1992). Salinitas sangat berpengaruh terhadap laju pembelahan sel, distribusi, dan produktivitas fitoplankton. Salinitas mempengaruhi aktivitas fotosintesis melalui dua cara, yaitu dengan merubah karbondioksida dan merubah tekanan osmotik. Sebaran salinitas dilaut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, aliran sungai, pengaruh pasang surut yang menyebabkan gerakan vertikal massa air oseanik (Kennish, 1990 dalam Noeratilova, 2006).

  1. Dissolved Oxygen (DO)

Merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu perairan.Kehidupan di air dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 mg oksigen setiap liter air (Sastrawijaya, 2000).

Oksigen terlarut dalam air dihasilkan dari proses fotosintesis tumbuhan air dan dari udara yang masuk melalui proses difusi yang secara lambat menembus permukaan air (Wardhana, 1995). Menurut Mahida (1993) kelarutan oksigen di dalam air bergantung pada keadaan suhu, pergolakan di permukaan air.Luasnya daerah permukaan air yang terbuka bagi atmosfer, tekanan atmosfer, dan persentase oksigen di udara sekelilingnya.

  1. Derajat Keasaman (pH)

Batas toleransi organisme terhadap pH bervariasi tergantung pada suhu,oksigen terlarut, dan kandungan garam-garam ionik suatu perairan.Kebanyakan perairan alami memiliki pH berkisar antara 6-9. Sebagian besar biota perairan sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7–8,5 (Effendi, 2003). Nilai pH sangat menentukan dominansi fitoplankton.Pada umumnya alga biru lebih menyukai pH netral sampai basa dan respon pertumbuhan negatif terhadap asam (pH<6).Chrysophyta umumnya pada kisaran pH 4,5–8,5, dan pada umumnya Diatom pada kisaran pH yang netral akan mendukung keanekaragaman jenisnya (Weitzel, 1979).

Referensi 

Nibakken, J.W. 1992. Biologi laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.

Perkins, E.J. 1974. The Biology of Estuaries and Coastal Waters. Academic Press, New York.

Nontji, A. 1993.Laut Nusantara. Edisi kedua. Djambatan, Jakarta.

Noeratilova. 2006. Sebaran Horizontal Plankton Permukaan di Perairan Sumber Air Panas Teluk Lho Pria Laot, sabang. Skripsi ( tidak dipublikasikan). IPB, Bogor.

Sastrawijaya, A.T. 2000.PencemaranLingkungan. Edisi kedua. Rineka Cipta, Jakarta.

Wardana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offsett, Yogyakarta.

Weitzel, R. L. 1979. Methods and Measuremants of Perifiton Communities: AReview American Society for Testing and Materials, Philadelphia.