MAKALAH BALANCE SCORE CARD

MAKALAH
BALANCE SCORE CARD
( )

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis

Oleh :

IFTA NUR ROCHIMAH
( 071110026 / IIA )

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
FAKULTAS EKONOMI – AKUNTANSI
Jl. Veteran No. 53 A Lamongan Telp. 0322 – 324706

TAHUN PEMBELAJARAN 2011 / 2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah “Perkembangan Badan Usaha (Aspek Lain dari Organisasi)” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis.
Untuk mengembangkan organisasi perusahaan sebagai upaya untuk memperbesar usaha dan perlu mengukuhkan kedudukan perusahaan dalam pasaran, maka suatu perusahaan perlu untuk melebarkan sayap bisnisnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan tersebut akan saya bahas dalam makalah ini bersama contoh-contoh perusahaannya.
Saya berusaha menjelaskan tentang hal-hal tersebut secara sederhana dalam makalah ini, agar lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Rizal Nur Irawan, S.Pd, selaku dosen mata kuliah Pengantar Bisnis yang telah membantu dalam penyelesaiaan makalah ini. Saya sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya sangat membutuhkan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Lamongan, 17 April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah 2
1.4 Permasalahan 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Perusahaan Multinasional (MNC) 3
2.2 Perusahaan Patungan (Joint Venture) 3
2.3 Pengambilalihan (Acquisition) 3
2.4 Penggabungan (Merger) 3
2.5 Nasionalisasi 4
2.6 Privatisasi 4
2.7 Divestasi 4
2.8 Franchasing 4
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Penyelesaian 5
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan 24
4.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk mengembangkan organisasi perusahaan sebagai upaya untuk memperbesar usaha dan perlu mengukuhkan kedudukan perusahaan dalam pasaran, maka suatu perusahaan perlu untuk melebarkan sayap bisnisnya. Untuk melakukannya, perlu diperhatikan beberapa aspek lain dari organisasi, seperti Perusahaan Multinasional (MNC), Perusahaan Patungan (Joint Venture), Pengambil Alihan (Acquisition), Penggabungan (Merger), Nasionalisasi, Privatisasi dan Divestasi, serta Franchasing.

1.2 Ruang Lingkup Masalah
Dalam makalah ini, ruang lingkup permasalahan adalah seputar tentang aspek lain dalam organisasi, seperti MNC, Joint Venture, Acquisition, Merger, Nasionalisasi, Privatisasi dan Divestasi, serta Franchasing.

1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Selain untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis, makalah ini saya susun untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa, tenaga pengajar, maupun masyarakat mengenai aspek lain dalam organisasi, seperti MNC, Joint Venture, Acquisition, Merger, Nasionalisasi, Privatisasi dan Divestasi, serta Franchasing.

1.4 Permasalahan
Setelah melihat latar belakang dan batasan masalah diatas, kami dapat mengemukakan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini. Antara lain :
1. Apa contoh perusahaan multinasional dan latar belakangnya ?
2. Apa contoh perusahaan patungan dan latar belakangnya ?
3. Apa contoh perusahaan pengambil alihan dan latar belakangnya ?
4. Apa contoh perusahaan penggabungan dan latar belakangnya ?
5. Apa contoh perusahaan nasionalisasi dan latar belakangnya ?
6. Apa contoh perusahaan privatisasi dan latar belakangnya ?
7. Apa contoh perusahaan divestasi dan latar belakangnya ?
8. Apa contoh perusahaan franchasing dan latar belakangnya ?

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Perusahaan Multinasional (MNC)
Yaitu perusahaan besar yang mengembangkan anak perusahaan di berbagai Negara lain. Contoh : Nokia.

2.2 Perusahaan Patungan (Joint Venture)
Yaitu dua atau beberapa perusahaan yang bersepakat mengembangkan satu usaha / melakukan pekerjaan dinamakan joint venture. Pada umumnya, perusahaan ini merupakan usaha yang permanen / dapat juga bersifat sementara. Contoh : Sony Ericsson (Joint antara Sony dengan Ericsson).

2.3 Pengambil Alihan (Acquisition)
Yaitu tindakan membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian besar perusahaan tersebut. Pengambilalihan dilakukan dengan 2 cara :
a. Membayar saham perusahaan yang dibeli secara tunai.
b. Membayar dengan saham lain.
Contoh : Aqua (diakuisisi oleh Danone)

2.4 Penggabungan (Merger)
Yaitu mengambil alih suatu perusahaan yang dibeli untuk digabungkan dengan perusahaan yang membeli. Contoh : PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. dengan PT. Gizindo Primanusantara, PT. Indosentra Pelangi, PT. Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT. Ciptakemas Abadi.

2.5 Nasionalisasi
Yaitu apabila pemerintah mengambil alih satu / bebrapa perusahaan milik swasta. Contoh : Exxon Mobil dinasionalisasi pemerintah Venezuela.

