KOMUNITAS SEAWEED/ ALGAE ( RUMPUT LAUT) DIPERAIRAN BANGKA TIMUR DAN TELUK KELABAT

Oleh :

Erdiansyah, Eki Ria Saputra, dan Jayana Sitepu

ABSTRAK

Rumput laut merupakan komoditi perikanan penting yang tumbuh diperairan pantai dengan dasar pasir, dan pasir berbatu/ berbatu karang, namun potensi rumput laut belum diketahui secara maksimal. Penelitian komunitas Rumput laut diperairan Bangka timur dan Teluk kelabat dilakukan pada tanggal 29 september – 02 oktober 2010. Metode yang digunakan adalah metode Transek Kuadrat, dan Koleksi bebas dengan cara memanen tegakan Rumput laut (Seaweed). Jenis-jenis yang diperoleh berjumlah 33 spesies yang terdiri dari kelas Chlorophyta, yang terdiri dari 11 spesies, Rhodophyta juga terdiri dari 13 spesies, dan kelas kelas Phaeophyta terdiri dari 8 spesies. Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa di perairan bangka timur dan teluk kelabat, didominasi oleh algae jenis Padina australis, Sargassum polyticum dan Halimeda opuntia

PENDAHULUAN
Pulau bangka terletak di sebelah timur sumatra selatan, berbatasan dengan laut china selatan di sebelah utara, pulau belitung di sebelah timur, dan laut jawa disebelah selatan yaitu 1°20’-3°7 lintang selatan dan 105°-107° bujur timur. Pulau ini terdiri dari rawa-rawa, daratan rendah, bukit-bukit dan puncak bukit terdapat hutan lebat, sedangkan pada daerah rawa merupakan hutan mangrove yang sangat produktif. Daerah kepulauan bangka dihubungkan oleh perairan laut dan pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan perairan bangka merupakan satu kesatuan dari bagian dataran sunda, sehingga perairannya merupakan bagian dari dangkalan sunda (Sunda Self) dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter. Sebagai daerah kepulauan, bangka memiliki potensi laut yang sangat besar, salah satunya adalah rumput laut (seaweed) yang sangat beraneka ragam dan berlimpah, terutama pada wilayah reef flat.
Rumput laut (seaweed) merupakan alga makro laut yang bersifat bentik pada perairan yang dangkal dan dasar perairannya merupakan pasir kasar dan halus,serta pasir berlumpur. Menurut Nontji (1993), rumput laut terdiri atas tiga kelas yaitu alga hijau (Clorophyceae), alga coklat (Phaeophyceae), dan alga merah (Rhodophyceae).  
Rumput laut mempunyai beberapa fungsi, yaitu fungsi ekologis, ekonomis, dan sosial. Fungsi ekologis rumput laut adalah sebagai produsen di perairan, karena bersifat autotrof. Fungsi ekonomis dari rumput laut yaitu sebagai komoditas yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomi, seperti alginat, karagenan, agar dan fluseran. Sedangkan fungsi sosialnya yaitu usaha budidaya rumput laut memberikan kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Atmadja, Kadi, Sulistijo, dan Rahmaniar (1996), rumput laut memiliki jumlah keanekaragaman yang tinggi, namun dalam kuantitas yang kecil. Selain itu juga rentan terhadap perubahan dan tekanan ekologis habitatnya. Habitat rumput laut secara langsung atau tidak langsung akan mengalami degradasi akibat aktifitas manusia. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu penelitian tentang komunitas rumput laut (Seaweed)  yang bertujuan memberikan gambaran tentang komunitas rumput laut yang ada didaerah pengamatan.
BAHAN DAN METODE
Untuk mengetahui keanekaragaman, dominasi dan zonasi alga di setiap stasiun pengamatan pulau Bangka, yang dilakukan pada tanggal 28 September s/d 4 Oktober. Metode penelitian dilakukan dengan pengambilan contoh dengan garis transek pada panen tegakan/ m2 (standing crops), pada setiap jarak 10 meter di garis transek yang dibuat. Serta dengan mengkoleksi bebas alga dari setiap stasiun pengamatan yang ada di pulau Bangka. Hasil alge yang kita dapakan di identifikasi dan sampel yang didapat dengan metode transek  ditimbang biomassanya menurut (TAYLOR, (1967) dan WEBER, (1928) serta ADMADJA, (1996)).
