KESEPIAN PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDA

Loader Loading...
EAD Logo Taking too long?

Reload Reload document
| Open Open in new tab

Download [24.45 KB]

KESEPIAN PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDA

Kata kunci : kesepian lansia di panti werd Abstraksi :

Lanjut usia (lansia) adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu periode dimana seseorang telah banyak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurlock, 1997). Hal tersebut ditandai dengan kemunduran dan kehilangan seperti masa pensiun, kehilangan atau kematian pasangan hidup dan sahabat. Bagi kaum lansia, pindah ke tempat lain yang sama sekali baru, mempunyai dampak psikologis dan kesehatan mental. Apalagi jika mereka harus pindah dan menetap sampai akhir hayat di panti-panti werda. Panti werda merupakan alternatif terakhir yang dipilih oleh kaum lansia sebagai tempat tinggal Arber & Evardran (dalam Durkin, 1995).

Tinggal di panti werda itu berarti individu harus rela berpisah dengan keluarganya, barang-barang kesayangannya, teman-teman rumahnya, anak-anaknya, cucu-cucunya. Tinggal di panti werda pun harus mematuhi peraturan yang ada dan berlaku disana. Tinggal di panti werda juga berarti harus menyerahkan segalanya pada pihak dan staf panti sehingga kehidupannya bergantung pada panti werda. Hal-hal tersebut tentunya tidaklah mudah bagi individu lanjut usia yang tinggal di panti werda. Maka dalam keadaan seperti itu akan menimbulkan perasaan kesepian pada lansia (Tobin & Lieberman, 1978). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai kesepian pada lansia yang tinggal di panti werda dan faktor-faktor yang menyebabkannya. Subjek penelitian ini ada satu orang yang mengalami kesepian pada lansia yang tinggal di panti werda. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus, di mana didalamnya digunakan metode observasi dan wawancara.

Observasi dilakukan di tempat panti werda yang subjek tempati sedangkan wawancaranya berlangsung di tempat yang sudah disepakati oleh subjek dan penulis, dimana sebelumnya dibuat pedoman observasi dan wawancara terlebih dahulu oleh penulis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, diketahui bahwa pada subjek yang diteliti yang bertempat tinggal di panti werda, subjek iii mengalami kesepian yang teramat terdalam yang benar-benar telah merubah kepribadiannya pandangannya terhadap sesuatu, caranya dalam menghadapi suatu masalah dan juga perubahan akan kondisi fisik dan psikisnya. Serta faktor-faktor yang menyebabkan kesepian subjek di panti werda dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan, frustrasi serta karakter kepribadian yang dapat mempengaruhi subjek mengalami kesepian sehingga subjek tidak memikirkan dampak yang diakibatkan dirinya sendiri.