2.6 Privatisasi
Yaitu pemerintah menjual perusahaan-perusahaan Negara kepada pihak swasta. Contoh : PT. Indosat yang semula BUMN, sebagian besar sahamnya dibeli oleh perusahaan swasta Singapura.

2.7 Divestasi
Yaitu penjualan ke atas salah satu bidang koperasi perusahaan atau menjual salah satu usaha yang dimiliki perusahaan induk. Contoh : Ford Motor Company menjual anak perusahaannya.

2.8 Franchasing
Yaitu kegiatan member hak kepada seseorang / sesuatu perusahaan untuk beroperasi dan melakukan kegiatan seperti yang dilakukan oleh perusahaan lain. Contoh : Minimarket “Circle K”.

BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Penyelesaian

PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC)
“NOKIA”

Pemimpin dalam komunikasi mobile di Asia Pasifik, Nokia pertama kali beroperasi pada awal tahun 1980. Sejak berdiri telah berhasil memimpin di pasaran, dan bisnis telah berkembang di semua negara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan perkembangan industri telekomunikasi di negara tersebut.
Berlokasi di Alexandra Technopark di Singapura, kantor regional Nokia adalah basis dari 700 staf pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dan semua kantor Nokia di wilayah Asia-Pasifik.
Pusat perbendaharaan regional Nokia -Nokia Treasury Asia- beroperasi di luar Singapura sebagai in-house bank untuk cabang-cabang Nokia di wilayah Asia Pasifik, sedangkan Nokia Research Centre – unit penelitian perusahaan – berkantor di Jepang dan Cina. Nokia juga membuat produk selain tiga fasilitas utama di Masan, Korea, dan Beijing dan Dongguan di Cina.
Mulai bulan Januari 2004, Nokia telah mengaktifkan struktur organisasi globalnya untuk memperkuat fokus pada pemusatan, pasar mobilitas baru dan perkembangan. Untuk mencari daerah bisnis baru dalam era Mobilitas selain terus mengembangkan kepemimpinannya dalam komunikasi suara mobile, Nokia mempunyai empat grup bisnis untuk menemukan dinamika unik dari setiap bisnis.
Ponsel menawarkan bermacam-macam ponsel yang sangat kompetitif untuk segmen pasar yang luas, dan mengembangkan ponsel untuk semua standar penting dan segmen pasar di lebih dari 130 negara. Merupakan tanggung jawab dari bisnis ponsel utama Nokia, berbasis pada teknologi WCDMA, GSM, CDMA dan TDMA. Ponsel berfokus pada fitur yang kaya, ponsel yang ditargetkan untuk pasar global.
Multimedia menghadirkan multimedia mobile untuk pelanggan dalam bentuk perangkat mobile lanjutan dan aplikasi. Produk-produknya mempunyai fitur dan fungsionalitas seperti imaging, game, musik, media dan bermacam-macam konten menarik, seperti perangkat tambahan mobile dan solusi yang inovatif.
Jaringan selalu menawarkan infrastruktur jaringan yang memimpin, teknologi dan layanan terkait, berdasarkan pada standar nirkabel utama untuk operator mobile dan service provider. Berfokus pada teknologi GSM, grup berorientasi kepemimpinan dalam jaringan radio GSM, EDGE dan WCDMA. Jaringan kami telah diinstall pada sebagian besar pasar global yang telah mengadopsi standar ini. Jaringan juga merupakan provider pemimpin dari akses broadband dan jaringan TETRA untuk pengguna profesional dalam keselamatan publik dan sektor keamanan.
Solusi Perusahaan menyediakan bermacam-macam terminal dan solusi konektivitas mobile tanpa batas pada arsitektur mobilitas end-to-end, khusus untuk membantu bisnis dan institusi worldwide meningkatkan performansi mereka melalui mobilitas yang ditingkatkan. Solusi end-to-end menawarkan bermacam-macam perangkat mobile yang dioptimalkan untuk bisnis pada front end, sampai portfolio gateway yang dioptimalkan untuk bisnis mobile pada back end meliputi: email nirkabel dan internet, mobilitas aplikasi, perlindungan pesan, jaringan privat virtual, firewall, dan perlindungan dari gangguan.