Hasil panen tegakan algae yang didapat ditimbang berat basahnya untuk mengetahui kerapatan, kerapatan relatif, frekwensi kehadiran dan dominasi dari algae yang didapat.
Adapun alat alat yang digunakan adalah:
–          GPS
–          Timbangan analitik
–          Tali nilon garis transek 150 m
–          Frame (bingkai kawat stainless segi 4 ukuran 1X1/2
–          Kantong plastik  50 kg 20 buah.
–          Kertas label
Alat lapangan
–          Masker dan alat snorkeling 4 pasang
–          Sepatu lapangan 4 pasang
–          Pakaian lapangan (training sport)
Cara kerja:
Metode transek
–          Tentukan lokasi dengan GPS. (Zona intertidal)
–          Tentukan titik 0, sebagai awal titik transek
–          Tarik transek kearah laut sepanjang 150 m
–          Dijatuhkan frame setiap 10 m sebagai titik pengambilan sampel
–          Di kumpulkan seluruh algae yang ada didalam frame pada setiap titik pengambilan sampel dan dimasukan ke dalam plastik yang telah disediakan
–          Diidentifikasi sampel dengan menggunakan referensi buku identifikasi algae laut kemudian ditimbang
Metode koleksi bebas
–          Tentukan lokasi sampel dengan GPS. (diasumsikan banyak terdapat alga di titik tersebut).
–          Diambil sampel algae.
–          Dikumpulkan dan dimasukan ke dalam plastik
–          Diidentifikasi sampel dengan menggunakan refrensi buku identifikasi algae laut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Transek panen tegakan dilakukan di tanjung beruba sepanjang 150 m pada luasan 1m2 setiap jarak 10 m. Kondisi substrat terdiri dari pasir lumpur. Dari garis transek tidak didapat panen tegakan. Koleksi bebas kemudian dilakukan untuk mengetahui jenis rumput laut yang ada dan ternyata hanya dua spesies yang dikoleksi yaitu : Laurencia obtusa (Rhodophyta) dan Dictyota dichotoma (Phaeophyta). Koleksi dilakukan juga di pulau PKE/ P. Penyusur diperoleh 5 spesies algae yaitu : Halimeda opuntia (Chlorophyta), Poroliton sp. (Rhodophyta), Padina australis dan Turbinaria ornata (Phaeophyta). Di tanjung melala diperoleh 10 spesies algae sebagai berikut : kelas rhodophyta (Acanthopora dendroides, Acanthopora specifera, Gelidiela sp., Gelidium crinale, Gelidiela acerosa), kelas Pheophyta (Sargassum polycistum, Turbinaria ornata, Padina australis, Sargassum duplicatum), dan kelas Chlorophyta (Halimeda opuntia). Jenis lainnya yang diperoleh dari koleksi bebas adalah tiga jenis : Sargassum siliquosum, Hormophysa triquetra, dan Porolithon sp.  Di perairan teluk kelabat ditemukan 15 spesies algae dengan kerapatan tertinggi oleh jenis Halimeda opuntia sebesar 424 g/m2, namun dominasi diduduki oleh jenis Sargassum polycistum. Substrat dasar terutama pasir dan sedikit batu.
Hasil yang diperoleh pada perairan timur pulau bangka yaitu di pulau ketawai ditemukan 10 spesies yaitu : dari kelas chlorophyta (Bryopsis sp., Barnotella nudifera, Dyctyosphaeria cavernosa), rhodophyta (Hypnea sp., Gelidiela sp., Polysiphonia sp., Acanthopora dendroides, Gracilaria salichonia, Acanthopora specifera), Phaeophyta (Padina australis). Jenis lainnya yang diperoleh dari koleksi bebas, yaitu : Sargassum polycistum, Acanthophora specifera, Amphiroa flagilisima  dan Bornotella nitida. Kerapatan tertinggi dan dominasi diduduki oleh Padina australis (phaeophyta) sebesar 147/m2 ,  substrat dasar tempat tumbuh pasir berbatu. Di pulau Yohara diperoleh 8 spesies yaitu : Bornotella nitida, Dictyosphaeria cavernosa, Bryopsis sp (Chlorophyta), Achanthopora dendroides, Gracilaria salicornia, Polysiphonia sp, hypnea sp (Rhodophyta), dan Padina australis (Phaeophyta). Jenis lain yang diperoleh dari koleksi bebas, yaitu : Eucheuma spinosum, dan Sargassum binderi. Kerapatan tertinggi diduduki oleh Dictyosphaeria cavernosa sebanyak 6 g/m2, dan didominasi oleh Padina australis (Phaeophyta),  Substrat dasar adalah pasir berbatu. Di pulau Pasir dijumpai Ulva lactuca, Bornetella nitida, Bryopsis sp, chaethomorpha crassa (Chlorophyta), Acanthophora dendroides, Gelidiella acerosa, Hypnea sp, Gracilaria salicornia, Gelidiella sp (Rhodophyta), dan Padina australis (Phaeophyta). Kerapatan tertinggi oleh Acanthophora dendroides sebanyak 35 g/m2, didominasi oleh Padina australis, substrat dasarnya pasir berbatu.
