Metode Kawakita Jiro (MKJ)

Menurut Pangesti “Metode kawakita jiro merupakan metode pembelajaran yang terbentuk dalam beberapa kelompok kecil yang saling bertanggung jawab dan beriorientasi terhadap tujuan yang sama, serta berdasar pada pemikiran mereka sendiri dan kemudian saling berbagi pengetahuan sehingga setiap individu saling memahami antara satu dengan yang lain dan tidak lepas dari kualitas serta kerja sama kelompok dalam menarik suatu keputusan”.

Pembuatan keputusan ini dapat dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu pertama, lingkungan pembuatan keputusan yang meliputi komunikasi efektif dalam kelompok maupun antar kelompok. Kedua, metode pembuatan keputusan yang dibuat, dapat didasarkan pada beberapa pendekatan. Hal  terpenting dalam langkah ini adalah siswa mengetahui informasi tentang bagaimana pencapaian keputusan itu dibuat. Ketiga, mengorganisasikan ide yang diharapkan memperlancar pembuatan keputusan, bagaimana tiap anggota bertanya satu sama lain, dan bagaimana mereka mempresentasikan posisi dan peran masing-masing. Dengan cara ini diharapkan masing-masing anggota merasa nyaman dalam berbagai jawaban dan mengajukan solusi untuk pencapaian pengambilan keputusan yang berkualitas. Sebelum penerapan MKJ terlebih dahulu melakukan brainstorming.

Brainstorming adalah suatu teknik yang melibatkan pembangkitan daftar gagasan dalam suatu cara yang  tidak tersusun. Tujuan dari brainstorming adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin gagasan dalam suatu jangka waktu yang singkat. Alat kunci dari brainstorming adalah “piggybacking”, atau menggunakan satu gagasan untuk merangsang gagasan yang lain. Sepanjang proses brainstorming, semua gagasan direkam, dan tidak ada gagasan yang ditolak atau dikritik.

Keunggulan Metode Kawakita Jiro

Adapun keunggulan MKJ menurut Pangesti sebagai berikut :

  1. MKJ mempunyai keunggulan dalam dimensi berpikir. Pada umumnya jika seseorang berpikir tentang suatu topik, ia melakukan brainstorming dengan cara menuliskan jawabannya secara  berurutan agar kesemuanya jadi jelas.
  2. secara individual seseorang dapat menempuh cara brainstorming dengan menggunakan kartu-kartu MKJ, sedangkan dalam kelompok,  ekspresi gagasan dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Secara individual maupun kelompok, MKJ dapat diterapkan dan menjanjikan hasil brainstorming dalam konstruksi konsep yang sistematis.
  3. MKJ dapat digunakan untuk mengolah suatu jawaban siswa dalam jumlah besar yang kemudian disusun dalam kelompok-kelompok berdasarkan soal yang sama yang dimunculkan dari makna data itu sendiri.
  4. tidak ada jawaban/gagasan yang dibuang seberapapun anehnya gagasan tersebut. Gagasan yang aneh ini disendirikan karena dia tidak termasuk anggota dari suatu kelompok, dan dia diberi label tersendiri. Ini menunjukkan bahwa MKJ mendukung gagasan secara terbuka. Metode lain biasanya tidak membolehkan hal demikian terjadi.