MALARIA DAN KEHAMILAN

EFEK MALARIA PADA WANITA HAMIL

Banyak wanita hamil dengan parasit malaria dalam darahnya tidak memiliki gejala-gejala malaria. Meskipun seorang wanita hamil tidak merasa sakit, infeksi malaria tetap dapat mempengaruhi kesehatannya dan bayinya. Malaria meningkatkan kejadian anemia pada ibu, yang bila berat akan meningkatkan resiko kematian maternal. Malaria meyebabkan 2-15% anemia pada wanita hamil. Di Afrika, anemia yang disebabkan malaria dapat menyebabkan sebanyak 10.000 kematian maternal tiap tahunnya.
Patogenesisnya sendiri hampir mirip preeklampsia, dimana pada malaria didapatkan sekuestrasi dan resetting yang dapat menyebabkan gangguan pada mikrovaskuler, sementara pada preeklampsia terjadi disfungsi endotel sehingga akan menyebabkan terjadinya mikrotrombosis pada mikrovaskuler. Keduanya akan menyebabkan hipoksia jaringan. Bedanya pada preeklampsia dengan kerusakan endotel, tromboksan A2 akan meningkat sehingga rasionya akan lebih besar dibandingkan prostasiklin, sehingga akan terjadi vasokonstriksi yang akan menyebabkan hipertensi. Sedangkan pada malaria, proses yang terjadi adalah vasodilatasi sehingga yang muncul biasanya hipotensi.
Plasenta merupakan tempat yang disukai untuk sekuestrasi dan perkembangan parasit malaria. Ruang intervili terisi oleh parasit dan makrofag sehingga mengganggu transport oksigen dan nutrisi ke janin. Hipertrofi vilus dan nekrosis fibroid villi dapat dilihat. Jaringan plasenta akan mengandung pigmen malaria (dengan atau tanpa parasit).

EFEK KEHAMILAN PADA INFEKSI MALARIA

Frekuensi dan beratnya penyakit parasit umumnya meningkat selama kehamilan akibat imunosupresi ringan karena peningkatan kadar kortisol. Terdapat bukti supresi pembentukan antibody dan imunitas seluler pada kehamilan, yang mungkin juga dipengaruhi oleh anemia.
Wanita hamil memiliki resiko lebih tinggi terkena infeksi malaria bila mereka:
         Primigravida atau kehamilan kedua
         Usia remaja
         Imigran/pengunjung dari area dengan transmisi malaria rendah.
         Terinfeksi oleh HIV/AIDS
Episode malaria meningkat secara signifikan sebanyak 3-4 kali lipat selama kehamilan trimester kedua dan ketiga, serta 2 bulan post partum. Kehamilan juga meningkatkan keparahan infeksi malaria falsiparum, terutama padda nulipara non imun.

EFEK MALARIA PADA JANIN

Selama kehamilan, parasit malaria di dalam plasenta dapat mengganggu transfer oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Infeksi malaria pada ibu, akan meningkatkan resiko abortus spontan, stillbirth, kelahiran preterm, dan berat lahir rendah. Sekitar 5-14% dari bayi dengan berat lahir rendah dilahirkan oleh ibu dengan infeksi malaria, dan diperkirakan sekitar 3-5% dari kematian bayi dapat ditelusuri dari infeksi malaria pada ibu. Pada beberapa kasus, parasit malaria dapat melewati plasenta dan masuk ke darah bayi serta menyebabkan anemia pada bayi.
Resiko infeksi malaria pada janin adalah sebagai berikut:
        Demam tinggi, insufisiensi plasenta, hipoglikemi, anemia, dan komplikasi lain mengakibatkan mortalitas prenatal dan neonatal 15-17%, mortalitas yang disebabkan P. falciparum 33%.
        Abortus spontan, lahir prematur, lahir mati, insufisiensi plasenta, PJT, BBLR, dan gawat janin.
        Malaria kongenital: sangat jarang dan terjadi pada < 5% kehamilan dengan malaria, di mana gejala klinis yang timbul pada bayi yang lahir: demam, iritabilitas, problem minum, hepatosplenomegali, anemia, ikterik.
EFEK MALARIA PADA KOMUNITAS
        Menyebabkan orang sakit sehingga tidak bisa bekerja dan berpenghasilan
        Menyebabkan anak-anak sakit sehingga tidak bisa sekolah
        Dapat menyebabkan anemia kronik pada anak-anak, menghambat pertumbuhan           dan perkembangan intelektual serta mengganggu produktivitas masa depan di komunitas
        Menghamburkan sumber daya: biaya (pengobatan lebih mahal dari pencegahan), obat-obatan, waktu
        Menyebabkan kematian yang sebenarnya dapat dicegah, terutama pada
        kalangan anak-anak dan wanita hamil
Hubungan yang erat antara malaria dan kemiskinan dapat disimpulkan dari observasi yang  menunjukkan di mana malaria “tumbuh subur”, di situlah kesejahteraan orang sangat rendah.