KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DALAM KUALITAS

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, selawat dan salam kepada Rasulullah SAW serta sahabat dan keluarga beliau sekalian dengan segala kebaikan Beliau yang telah membawa kita dari alam jahiliyah kepada alam islamiayh dan dari alam yang penuh kebiadaban kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini yang berjudul “Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas ” yang ditulis dengan segenap kemampuan yang terbatas dan sederhana mungkin.
Terima kasih yang tidak terhingga kepada Dosen Pembimbing dan seluruh pihak yang telah ikut berpatisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami berharap agar makalah ini dapat dikritik yang membangun dan hasilnya dapat bermanfaat bagi kami dan orang lain.

Banda Aceh, 29 Januari 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 3

BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Kepemimpinan 4
2.2 Pemimpin Pendidikan 7
1) Mengkomonikasikan Visi 8
2) Wewenang Bagi Guru 9
2.3 Tipe Atau Gaya Kepemimpinan Kualitas dalam Pendidikan 9
2.4 Karaktristik Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas 10
2.5 Metode Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas 11
1) Mempunyai Visi Yang Jelas 12
2) Responsif 13
3) Seorang Pelatih 14
2.6 Perilaku Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas 14
a) Pentingnya EQ 15
b) Sikap Kepemimpinan dalam Organisasi 17
2.7 Ciri-ciri pemimpin yang berkualitas 19
2.8 Faktor-faktor yang memperngaruhi efektivitas Kepemimpinan dalam manajemen pendidikan 21
2.9 Teori Tentang Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas 22

BAB III PENUTUP 29
A. Kesimpulan 29
B. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

Makalah :
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DALAM KUALITAS

DI

S
U
S
U
N

OLEH :

ZULKARNAINI
M. HUSEN
ERIYANTI

Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Tb. Abin Syamsuddin Makmun
Prof. Dr. Murniati AR, M.Pd

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN BANDA ACEH
2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahkluk Tuhan yang paling tinggi dibanding mahkluk yang lain. Manusia dianugerahi pikiran, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itu seharusnya manusia mampu mengelolah lingkungan yang baik, termasuk kehidupan sosialnya. (http://rvnsprasetyo.wordpress.com/2010/09/01/)
Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri. Seperti termaktub dalam Al qur’an surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi “ ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat , sesungguhnya aku akan mengangkat Adam menjadi khalifah di muka bumu. Menurut Bachtiar Surin, perkataan khalifah berarti penghubung atau pemimpin yang memimpin sesuatu.
Seorang pemimpin pendidikan dituntut agar memiliki kemampuan menggerakkan personel satuan pendidikan atau sekolah dalam melaksanakan tugas pembelajaran sesuai prinsip-prinsi pedagogik.
Pendidikan adalah alat yang paling dapat diandalkan, karena dalam pendidikan terjadi proses transformasi informasi dan pengetahuan yang sistematis. Dari pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia-manusia yang kelak akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik. Dengan pendidikan,masyarakat akan semakin maju yang akhirnya terjadi kesadaran publik sehingga secara bertahap mengubah bangsa ini dari sikap menghamba dan tunduk menjadi sikap mandiri dan mempunyai harga diri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Membangun manusia seutuhnya merupakan tujuan yang terbaik dalam kewajiban pendidikan. Manusia seutuhnya merupakan tujuan terbaik dalam kewajiban pendidikan. Manusia seutuhnya berarti mengoptimalkan semua sisi potensi yang dimiliki (fisik, hati dan akal). Atau dengan kata lain memadukan antara unsur iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. (http://hilmiarifin.com/2001/27/1)
Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas didasarkan pada empat ukuran/indikator, yaitu (1) mutu produk/lulusan, (2) mutu proses pembelajaran, (3) mutu layanan sekolah dan (4) mutu lingkungan sekolah.
Mutu produk/lulusan pendidikan dapat dinilai berdasarakan nilai ujian akhir nasional/sekolah yang tinggi. Tetapi tentunya nilai bukan satu-satunya ukuran, harus didukung dengan ukuran lainnya yaitu lulusan lembaga pendidikan juga mempunyai kecakapan dan ketrampilan untuk hidup (life skills), yang dapat dimanfaaatkan untuk bekal hidup peserta didik di masyarakat. Selain itu tentunya lulusan pendidikan juga mempunyai nilai-nilai kemanusian yang tinggi, yang responsi terhadap persoalan sosial yang ada.
Mutu proses pembelajaran sangat ditentukan pada profesionalisme guru. Guru dalam pembelajaran tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan semata tetapi juga mendidik, mengarahkan dan menggerakan siswa agar menjadi manusia seutuhnya, tidak hanya pandai dan terampil tetapi juga berintegritas serta berbudi pekerti yang luhur. Mulu layanan sekolah yang baik tidak hanya layanan kepada siswa akan tetapi kepada orang tua, tamu sekolah dan lain sebagainya. Mutu layanan juga ditentukan dari kemampuan pelaku sekolah untuk dapat menjalin hubungan dan memberikan pelayanan yang terbaik pada suluruh stakeholder sekolah. Mutu lingkungan sekolah ditunjukkan dengan sekolah yang bersih, indah, damai. Dengan lingkungan yang baik akan menciptakan kenyamanan proses belajar mengajar di sekolah. (Dhanay, 2010:11)

