Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif  | Falsafah yang mendasari model pembelajaran Cooperative Learning group adalah falsafah  homo homini socius yang menekankan bahwa manusia sebagai mahluk sosial yang saling bekerja sama dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut. Tiap-tiap individu ikut andil menyumbang pencapaian itu.

Siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Pola pencapai tujuan dalam pembelajaran kooperatif ini dapat digambarkan seperti dua orang yang memikul balok. Balok akan dapat dipikul bersama-sama jika dan hanya jika kedua orang tersebut berhasil memikulnya. Demikian pula halnya dengan tujuan yang akan dicapai oleh suatu kelompok siswa tertentu.

Tujuan kelompok akan tercapai apabila semua anggota kelompok mencapai tujuannya secara bersama-sama. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut:

  1. Siswa dalam kelompoknya harus merasakan bahwa mereka “sehidup semati”;
  2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri;
  3. Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama;
  4. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya;
  5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok;
  6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya;
  7. Siswa akan diminta mempertangungjawabkan secara individu materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antarsiswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran (Yeni Susuilowati, 2006). Roger dan David Johnson dalam (Yeni Susilowati. 2006), menjelaskan ada lima unsur pembelajaran kooperatif (pembelajaran gotong royong) yang harus diterapkan, yaitu :

  • Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.

  • Tanggung jawab perseorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

  • Tatap muka

Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi.

  • Komunikasi antar anggota

Suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat.

  • Evaluasi proses kelompok

Setiap kelompok harus melakukan evaluasi hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Adapun model pembelajaran kooperatif ada 4 macam yaitu :

A). STAD (Student teams Achievement Division)

Dalam STAD siswa ditempatkan dalam tim-tim belajar beranggotakan empat sampai lima siswa yang heterogen. Adanya penghargaan kelompok dari hasil penilaian.

B). TGT (Teams Games Tournament)

Siswa memainkan permainan dengan tim lain untuk memperoleh skor tambahan bagi timnya.

C). JIGSAW

Siswa dikelompokkan ke dalam tim beranggotakan enam orang yang mempelajari materi yang dibagi menjadi beberapa subbab kemudian anggota dari tim yang berbeda bertemu dalam kelompok ahli.

D). Group Investigation

Teknik pembelajaran kooperatif dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk menangani berbagai macam proyek kelas.  Dalam metode ini point tidak diberikan.

Daftar Pustaka / Referensi

Yeni Susilowati, 2006, Pemanfaatan Model Pembelajaran Kooperatif SATD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI Sma Negeri 15 Semarang Pada Materi Pokok Kesetimbangan Dalam Larutan. Semarang.  Universitas Negeri Semarang