PERUSAHAAN PATUNGAN (JOINT VENTURE)
“SONY ERICSSON”

Sony Ericsson (nama lengkap: Sony Ericsson Mobile Communications AB) adalah perusahaan pembuat telepon genggam yang didirikan pada tahun 2001 hasil gabungan dari dua perusahaan besar dalam dua bidang yang berbeda: perusahaan Jepang, Sony (elektronik) dan perusahaan Swedia, Ericsson (telekomunikasi selular).
Perusahaan ini sebelumnya bernama Ericsson saja. Markas perusahaan yang dulunya berada di Swedia telah berpindah ke Hammersmith di London, Inggris. Sekarang ini, Sony Ericsson merupakan perusahaan pembuat ponsel terbesar keenam di dunia setelah Nokia, Samsung, LG, Research in Motion, dan Apple.
Sebagian besar ponsel Sony Ericsson menggunakan layanan jaringan komunikasi suara GSM (2G) dan W-CDMA/UMTS (3G) serta layanan jaringan komunikasi data EDGE (2.5G) dan HSDPA & HSUPA (3.5G). Beberapa ponsel Sony Ericsson menggunakan layanan jaringan komunikasi suara AMPS (1G), cdmaOne (2G) dan CDMA2000 1X (3G) serta layanan jaringan komunikasi data CDMA2000 1X RTT (2.5G) dan CDMA2000 1X EV-DO (3.5G). Selain itu, Sony Ericsson juga berencana akan memproduksi ponsel dengan menggunakan layanan jaringan komunikasi data LTE (3.9G).
Selain memproduksi ponsel untuk pasar global, Sony Ericsson juga memproduksi ponsel khusus untuk pasar Jepang. Ponsel Sony Ericsson Jepang menggunakan layanan jaringan dari operator seluler Jepang, seperti NTT docomo, au by KDDI, dan SoftBank Mobile.
Sony Ericsson juga memiliki layanan konten yaitu PlayNow Arena. Para pengguna ponsel Sony Ericsson dapat mengakses serta mengunduh berbagai macam konten yang disediakan pada layanan ini, baik yang sifatnya gratis maupun berbayar. PlayNow Arena dapat diakses secara langsung melalui pilihan menu PlayNow atau dengan menggunakan browser yang ada pada ponsel. Untuk layanan konten PlayNow versi Jepang hanya dapat diakses dari ponsel Sony Ericsson yang secara khusus dipasarkan di Jepang saja.
Semenjak bergabung jadi satu perusahaan divisi telekomunikasi seluler, Sony dan Ericsson tidak lagi membuat ponselnya masing-masing. Berikut ini adalah penjelasan mengenai seri ponsel Sony Ericsson yang diluncurkan :
Xperia (disingkat X), Ponsel Cyber-shot (disingkat C), Ponsel Walkman (disingkat W), Entertainment Unlimited (disingkat U), GreenHeart, Generation Web (disingkat G), Messaging (disingkat M), Kamera (disingkat K), Tala (disingkat T), Swivel/Slider (disingkat S), Snapshot (disingkat S), Fun (disingkat F), Fashion (disingkat F), Personal Digital Assistant (disingkat P), Ze Bobber (disingkat Z), Radio (disingkat R), Junior (disingkat J), T-Mobile (disingkat TM), merupakan seri ponsel Sony Ericsson yang diluncurkan untuk operator seluler T-Mobile USA. Contoh dari seri ini adalah TM506, Vodafone (disingkat V atau F), merupakan seri ponsel Sony Ericsson yang diluncurkan untuk operator seluler Vodafone. Contoh dari seri ini adalah F500, V600, V800, Deutsche Telekom (disingkat D), merupakan seri ponsel Sony Ericsson yang diluncurkan untuk operator seluler T-Mobile, perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi seluler dari Deustche Telekom. Contoh dari seri ini adalah D750.

PERUSAHAAN PENGAMBIL ALIHAN (ACQUISITION)
“AQUA”

PT Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 di Indonesia. Ide mendirikan perusahaan AMDK timbul ketika Tirto bekerja sebagai pegawai pertamina di awal tahun 1970-an. Ketika itu Tirto bertugas menjamu delegasi sebuah perusahaan Amerika Serikat. Namun jamuan itu terganggu ketika istri ketua delegasi mengalami diare yang disebabkan karena mengonsumsi air yang tidak bersih. Tirto kemudian mengetahui bahwa tamu-tamunya yang berasal dari negara Barat tidak terbiasa meminum air minum yang direbus, tetapi air yang telah disterilkan.
Ia dan saudara-saudaranya mulai mempelajari cara memproses air minum dalam kemasan. Ia meminta adiknya, Slamet Utomo untuk magang di Polaris, sebuah perusahaan AMDK yang ketika itu telah beroperasi 16 tahun di Thailand. Tidak mengherankan bila pada awalnya produk Aqua menyerupai Polaris mulai dari bentuk botol kaca, merek mesin pengolahan air, sampai mesin pencuci botol serta pengisi air.
Tirto mendirikan pabrik pertamanya di Pondok Ungu, Bekasi, dan menamai pabrik itu Golden Mississippi dengan kapasitas produksi enam juta liter per tahun. Tirto sempat ragu dengan nama Golden Mississippi yang meskipun cocok dengan target pasarnya, ekspatriat, namun terdengar asing di telinga orang Indonesia. Konsultannya, Eulindra Lim, mengusulkan untuk menggunakan nama Aqua karena cocok terhadap imej air minum dalam botol serta tidak sulit untuk diucapkan. Ia setuju dan mengubah merek produknya dari Puritas menjadi Aqua. Dua tahun kemudian, produksi pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca ukuran 950 ml dengan harga jual Rp.75, hampir dua kali lipat harga bensin yang ketika itu bernilai Rp.46 untuk 1.000 ml.