1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini diarahkan untuk :
a) Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
b) Untuk mengetahui Tipe atau Gaya Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
c) Untuk mengetahui Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
d) Untuk mengetahui Prilaku Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
e) Untuk mengetahui Ciri-ciri Kepemimpinan dalam Kualitas
f) Untuk Mengetahui Faktor-faktor Kepemimpinan pendidikan dalam kualitas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan
Kata “kepemimpinan” terjemahan dari bahasa inggris “leadership” yang menurut Ensiklopedi Umum dalam tahun 1993 penerbit Yayasan Kanisius diartikan sebagai “Hubungan yang erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada kepentingan yang sama”. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan yang dipimpin. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam kepemimpinan tentu akan melibatkan unsur pemimpin yakni orang yang akan mempengaruhi tingkah laku pengikutnya (influence) dan pengikut-pengikutnya (influence) dalam situasi tertentu. Oleh karena itu Stephen Covey seorang “guru” di bidang manajemen menyatakan bahwa pemimpin yang berhasil di abad 21 adalah yang mempunyai visi, keberanian serta kerendahan hati untuk terus menerus belajar dan mengasah kecakapan emosinya.
Kepemimpinan adalah hal yang esensi dalam TQM. Pemimpin harus memiliki visi dan dapat menterjemahkannya ke dalam kebijakan dan tujuan khusus dengan jelas.
Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. (T. Hani Handoko, 1997:294).
Definisi lain dari kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama (Burhanuddin,1994 :62) . Dalam pengertian ini seseorang yang ingin diakui sebagai pemimpian harus memiliki kelebihan dalam beberapa fungsi diatas, yakni:mempengaruhi, membimbing sampai pada mengelola orang lain.
Sedangkan menurut Wiles dalam Burhanuddin (1994:62) kepemimpinan merupakan segenap bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang bagi penetapan dan pencapaian tujuan kelompok.
Dari beberapa batasan tersebut bila kita garis bawahi bahwa kepemimpinan atau kegiatan memimpin merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuannya.
Kepemimpinan menurut Burhanuddin (1994:63) dapat muncul kapan dan dimanapun apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :
1) Ada orang–orang yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan.
2) Ada orang-orang yang dipengaruhi.
3) Ada kegiatan tertentu dalam menggerakkam bawahan.
4) Adanya tujuan.
Menurut stoner Manajemen Kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada tiga implikasi penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan atau pengikut ), kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah pemimpin.
“Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk dipahami” (Richard L. Daft, 1999).
Menurut Parjudi Atmosudirjo pengertian kepemimpinan dapat ditelaah dari berbagai segi yaitu sebagai berikut :
1) Kepentingan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian seseorang yang mendatangkan keinginan para kelompok orang – orang untuk mencotohnya dan mengikutinya atau yang memancarkan suatu pengaruh yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga membuat sekelompok orang – orang mau melakukan apa yang di kehendaki.
2) Kepemimpinan adalah suatu seni (art) kesanggupan (ability) atau tekhnik (technique) untuk membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau simpatisan dalam organisasi mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendakinya.
3) Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai sarana.
Definisi tentang pendidikan adalah :
1) Proses dimana seseorang yang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dimasyarakat tempat dia hidup.
2) Proses dimana orang dihadapkam pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka mengalami perkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimal. (Moch. Idochi Anwar,1991
Dari definisi di atas, maka pengertian dari kepemimpinan pendidikan adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong,membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
Lebih lanjut kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa orang untuk mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana, seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya kelebihan dalam menggunakan pikirannya, rohaniah, dan badaniah. Agar dapat menggunakan kelebihanya tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi difasilitasi dengan apa yang disebut dengan tugas dan wewenang.
Tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah hak untuk bertindak.. Wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan orang atau bawahannya supaya suka mengikutinya atau menjalankan tugas yang diperintah kepadanya. Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga mika yaitu dapat menarik simpati dari orang lain, pradaya yaitu selalu bertindak bijaksana,; atma sampat yaitu bermoral dan berbudi pekerti yang luhur, Sakyasanmata, yaitu selalu bertindak teliti dan cermat
2.2 Pemimpin Pendidikan
Total Quality merupakan suatu keinginan dan jaan hidup organisasi yang menganut pesan-pesannya. Peters dan Austin memberikan pertimbangan spesifik dalam kepemimpinan pendidikan. Dalam kualitis pendidikan menurut Peter dan Austin memerlukan seorang pemimpin. Pemimpin pendidikan membutuhkan kualifikasi berikut :
1. Visi dan Simbol. Kepala sekolah harus mengkomunikasikan nilai-nilai lembaga pada stafnya, siswa dan masyarakat luas.
2. Management by walking About merupakan hal yang diperluka oleh gaya kepemimpinan untuk setiap lembaga.
3. For The Kids dalam pendidikan konsep tersebut identik dengan “dekat dengan lemabag”. Hal ini untuk menyakinkan bahwa organisasi memiliki focus yang jelas pada pelanggan utamanya.
4. Otonomi, percobaan, dan dukungan pada kegagalan. Pemimpin menyiapkan segala menganjurkan adanya inovasi pada stafnya dan menyiapkan segala sesuatu untuk mengantisipai kemungkinan yang timbul.
5. Menciptakan perasaan kekeluargaan.
6. Rasa kesatuan, irama, keinginan, intensitas dan antusias. Hal tersebut merupakan kualitas personal yang diperlukan oleh pemimpin pendidikan (Peter dan Austin, 1986 : 393-4141)