Hasil yang diperoleh dari pulau kelapan ditemukan 12 spesies yang terdiri dari : Padina australis, Sargassum polycistum,  Dictyota dichotoma (Phaeophyta), Ulva lactuca, Neomeris anulata, Dictyosphaeria cavernosa, Caulerpa racemosa, Halimeda opuntia (chlorophyta), Gracilaria salicornia, Hypnea sp, Acanthopora specifera, Gracilaria edulis (Rhodophyta). Kerapatan tertinggi dan didominasi oleh Sargassum polycistum sebanyak 974 g/m2. Dari koleksi bebas diperoleh tambahan tiga spesies, yaitu : Halymenia sp, Ulva lactuca dan Chaetomorpha crassa. Substratnya terdiri dari batu berpasir. Di pulau Seniur diperoleh sembilan spesies, yaitu : Padina australis (Phaeophyta), Bornotella nitida, Ulva lactuca, Neumeris anulata (Chlorophyta), Gellidium rigidum, Glasilaria salicornia, Acanthophora specifera, Acanthopora dendroides, dan Hypnea sp (Rhodophyta). Kerapatan tertinggi dan didominasi  oleh Padina australis sebanyak 72 g/m2. Substratnya terdiri dari batu berpasir.
Di pulau Liat, diperoleh hasil 12 spesies, yaitu : Halimeda opuntia, Bodlea composita,Ulva lactuca, Neumeris anulata, Udotea geppii,Chaetomorpha crassa (Chlorophyta), Padina australis, Sargassum polycistum, Sargassum echinicarpum, Sargassum binderi, Turbinaria ornata (Phaeophyta), dan Gracilaria salicornia (Rhodophyta). Kerapatan tertinggi dan dominasi diduduki oleh Halimeda opuntia sebesar 416 g/m2. Jenis lain yang diperoleh dari koleksi bebas, yaitu : Avrainvillea flabellum, caulerpa sertularoides, dan caulerpa racemosa. Substratnya terdiri dari pasir berbatu dan terdapat Enhalus (seagrass). Panen tegakan dilakukan pada hamparan rumput laut (Algae) Sargassum, diperoleh empat jenis Phaeophyta yaitu : Sargassum polycistum dengan kerapatannya 1555 g/m2, Sargassum echinocarpum dengan kerapatan 906 g/m2, Sargassum binderi dengan kerapatan 899 g/m2, dan turbinaria ornata dengan kerapatan 7 g/m2, total biomassa 3367 g/m2.  Di pulau celaka ditemukan 18 spesies, yaitu : Padina australis, Sargassum polycistum, Sargassum echinocarpum, Sargassum binderi, Turbinaria ornata, Hormophysa triquetra, Dictyota dichotoma (Phaeophyta), Neumeris anulata, Halimeda macroloba, Caulerpa racemosa, Chaetomorpha crassa, Borgesenia forbessi (Chlorophyta), Gracilaria salicornia, Gelinium crinale, Hypnea sp, Gracilaria echeumoides, Gracilaria edulis, Gracilaria acerosa (Rhodophyta). Kerapatan tertinggi diduduki oleh Sargassum polycistum sebanyak 655 g/m2, dan didominasi oleh Padina australis. Jenis lain yang diperoleh Codium gepii, Dictyosphaeria cavernosa.  Substratnya terdiri dari pasir berbatu, Panen tegakan pada hamparan pertumbuhan Sargassum , diperoleh 15 jenis ,yang terdiri dari : Phaeophyta yaitu Padina australis dengan kerapatan 105g/m2, sargassum polycistum 1195 g/m2, Sargassum echinocarpum 388 g/m2, Sargassum binderi 431 g/m2, Turbinaria ornata 7 g/m2, Hormophysa triquetra 96 g/m2, Dictyota dichotoma 5 g/m2, Chlorophyta yaitu Halimeda macroloba dengan kerapatan31 g/m2, caulerpa rasemosa 10 g/m2, Boergesenia forbesi 1 g/m2, Rhodophyta yaitu Gelidium crinale 10 g/m2, Gracilaria eucheumoides 115 g/m2, Gracilaria edulis 12 g/m2, dan Gelidiela acerosa 4 g/m2.