Perkembangan dan akuisisi
Pada tahun 1982, Tirto mengganti bahan baku (air) yang semula berasal dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self-flowing spring) karena dianggap mengandung komposisi mineral alami yang kaya nutrisi seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi, dan sodium.
Willy Sidharta, sales dan perakit mesin pabrik pertama Aqua, merupakan orang pertama yang memperbaiki sistem distribusi Aqua. Ia memulai dengan menciptakan konsep delivery door to door khusus yang menjadi cikal bakal sistem pengiriman langsung Aqua. Konsep pengiriman menggunakan kardus-kardus dan galon-galon menggunakan armada yang didesain khusus membuat penjualan Aqua Secara konsisten menanjak hingga akhirnya angka penjualan Aqua mencapai dua triliun rupiah di tahun 1985.
Pada 1984, Pabrik AQUA kedua didirikan di Pandaan, Jawa Timur sebagai upaya mendekatkan diri pada konsumen yang berada di wilayah tersebut. Setahun kemudian, terjadi pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml. Pengembangan ini membuat produk Aqua menjadi lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi.
Pada tahun 1995, Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih di ujung proses produksi, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis.
Pada tahun 1998, karena ketatnya persaingan dan munculnya pesaing-pesaing baru, Lisa Tirto sebagai pemilik Aqua Golden Mississipi sepeninggal suaminya Tirto Utomo, menjual sahamnya kepada Danone pada 4 September 1998. Akusisi tersebut dianggap tepat setelah beberapa cara pengembangan tidak cukup kuat menyelamatkan Aqua dari ancaman pesaing baru. Langkah ini berdampak pada peningkatan kualitas produk dan menempatkan AQUA sebagai produsen air mineral dalam kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada thaun 2000, bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.
Pasca Akuisisi
DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 % menjadi 74 %, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group. Aqua menghadirkan kemasan botol kaca baru 380 ml pada 1 November 2001.
2002 Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun menggerakkan perusahaan untuk membantu masyarakat dan juga para karyawan Aqua sendiri yang terkena musibah tersebut. Aqua menang telak di ajang Indonesian Best Brand Award. Mulai diberlakukannya Kesepakatan Kerja Bersama [KKB 2002 – 2004] pada 1 Juni 2002.
2003 Perluasan kegiatan produksi Aqua Group ditindaklanjuti melalui peresmian sebuah pabrik baru di Klaten pada awal tahun. Upaya mengintegrasikan proses kerja perusahaan melalui penerapan SAP (System Application and Products for Data Processing) dan HRIS (Human Resources Information System).
2004 Peluncuran logo baru Aqua. Aqua menghadirkan kemurnian alam baik dari sisi isi maupun penampilan luarnya. Aqua meluncurkan varian baru Aqua Splash of Fruit, jenis air dalam kemasan yang diberi esens rasa buah strawberry dan orange-mango. Peluncuran produk ini awalnya ingin memperkuat posisi Aqua sebagai produsen minuman. Sebenarnya AQUA Splash Of Fruit bukanlah air mineral biasa, namun masuk dalam kategori beverages. Sehingga di dalam penjualannya tidak boleh dijemur seperti produk air mineral, namun harus dimasukkan ke dalam lemari pendingin atau cooling box. Sayangnya, hal ini tidak terlalu diperhatikan oleh konsumen dikarenakan kurangnya sosialisasi oleh pihak Aqua.
Pada tahun 2004 Aqua melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal untuk seluruh pabrik, depo dan termasuk kantor pusat.
2005 Danone membantu korban tsunami di Aceh. Pada tanggal 27 September, AQUA memproduksi Mizone, minuman bernutrisi yang merupakan produk dari Danone. Mizone hadir dengan dua rasa, orange lime dan passion fruit.
2006-2008 Danone berupaya untuk membuat pabrik di Serang, namun karena Danone didemo oleh warga sekitar, Bupati, DPRD dan LSM, serta terlebih lagi kasus ini sudah sampai Gubernur Banten yang bukan menjadi rahasia merupakan Putri dari ‘penguasa’ Banten maka Danone dengan terpaksa ‘kalah’ atau membatalkan atau mundur dari pembuatan Pabrik di Serang.
Sebenarnya Danone bisa berhasil membuat pabrik di Serang seandainya Danone mau membuatkan fasilitas umum yaitu Air Bersih bagi warga sekitar, karena sebenarnya yang dibutuhkan warga sekitar itu hanyalah Air Bersih bukannya hanya sekedar survey atau malah penghijauan. Keadaan inilah yang sayangnya justru dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mencari ‘keuntungan’ pribadi.
2009 Danone akan mulai membuat pabrik baru di Cianjur, ini merupakan pengalihan dari Pabrik Serang yang pembangunannya sementara ditunda. Danone meluncurkan Mizone rasa Apple-Guava.