1) Mengkomunikasikan Visi
Senior Management harus memberikan bimbingan dan menyampaikan visi serta inspirasinya. Dalam organisasi TQM seluruh manajer harus menjadi pemimpin dan unggul dalam proses kualitas. Manajer harus menjadi pemimpin dan unggul dalam proses kualitas. Manajer perlu untuk mengkomunikasikan misi dan menyebarkannya melalui organisasi. Banyak manajer, khususnya Manajer Madya merasa kesulitan untuk menerima dan menerapkan TQM. Hal ini disebabkan oleh perubahan peranan. Dengan demikian, perlu ditekankan fungsi kepemimpinan disini adalah untuk mempertinggi kualitas pengajaran dan mendukung staf yang terlibat didalamnya.
Peranan pemimpin dalam pengembangkan budaya kualitas adalah :
1. Memiliki visi tentang Total Quality untuk lembaganya
2. Memiliki komitment pada proses peningkatan kualitas
3. Mengkomunikasikan peran kualitas
4. Menyakinkan kebutuhan pelanggan sebagai pusat perhatian kebijakan lembaga.
5. Menyakinkan bahwa terdapat chanel yang cocok untuk menyampaikan suara pelanggan.
6. Pemimpin pengembangan staf.
7. Jangan menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa mencari bukti-bukti.
8. Memimpin inovasi dalam lembaga mereka.

2) Wewenang bagi Guru
Spenbauer meletakkan dasar pentingnya kepemimpinan, seperti yang ditulis (Spanbaur, 1992 : 15) yaitu :” Komitmen lebih sekedar ceramah yang diberikan tentang pentingnya kualitas di sekolah kita. Peningkatan kualitas. Komitmen memerlukan promosi dan perhatian tentang cara baru serta memerlukan promosi dan perhatian tentang cara baru serta memerlukan kajian ulang yang konstan tentang setiap tindakan yang telah dilaksanakan”.