Dari empat lokasi yang diteliti kekayaan jenis masing-masing lokasi tidak jauh berbeda. Di di Pulau Ketawai ada 10 spesies, pulau Yuhara delapan spesies, pulau Pasir 10 spesies, pulau Kelapan 12 spesies, pulau Seniur sembilan spesies, pulau liat 12 spesies, pulau Celaka sebanyak 18 spesies. Tampak bahwa pulau kelapan mempunyai kekayaan jenis yang lebih tinggi dari pulau-pulau yang lainnya. Meskipun seperti tidak berbeda dalam kekayaan jenis, namun kerapatan dan dominasi menunjukkan perbedaan yang signifikan. Di Tanjung Melala, kerapatan tertinggi yaitu jenis Halimeda opuntia sebesar 424 g/m2 tetapi didominasi oleh Sargassum polycistum. Di perairan timur Bangka yaitu pulau Ketawai, kerapatan tertinggi dan dominasinya yaitu dari Spesies Padina australis sebanyak 147 g/m2, di pulau Yohara kerapatan tertinggi yaitu Dictyosphaeria cavernosa sebanyak 6 g/m2, tetapi didominasi oleh spesies Padina australis (Phaeophyta). Sedangkan di pulau pasir, kerapatan tertinggi dari spesies  Acanthophora dendroides sebanyak 35 g/m2 tetapi didominasi oleh spesies Padina australis. Di pulau Kelapan kerapatan jenis dan dominasi oleh spesies sargassum polycistum sebanyak 974 g/m2. Sedangkan di pulau Seniur Kerapatan tertinggi dan didominasi  oleh Padina australis sebanyak 72 g/m2.  Di pulau Liat Kerapatan tertinggi dan dominasi diduduki oleh Halimeda opuntia sebesar 416 g/m2, sedangkan di pulau Celaka Kerapatan tertinggi diduduki oleh Sargassum polycistum sebanyak 655 g/m2. Tetapi didominasi oleh Padina australis.
Di tanjung Melala, pada jarak 40 meter sudah mulai ditemukan Acanthophora dendroides . Acanthophora specifera, Turbinaria ornata, Gelidium crinale dan Gelidiela acerosa ditemukan pada jarak 120 meter, pada jarak 130 ditemukan  lima spesies, yaitu Gelidiela sp, Gelidiela acerosa, Sargassum polycistum, Padina austaralis, dan Halimeda opuntia. Sedangkan pada kedalaman 140, ditemukan empat spesies, yaitu Gelidiela acerosa, Sargassum polycistum, Padina austaralis, dan Halimeda opuntia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa zonasi pertumbuhan rumput laut yaitu pada jarak 120 sampai 140 meter dari garis pantai. Sedangkan di pulau ketawai zonasi pertumbuhan rumput laut dimulai dari jarak 100 sampai 140 meter dari garis pantai, karena didaerah ini memiliki banyak spesies yang tumbuh, yaitu : Borgesenia forbesi, Dictyosphaeria cavernosa, Hypnea sp, Gelidiela sp, Polysiphonia sp, Acanthophora dendroides, Gracilaria Salicornia, Acanthophora specifera, dan Padina australis. Di pulau Yohana pada zonasi 10-30m sudah ditemukan algae yaitu Bornotella nifida, Dyctiosperia carnosa, Bryopsis sp, Achanthopora dendroides, Grasilaria salisinia, Padina australis, sedangkan pada zonasi 50-60 m jenis algae yang ditemukan masih sama seperti jenis yang didapatkan pada zonasi 10-30 m. Pada zoonasi 70-80 m tidak ditemukan algae tetapi ditemukan lagi pada zonasi 90-100 m yaitu jenis Grasilaria salicornia, Polysifhonea sp, Hypnea sp, Padina australis. Pada zonasi 110-150 m yang ditemukan hanya jenis Padina australis Pada plot ke-12.