PERUSAHAAN PENGGABUNGAN (MERGER)
“PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk.”

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma yang pada tahun 1994 menjadi Indofood. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
Penggabungan perusahaan ke dalam Indofood CBP itu akan dilakukan melalui metode penyatuan kepentingan atau pooling of interest sesuai standar akuntasi keuangan dan ketentuan hukum yang berlaku. Merger akan efektif sejak tanggal pendaftaran akta penggabungan dan perubahan anggaran dasar.
Hasil dari penggabungan empat anak usaha lainnya ke dalam Indofood CBP akan membuat modal dasar meningkat menjadi Rp 750 miliar, yang terdiri atas 750 juta saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 466,47 miliar. Komposisi pemegang saham Indofood CBP nantinya akan menjadi INDF 99,99 persen dan PT Prima Intilapangan Sejati 0,01 persen.
Susunan pemegang saham perusahaan hasil merger adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang memiliki 466.476.177 saham dan PT Prima Intipangan Sejati sebanyak satu saham.
Tujuan penggabungan ini adalah untuk mengkonsolidasikan industri produk konsumen bermerek yang dimiliki PT Indofood Sukses Makmur Tbk ke dalam satu anak usaha sendiri. Dengan cara ini, diharapkan dapat menjadi lebih efisien, efektif dan produktif karena biaya produksi atau operasional menjadi lebih rendah.
Selain itu, untuk meningkatkan daya saing dengan tercapainya sinergi dalam proses produksi dan pemasaran. Penggabungan juga untuk memperoleh struktur keuangan yang lebih kuat, sehingga dapat mendukung pengembangan usaha perseroan.

PERUSAHAAN NASIONALISASI
“EXXONMOBIL”