2.3 Tipe atau Gaya Kepemimpinan Kualitas dalam Pendidikan
Tipe atau gaya kepemimpinan adalah cara gaya seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan, didalam kepemimpinan ada tiga unsur yang saling berkaitan yaitu unsur manusia, unsur sarana dan unsur tujuan.
Berbagai gaya atau tipe kepemimpinan banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari, termasuk disekolah. Walaupun pemimpin pendidikan khususnya formal adalah pemimpin yang angkat secara langsung maupun melalui pemilihan.
1) Kepemimpinan Yang Otokratis
Pemimpin bertindak sebagai diktator , pemimpin adalah pengerak dan penguasa kelompok. Kewajiban bawahan atau anggota – anggotanya hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membatah ataupun mengajukan saran.
2) Kepemimpinan yang Laissez Faire (masa bodoh).
Pemimpin yang seperti ini menafsirkan demokrasi dalam arti keliru, karena demokrasi seolah –olah diartikan sebagai kebebasan bagi setiap anggota untuk mengemukakan dan mempertahankan pendapat dan kebijakannya masing –masing. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan Gaya Laissez Faire semata – mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dna bukan karena pengaruh dari pemimpinnya.
3) Kepemimpinan yang demokratis
Pemimpinan demokrasi selalu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya. Berhasil tidaknya suatu pekerjaan bersama terletak pada kelompok dan pimpinan.
4) Kepemimpinan Pseudo Demokratis
Pemimpin ini sebenarnya bersikap otokratis, tetapi ia pandai memberikan kesan seolah –olah demokratis.

2.4 Karakter Kepemimpinan Pendidikan dalam kualitas
Menurut Ken Blanchard, ada sejumlah ciri-ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yaitu memiliki tujuan utama melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tetapi justru untuk kepentingan umum yang dipimpinnya.
Pemimpin juga memiliki perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Perhatian itu terwujud dalam bentuk kepedulian dan mau mendengar setiap kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya. Contohnya manajer farm berusaha memenuhi kebutuhan pemilik farm dengan cara memperoleh laba setinggi-tingginya dari hasil penjualan hasil ternak (daging ayam dan telur) tapi tidak dengan cara memeras tenaga karyawan kandang secara paksa, melainkan ikut terjun langsung membantu karyawan dalam kegiatan operasional kandang. Pemilik farm juga memberikan fasilitas bagi karyawan yang tinggal di kandang, memperhatikan kesehatan karyawan dan rela membagi keterampilan yang dimiliki kepada karyawan.
Ciri seorang pemimpin salah satunya adalah akuntabilitas. Istilah akuntabilitas berati penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau kepada setiap anggota organisasinya.
Pemimpin juga harus mampu mengendalikan ego. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi begitu berat. Seorang pemimpin selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri dan tidak mudah emosi. Misalnya saat terjadi kasus kematian tinggi pada ayam secara tiba-tiba, manajer farm tidak boleh serta merta menyalahkan karyawan, melainkan menghadapi dengan tenang dan segera mengambil keputusan dan tindakan karena kasus tersebut juga menjadi tanggung jawabnya.

2.5 Metode Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki karakter semata, tetapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas dari aspek yang pertama, yaitu berkarakter seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pemimpin justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :

1) Mempunyai visi yang jelas
Visi (target) ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali.
Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk menerapkan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Contohnya adalah sebuah farm yang memiliki visi “Menjadi Farm yang Terdepan di Bandung dalam Menghasilkan Produk Daging Berkualitas Tahun 2015”. Untuk mewujudkan visi tersebut, manajer farm beserta karyawan mulai menyusun dan melakukan serangkaian kegiatan manajemen pemeliharaan terpadu meliputi desinfeksi kandang dan peralatan secara teratur, pemberian ransum yang berkualitas dan pelaksanaan program kesehatan tepat waktu.
Untuk menghasilkan produk ternak (seperti daging) yang berkualitas, membutuhkan program pemeliharaan yang baik dan terkontrol. Manajer farm sangat berperan dalam memberikan dukungan komunikasi yang efektif dengan pemilik dan karyawan farm. Komunikasi ini terkait dengan manajemen pemeliharaan ternak dan penerapan biosekuriti yang terpadu. Biosekuriti yang dijalankan dengan ketat dan terkontrol di farm akan meminimalkan kerugian akibat ternak yang sakit sehingga terjadi peningkatan performan produksi. Produk ternak yang berkualitas adalah produk ternak yang hygienis, sehat dan memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Jika produk yang dihasilkan sudah berkualitas, artinya visi sudah tercapai.