Di stasiun pengamatan pulau pasir, algae baru ditemukan pada zonasi 50-80 m, yaitu jenis Bryopsis sp, Chaethomorpha erassa, Hypnea sp dan Padina australis. Pada zonasi 90-110 m tidak ditemukan algae, ditemukan kembali pada zonasi 120-150 m, yaitu algae jenis Ulva lactuca, Bornetella nifida, Acanthophora dendroides, Gelidiela acerosa, Grasilaria salicornia, Gelidiella sp dan Padina australis. Pada lokasi pulau kelapan, zonasi  rumput laut (seaweed) terdapat pada jarak 20 sampai 100 meter dari garis pantai, yaitu jenis-jenis Padina australis, Sarrgasum polycitum, ulva lactuca, neumeris anulata, dicthyospora cavernosa, caulerva racemosa, halimeda opuntia, gracilaria salicornia, hypnea sp,  acanthopora specifera, dan Gracilaria eduli. Sedangkan pada jarak 110 sampai 130 tidak ditemukan algae, tetapi ditemukan lagi pada jarak 140 meter dari garis pantai.
Di pulau seniur, rumput laut sudah mulai ditemukan pada zonasi 10 sampai 60 meter yaitu spesies Padina australis, Bormotella nifida, Neumerus anulata, Gracilaria salicornia, dan Acanthopora dendroides, tetapi tidak ditemukan lagi pada jarak 50 sampai 90 meter. Sedangkan pada jarak 100 sampai 130 meter ditemukan kembali jenis-jenis Padina australis, Ulva lactuca, Bormotella nifida, Gracilaria salicornia, Gelidium nigidum dan Acanthopora dendroides.
Di pulau Liat, rumput laut mulai ditemukan pada jenis Halimeda opuntia pada jarak 30, 80, 110,140, dan 150 meter dari garis pantai, dan Numeris anulata pada jarak 40.50 meter. Tetapi tidak lagi ditemukan rumput laut pada 60 sampai 70 meter. Sedangkan pada kedalaman 140 sampai 160 ditemukan spesies Gracilaria salicornia. Sedangkan pada lokasi pulau Celaka, zonasi pertumbuhan rumput laut dimulai dari jarak 10 sampai 100 meter, dan didominasi oleh spesies Padina australis dan spesies Sargassum polycistum mulai banyak pada jarak 80 sampai 100 meter didepan garis pantai.
KESIMPULAN
–          Terdapat 33 spesies yang ditemukan yang terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas Chlorophyta, yang terdiri dari 11 spesies, yaitu : Halimeda opuntia, Bryopsis sp, Dichtyospheria cavernosa, Bornotela nifida, Ulva lactuca, chaetomorpha crassa, Neumeris anulata, Caulerva racemosa, Bodlea composita, Udotea geppii, Halimeda macroloba. Jenis Rhodophyta juga terdiri dari 13 spesies, yaitu : Acanthopora dendroides, acanthopora specifera, Gelidiela sp, Gelidilum crinale, Gelidiela racemosa, boergesenia forbesi, Gracilaria salicornia, Hypnea sp, Polysiphonia sp,  Gelidium nigidum, acanthophora gracifera, Gracilaria echeumoides, dan Gracilaria edulis. Sedangkan kelas Phaeophyta terdiri dari 8 spesies, yang terdiri dari Dictyota dichotoma, Padina australis, Turbinaria ornata, Sargassum polycistum, sargassumduplicatum, sargassum echinocarpum, sargassum binderi, Hormophysa triquetra.
–          Spesies yang diperoleh dari koleksi bebas di lapangan, yaitu : Laurencia obtusa, Dictyota dichotoma, Sargassum siliquosum, Hormophysa triquetra, Porolithon sp, Sargassum polycistum, Acanthophora specifera, Amphiroa flagilisima, Bornotella nitida, Eucheuma spinosum, Sargassum binderi, Halymenia sp, Ulva lactuca,  Chaetomorpha crassa, Avrainvillea flabellum, caulerpa sertularoides, caulerpa racemosa, Codium gepii, Dictyosphaeria cavernosa.
–          Dari data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa di perairan bangka timur dan teluk kelabat, didominasi oleh algae jenis Padina australis, Sargassum polyticum dan Halimeda opuntia. Algae jenis ini terdapat hampir di seluruh plot di setiap stasiun penelitian.
–          Zonasi algae yang terdapat di daerah teluk kelabat dan perairan bangka timur yaitu dimulai dari 30 m tegak lurus dari garis pantai hingga 180 m atau sepanjang batas intertidal pada reef flat dan hanya terdapat pada substrat pasir, batu dan lumpur.