Nasionalisasi perusahaan asing ala Presiden Venezuela Hugo Chavez menang melawan ExxonMobil Corp, simbolisasi kapitalisme Amerika Serikat. Nasionalisasi semakin mendapat angin.
International Chamber of Commerce (ICC) memutuskan, perusahaan minyak negara Venezuela, Petroleos de Venezuela SA (PDVSA), “memang memiliki kewajiban kontrak” kepada ExxonMobil. ICC menetapkan ganti rugi 907.588.000 dollar Amerika Serikat akibat kebijakan Venezuela menasionalisasi aset ExxonMobil tahun 2007. Jumlahnya kurang 10 persen dari tuntutan perusahaan minyak raksasa AS itu.
Sekalipun jauh di bawah tuntutan, Pemerintah Venezuela dan PDVSA hanya membayar 255 juta dollar AS kepada ExxonMobil. Jumlahnya kurang sepertiga dari putusan badan arbitrase internasional. ICC, berbasis di Paris, merupakan lembaga utama dunia yang mengatasi pertikaian bisnis lintas batas dan menyatakan telah menangani ratus kasus setahun sejak tahun 1999.
Sebelumnya, bulan September 2011, Pemerintah Venezuela menawarkan ganti rugi 907 juta dollar AS atau kurang 1 miliar dollar AS kepada ExxonMobil. ExxonMobil menuntut ganti rugi sekitar 12 miliar dollar AS sambil mengupayakan dua klaim ke badan arbitrase internasional, International Centre for Settlement of Investment Disputes Bank Dunia, menyangkut isu yang sama, yaitu nasionalisasi proyek peningkatan minyak mentah Cerro Negro di Orinoco, Venezuela, salah satu lokasi cadangan minyak mentah terbesar di dunia. Menyangkut isu yang sama, pembicaraan kasus itu dijadwalkan bulan depan dan belum diketahui tanggal putusan.
Jadi, pertarungan Venezuela dan ExxonMobil belum berakhir. Venezuela juga menghadapi belasan klaim perusahaan lain seperti ConocoPhillips dan Gold Reserve Inc. Nasionalisasi di era Chavez meliputi perusahaan telepon CANTV yang dimiliki Verizon (AS), perusahaan listrik Electricidad de Caracas yang dimiliki AES (AS), pembangkit listrik Electrica Saneca yang dimiliki CMS Energy (AS), dan ladang minyak Orinoco Belt yang dimiliki 13 perusahaan asing. Semuanya tahun 2007.
Tahun 2008 Chavez menasionalisasi Banco de Venezuela yang dimiliki bank Spanyol, perusahaan semen Cemex yang dimiliki Cemex (Meksiko), perusahaan semen Holcim yang dimiliki Holcim (Swiss), dan perusahaan tambang emas Crystallex yang dimiliki Crystallex International Corp (Kanada); tahun 2009 menasionalisasi hotel di kepulauan Margarita yang dimiliki Blactone Group (AS); dan tahun 2010 menasionalisasi 11 pengeboran minyak yang dimiliki Helmerich and Payne (AS).
Pertikaian antara Chavez dan ExxonMobil menjadi simbol konflik antara negara yang menginginkan lebih banyak pendapatan industri minyak yang booming dan perusahaan yang kukuh mempertahankan perjanjian investasi dan kompensasi karena pengambilalihan asetnya oleh negara. Nasionalisasi ala Chavez tidak kasar, karena pengambilalihan perusahaan asing disertai pemberian kompensasi yang disepakati bersama atau sesuai dengan nilai aset yang ditaksir badan arbitrase internasional.
Sekalipun masih banyak tantangan, pemerintahan Chavez merayakan putusan ICC sebagai pembenaran nasionalisasi melawan perusahaan minyak di negerinya, yang bertujuan meningkatkan pendapatan negara guna mendanai program pemerintah mengatasi kemiskinan. Ia mengontrol industri minyak sejak tahun 2004 dan negara penghasil minyak lainnya meniru Venezuela, dari Ekuador ke Kazakhstan, tetapi pengkritik menyebut nasionalisasi justru memperlambat investasi asing.
Putusan ICC merupakan kemenangan gerakan neososialisme di Amerika Latin dalam pertarungan melawan liberalisme dan kapitalisme, yang antara lain disimbolisasi ExxonMobil. Neososialisme merupakan gagasan yang menganur prinsip keadilan sosial, yaitu demokrasi yang mengakar, anti-monopoli kekayaan oleh segelintir orang dan kelompok, dan memproteksi kedaulatan negara dari intervensi berlebihan negara maju.
Sebagai antitesis ketidakadilan global, neososialisme sebenarnya selaras dengan falsafah Pancasila yang menjadi dasar negara. Keadilan sosial ala Pancasila mengacu pada virtue of solidarity yang sesuai dengan pengalaman hidup bangsa kita. Merujuk khazanah pemikiran founding fathers, pemikiran neososilaisme bisa berkembang pesat di Indonesia.
Neososialisme membidani rehabilitasi tatanan global yang sekarat ketika liberalisme dan kapitalisme mengalami kegoncangan, maka tak ada salahnya kita mempelajari negara-negara lain yang berhasil keluar dari cengkraman liberalisme dan kapitalisme global yang makin rapuh. Persoalannya, implementasi cenderung diputarbalikkan untuk kepentingan penguasa dan pengusaha.
Neososialisme memang menyebar selama satu dasawarsa terakhir di Amerika Latin—dari Venezuela, Brasil, Bolivia, Argentina, Ekuador, Uruguay, Nikaragua, Cile, ke Paraguay yang dijuluki corazon de America, jantung Amerika—berhadapan diametral dengan liberalisasi dan kapitalisme yang dikampanyekan AS, sekaligus pendukung utama. Chavez mencatatkan dirinya sebagai pelopor neososialisme.
Nasionalisasi ala Chavez berdasarkan neososialisme yang mengedepankan kemandirian ekonomi yang memihak kepentingan rakyat, bukan kapitalis semata. Ketika arus globalisasi yang diboncengi liberalisasi dan dan kapitalisasi begitu menghegemoni semua lini di dunia ketiga, sangat terbuka peluang bagi paham neososialisme untuk mengalami pertumbuhan pesat dan menjadi arus utama perlawanan terhadap liberalisme dan kapitalisme.

PERUSAHAAN PRIVATISASI
“INDOSAT”