Pemimpin mampu memenuhi tugas kepemimpinannya serta kebutuhan pribadi dan karyawan yang dipimpinnya
2) Responsif
Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian terhadap mereka yang dipimpinnya. Selain itu, selalu aktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
Kepemimpinan pemilik farm sangat menentukan kinerja karyawan farm. Manajer farm yang baik memiliki kemampuan untuk membangun kepercayaan diri karyawan kandang dan tim kerja yang solid, contohnya mau memberikan pujian atas kerja karyawan kandang yang baik dan memberikan peringatan pada kelalaian/kesalahan dengan cara-cara yang baik pula.
Operator kandang akan mampu bekerja baik di bawah kepemimpinan manajer farm yang baik. Dalam hal ini perlu adanya penumbuhan motivasi dan pengurangan tingkat stres bagi para karyawan farm. Tidak kalah pentingnya adalah sistem pemberian reward (imbalan/ balas jasa) atau bonus atas performan ternak yang menjadi tanggung jawabnya. Performan kerja operator kandang ditentukan dari kualitas produk hasil ternak yang berhasil dipanen. Contohnya ketika laba hasil panen ayam meningkat maka berikanlah bonus atas kerja keras karyawan kandang.
3) Seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach)
Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan mendorong anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target/sasaran, rencana kebutuhan sumber daya dsb). Misalnya melakukan kegiatan monitoring dan mengevaluasi kinerja dari operator kandang saat desinfeksi kandang.
Manajer farm harus mampu membangun budaya efisien dalam proses pencapaian performan ternak yang maksimal dan menjadi contoh/teladan bagi anak buahnya. Contohnya adalah dengan menerapkan kedisplinan operator kandang. Kapan karyawan memberi ransum, air minum, desinfeksi kandang, mencuci tempat ransum dan minum harus selalu dikontrol untuk menegaskan kedisiplinan. Kedisiplinan dalam pemeliharaan ternak akan meningkatkan IP (performance index) dan menurunkan biaya pemeliharaan.
Peran administratif dari manajer farm juga diperlukan. Misalnya manajer farm membuat sistem recording (pencatatan). Pencatatan yang terkontrol dapat memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat misalnya dalam hal pencegahan kerugian yang lebih besar. Proses pemeliharaan ternak ini tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan produktivitas yang unggul dari keseluruhan orang-orang yang terlibat di dalamnya.

2.6 Perilaku Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
Pemimpin sejati bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan dalam metode kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin, yaitu : memiliki perilaku yang tidak bertentangan dengan agama seperti taat beribadah, berperilaku jujur, dapat dipercaya, tenggang rasa, rendah hati, tidak sombong dll. Artinya dia senantiasa menjaga hubungan baik secara horizontal (sesama manusia) dan secara vertikal (menjaga hubungan baik dengan Tuhan). Pemimpin sejati senatiasa mau belajar dan tumbuh dalam berbagai aspek, baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi dan sebagainya.

a) Pentingnya EQ (Emosional Quotient) dalam Kepemimpinan Efektif
Apa itu kecerdasan emosi? Apakah dalam dunia kerja emosi perlu dibawa? Dari zaman dulu sampai sekarang faktor emosi memang menjadi bagian dari manusia yang sangat besar yang dapat menentukan kemana langkah seseorang. Istilahnya IQ (Intellegence Quotient/kecerdasan intelektual) memang diperlukan, tapi IQ bukan satu-satunya perkara yang bisa menjamin kesuksesan.
Seorang pemimpin yang menggunakan pendekatan kecerdasan emosi (EQ) akan menghasilkan kinerja jauh lebih baik ketimbang pemimpin yang hanya menggunakan pendekatan IQ. Coba bedakan, pemimpin yang menggunakan kecerdasan emosi, pola pikirnya dimulai dari melihat karyawan sebagai aset dan bagian yang penting untuk masa depan perusahaan. Apabila karyawan bebas dari masalah, selalu termotivasi, diperhatikan kebutuhan dasarnya maka mereka dengan sendirinya akan maksimal dalam bekerja.
Keuntungan atau laba usaha pada dasarnya hanya merupakan akibat dari karyawan yang memiliki semangat tinggi, tidak ada masalah pribadi yang dibawa ke kantor dan mereka terus belajar untuk melihat peluang besar di depan matanya. Jadi, kalau mau untung, kalau mau sukses, peliharalah orang-orang di dalam terlebih dahulu.
Sejauh mana pemimpin memperhatikan karyawan? Karyawan juga manusia yang memiliki masalah, keluh kesah, dan permasalahan hidup sehari-hari. Ketika pemimpin tidak mau tahu terhadap persoalan karyawannya, jangan menyesal jika terjadi turn over (keluar masuk karyawan) cukup tinggi di perusahaan tersebut. Pemimpin harus mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi yang tepat. Kadang bersikap sebagai seorang manajer, kadang bersikap sebagai seorang bapak kepada anaknya, kadang bersikap sebagai teman atau sahabat, kadang bersikap sebagai konsultan, kadang pula bisa bersikap sebagai juru therapis yang mengobati pasiennya.
Pemimpin harus mampu mengelola emosi karyawannya. Satu waktu berikan pujian bila karyawan melakukan prestasi. Jangan sampai terjadi, ketika karyawan melakukan kesalahan didamprat habis-habisan, namun ketika berprestasi malahan tidak disapa sedikitpun.
Dalam suatu farm, manajemen yang didasarkan pada rasa takut terhadap pemilik dan manajer farm tidak akan memberikan performan yang baik. Operator kandang yang setiap hari mengurus ternak, tidak akan dapat bekerja secara maksimal pada kondisi yang tidak kondusif seperti adanya rasa takut yang berlebihan pada pemilik atau manajer farm. Sikap yang harus dibangun bukanlah rasa takut, melainkan rasa penghargaan dan saling menghormati antara pimpinan farm dan karyawan. Seorang manajer farm perlu meninjau ulang cara kepemimpinan dan menganalisis hasil kerja farm. Jika hasilnya tidak maksimal maka segera lakukan perbaikan cara kepemimpinan.