PT Indosat Tbk., sebelumnya bernama PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Persero) adalah sebuah perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yang lengkap dan terbesar kedua di Indonesia untuk jasa seluler (Matrix, Mentari dan IM3). Per Juni 2011, komposisi kepemilikan saham Indosat adalah: QTEL Asia (65%), Pemerintah Republik Indonesia (14,29%), Skagen AS (5,57%), dan publik (15,14%). Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Saham New York.
Indosat didirikan pada tahun 1967 sebagai Perusahaan Modal Asing, dan memulai operasinya pada tahun 1969. Pada tahun 1980 Indosat menjadi Badan Usaha Milik Negara yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Hingga sekarang, Indosat menyediakan layanan seluler, telekomunikasi internasional dan layanan satelit bagi penyelenggara layanan broadcasting.
PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) didirikan pada tahun 1993 di bawah pengawasan PT Indosat. Satelindo beroperasi pada tahun 1994 sebagai operator GSM. Pendirian Satelindo sebagai anak perusahaan Indosat menjadikannya sebagai operator GSM pertama di Indonesia yang mengeluarkan kartu prabayar Mentari dan pascabayar Matrix.
Pada tanggal 19 Oktober 1994 Indosat mulai memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek di Indonesia, dan Amerika Serikat New York Stock Exchange.
Indosat merupakan perusahaan pertama yang menerapkan obligasi dengan konsep syariah pada tahun 2002. Setelah itu, pengimplementasian obligasi syariah Indosat mendapat peringkat AA+. Nilai emisi pada tahun 2002 sebesar Rp 175.000.000.000,00. dalam tenor lima tahun. Pada tahun 2005 nilai emisi obligasi syariah Indosat IV sebesar Rp 285.000.000.000,00. Setelah tahun 2002 penerapan obligasi syariah tersebut diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya.
Memasuki abad ke-21, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, TELKOM tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia. Pada tahun 2001 Indosat mendirikan PT Indosat Multi Media Mobile (IM3) dan menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia, dan pada tahun yang sama Indosat memegang kendali penuh PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo).
Pada akhir tahun 2002 Pemerintah Indonesia menjual 41,94% saham Indosat ke Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd.. Dengan demikian, Indosat kembali menjadi PMA. Pada bulan November 2003 Indosat melakukan penggabungan usaha tiga anak perusahaannya (akuisisi) PT Satelindo, PT IM3, dan Bimagraha, sehingga menjadi salah satu operator selular utama di Indonesia
Pada tanggal 1 Maret 2007 STT menjual kepemilikan saham Indosat sebesar 25% di Asia Holdings Pte. Ltd. ke Qatar Telecom.
Pada 31 Desember 2008, saham Indosat dimiliki oleh Qatar telecom Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communication Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%.
Pada tahun 2009 Qtel memiliki 65% saham Indosat melalui tender offer (memiliki tambahan 24,19% saham seri B dari publik).
Pada tanggal 25 mei 2011 di Ritz Carlton – Pacific Place, Jakarta, launching Indosat Mobile.

PERUSAHAAN DIVESTASI
“FORD MOTOR COMPANY”

Ford Motor Company, salah satu produsen terbesar di dunia dan produsen mobil terbesar di dunia truk. Di bawah kepemimpinan pendirinya, Henry Ford, perusahaan menerapkan metode jalur perakitan produksi missal dan mobil dibuat terjangkau bagi konsumen kelas menengah. Ford adalah mobil kedua terbesar di Amerika Serikat berdasarkan penjualan secara keseluruhan, hanya trailing General Motors Corporation. Ford berbasis di Dearborn, Michigan. Ford pasar kendaraan di bawah merek Ford, Lincoln, Mazda, Mercury, dan Volvo. Anak perusahaan Ford termasuk Corporation Hertz, mobil terbesar di dunia perusahaan rental, dan Ford Credit, penyedia terbesar di dunia pembiayaan otomotif.
Pada tahun 1903 Ford 40 tahun dan 11 investor mengangkat $28.000 untuk membentuk Ford Motor Company. Di antara para investor yang asli adalah saudara John dan Horace Dodge, yang kemudian akan menemukan perusahaan mobil mereka sendiri. Dalam 15 bulan pertama beroperasi, pabrik Ford dihasilkan 1.700 Model mobil A, yang mendapatkan reputasi untuk keandalan.
Pada awal tahun 1950 perusahaan memperkenalkan serangkaian mobil cukup sukses, termasuk Thunderbird, dua kursi mobil sport dengan atap kanvas konversi. Tapi ada kegagalan juga. The Edsel, yang diperkenalkan pada tahun 1958 dan diberi nama setelah anak hanya Henry Ford, kehilangan $ 250 juta.
Pada tahun 1964 perusahaan meluncurkan Mustang, mobil kecil dua pintu yang tersedia dengan atap convertible atau hardtop. Mobil itu menjadi sangat populer, dengan lebih dari 418.000 terjual di tahun pertama di pasar.
Pengenalan jalur perakitan merevolusi industri otomotif. Perusahaan Ford mulai menggunakan inovasi pada tahun 1913 dan dengan cepat meningkatkan produksi.
Pada awal 1980-an popularitas mobil kompak Jepang melonjak, dan penjualan Ford tergelincir. Dari 1980-1982 perusahaan kehilangan $3,2 miliar.
Pada tahun 1987 Ford membeli 75 persen dari Inggris mewah produsen mobil sport Aston Martin. Dua tahun kemudian Ford menghabiskan $ 2,5 milyar untuk mengakuisisi Jaguar, sebuah produsen mobil mewah Inggris didirikan pada tahun 1920.
Berharap untuk meningkatkan penjualan mobil mewah yang lebih tinggi-keuntungan, pada tahun 1999 Ford membeli divisi mobil Swedia dan produsen truk Volvo. Pada tahun 2000 perusahaan yang diakuisisi garis Land Rover kendaraan mewah sport dari Bayerische Motoren Werken (BMW).
Pada bulan Maret 2007, Ford menjual Aston Martin kepada konsorsium investor, meskipun hal itu mempertahankan saham di perusahaan. Pada bulan Maret 2008 Ford mengumumkan bahwa ia jual Jaguar dan Land Rover kepada Tata Motors merek dari India. Harga jual itu diungkapkan sebagai $2,3 miliar, sekitar setengah dari apa yang Ford dibayarkan untuk membeli merek.

PERUSAHAAN FRANCHASING
“CIRCLE K”

Salah satu perusahaan franchise di Indonesia adalah “ Circle K “. Circle K adalah waralaba Toko kelontong atau minimarket Internasional yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1951 di El Paso, Texas. Jaringan minimarket Circle K kini dimiliki dan dioperasikan oleh jaringan waralaba toko retail terbesar di Kanada, yaitu perusahaan Alimentation Couche-Tard. Sejarah Pada tahun 1951, Fred Harvey membeli 3 toko bahan makanan Kay’s Foodstore di El Paso, Texas, setelah pembelian tersebut, Fred Harvey mengubah nama kay’s Foodstore menjadi Circle K. Sejak saat itu dengan perlahan Circle K mulai membesar melalui berbagai akuisisi minimarket lain dan akhirnya pada tahun 1979, Circle K terjun ke pasar internasional dengan mengadakan lisensi pembukaan gerai internasional pertamanya di Jepang. Hal inilah yang menjadi batu loncatan bagi perusahaan ini berkembang menjadi salah satu jaringan waralaba minimarket yang terbesar di dunia. Itulah cikal bakal merek Circle K yang kita kenal sampai saat ini.
Sampai saat ini Jaringan minimarket Circle K memiliki lebih dari 4000 gerai internasional yang terletak di luar Amerika dan 2100 gerai yang tersebar di seluruh Amerika. Pada tahun 2003 Alimentation Couche-Tard (ACT) sebuah perusahaan retail convenience store terbesar dari Kanada mengakuisisi brand/merk Circle K. Gerai Circle K saat ini dapat dijumpai hampir di berbagai belahan dunia seperti di Amerika Serikat, Meksiko, Jepang, Macau, China, Taiwan, Guam, Hong Kong, dan Indonesia.
Circle K pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1986 di kota Jakarta, tepatnya di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Circle K lalu merambah keluar Jakarta dengan membuka store luar jakarta pertamanya di Bali pada tahun 1996, Circle K Yogyakarta menyusul pada tahun 2000, Circle K Bandung juga menyusul tahun 2001. Saat ini Circle K memiliki gerai di hampir setiap kota besar di seluruh Indonesia dan mempekerjakan lebih kurang 700 tenaga kerja di Indonesia, Circle K memiliki jaringan di Jakarta (23 gerai), Bandung (7 gerai), Yogyakarta (8 gerai), and Bali (42 gerai).
Circle K adalah sebuah minimarket yang beroperasi 24 jam penuh. Hal ini menjadikannya popular di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia dimana konsep minimarket seperti ini masih jarang. Circle K menjadi trend-setter bagi banyak minimarket sejenis yang muncul kemudian hari. Saat ini Circle K populer di kalangan remaja kota besar di Indonesia. Di mata remaja, Circle K dicitrakan sebagai minimarket zaman sekarang, mereka menyediakan berbagai minuman alkohol dan rokok yang cukup lengkap dan beroperasi 24 jam, sebuah hal yang diminati oleh remaja Indonesia masa kini. Pembeli dari gerainya juga diijinkan untuk duduk di depan gerainya sambil menikmati belanjaannya sehingga secara tidak langsung Circle K menjadi kawasan berkumpulnya remaja di kala malam hari.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Aspek lain dari organisasi, seperti Perusahaan Multinasional (MNC) : Nokia, Perusahaan Patungan (Joint Venture) : Sony Ericsson, Pengambil Alihan (Acquisition) : Aqua, Penggabungan (Merger) : PT. Indofood Sukses Makmur, Nasionalisasi : Exxon Mobil, Privatisasi : Indosat dan Divestasi : Ford Motor Company, serta Franchasing : Circle K.

4.2 Saran
Untuk mengembangkan organisasi perusahaan sebagai upaya untuk memperbesar usaha dan perlu mengukuhkan kedudukan perusahaan dalam pasaran, maka suatu perusahaan perlu untuk melebarkan sayap bisnisnya. Untuk melakukannya, perlu diperhatikan beberapa aspek lain dari organisasi, seperti Perusahaan Multinasional (MNC), Perusahaan Patungan (Joint Venture), Pengambil Alihan (Acquisition), Penggabungan (Merger), Nasionalisasi, Privatisasi dan Divestasi, serta Franchasing.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_multinasionalhttp://www.nokia.co.id/tentang-nokia/perusahaan

http://www.wikipedia.com/

http://www.google.com/