b) Sikap kepemimpin dalam organisasi
Ken Blanchard dalam Self Leadership membagi sikap seorang pemimpin ke dalam 4 posisi kategori ketika melihat karyawan dan situasi yang berbeda-beda. Kategori tersebut antara lain :
1) Kondisi emergency (darurat)
Pemimpin harus mengarahkan dan memerintah. Misalnya saat terjadi kasus outbreak AI mendadak, tingkat mortalitas sangat tinggi. Dalam keadaan tersebut seorang manajer peternakan yang bersangkutan harus bisa secepatnya mencari solusi dan benar-benar memberikan instruksi secara jelas, tegas bahkan cenderung otoriter kepada operator atau karyawan kandang. Dan sebaliknya karyawan pun harus mengerti kondisi mengapa sang manajer bersikap demikian.
2) Melatih
Latihan diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan (skill) sedang dan komitmen yang rendah, sehingga dalam kurun waktu tertentu karyawan tersebut memiliki pengetahuan dan komitmen yang meningkat. Latihan/training yang diikuti bisa training yang bersifat hardskill maupun softskill. Contoh yang bisa dilakukan oleh pemilik peternakan ialah mengirim karyawannya untuk mengikuti diklat yang diadakan oleh Medion.
3) Mendukung
Ini diberlakukan kepada karyawan yang memiliki kemampuan tinggi tapi komitmen tidak menentu. Dalam beberapa kasus pemimpin banyak melakukan proses latihan dan mendukung, sehingga karyawan mendapatkan pengetahuan baru dan langsung dicoba. Contohnya manajer peternakan memberikan latihan langsung kepada operator kandang mengenai cara desinfeksi kandang. Latihan akan langsung diaplikasikan dan secara tidak langsung hal tersebut sekaligus memberikan motivasi secara moril untuk menumbuhkan semangat dan komitmen yang tinggi kepada para operator kandang.
4) Menugaskan atau mendelegesikan kerja
Ini diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan dan komitmen yang tinggi pula. Karyawan jenis ini sudah memiliki kesadaran sendiri sekaligus kemampuan untuk mengemban tanggung jawab secara penuh. Contohnya ialah pemilik peternakan memberi kepercayaan kepada salah satu karyawannya untuk menjadi manajer kandang karena dinilai telah memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk mengawasi areal peternakan beserta semua tindakan manajemen yang harus diambil untuk memelihara peternakan tersebut.
Perlu diingat pula bahwa setiap masing-masing dari diri kita adalah pemimpin, hanya lingkupnya saja yang berbeda. Jadi cara menjadi seorang sosok pemimpin yang ideal harus diaplikasikan oleh diri kita masing-masing. Kita harus menyadari bahwa kita juga memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan atau organisasi ke depan.
Memang sulit menumbuhkan 3 aspek kepemimpinan pada keseharian seorang pemimpin. Adakalanya seorang pemimpin merasa bahwa apa yang telah dia lakukan sudah memcerminkan sosok seorang pemimpin yang ideal, namun tidaklah demikian. Terkadang penilaian terhadap seorang pemimpin haruslah melibatkan seluruh karyawan yang bernaung di perusahaan/organisasi yang dia pimpin.
Kepemimpinan yang efektif juga didukung oleh adanya komunikasi. Terciptanya komunikasi yang baik antara semua stakeholder yang bersangkutan akan memberikan keberhasilan dalam memimpin. Keterlibatan dari semua pihak dalam sebuah perusahaan mulai dari pekerja dengan jabatan paling bawah sampai pimpinan tertinggi sangat menentukan tercapainya keberhasilan perusahaan. Demikian pula dalam suatu peternakan. Hubungan baik mulai dari pemilik, manajer, operator kandang dan seluruh karyawan merupakan awal terciptanya suatu kepemimpinan efektif.
Pemimpin-pemimpin besar hampir memiliki watak yang sama, tapi apabila disederhanakan beberapa ciri pemimpin besar adalah : memiliki kecerdasan emosi, memiliki integritas, selalu belajar menambah ilmu pengetahuan, memiliki pola komunikasi interpersonal yang luwes, rendah hati, memiliki visi jauh ke depan, memiliki prinsip yang kuat dan teguh, mampu mempengaruhi orang lain, menerima kritikan dan masukan dari siapa pun dan selalu mendidik anak buahnya agar tumbuh menjadi lebih baik dari hari ke hari.

2.7 Ciri-ciri pemimpin yang berkualitas atau ciri-ciri pemimpin yang baik.
Ciri yang paling utama menurutnya adalah karakter. “Fondasi kepemimpinan bukan kemampuan atau karisma, tetapi karakter. Orang yang berkarisma seringkali dianggap sebagai pemimpin yang terbaik, tetapi karisma dapat dipakai untuk kebaikan maupun kejahatan.

Tanpa karakter, karisma menjadi suatu ancaman, yang digunakan untuk memanipulasi situasi untuk tujuan-tujuan egois. Apakah dalam memimpin sebuah perusahaan, pusat pendidikan, politik atau keluarga, karakter selalu menang di atas karisma. Apa yang sangat kita butuhkan di dalam para pemimpin kita adalah karakter yang kuat.”

“Kharisma seorang hamba tuhan adalah satu kasih karunia yg dapat mengangkatnya. Tetapi karakter yg di pakai tuhan untuk mempertahankannya”. Warna karakter akan Jelas dari setiap Respon yg Spontan yg kita berikan.

Enam ciri lain yang Pastor Rick yakini sebagai kualitas yang esensial pada seorang pemimpin adalah:
1. Belas Kasihan: Pemimpin yang besar secara tulus mempedulikan dan mengasihi orang yang mereka pimpin.
2. Perenungan/Kontemplasi: Pemimpin yang besar membangun cadangan spiritualitas, emosional dan intelektual yang mendalam lewat doa, ketenangan, bacaan dan renungan. Mereka sadar akan besarnya tanggungjawab mereka. Mereka menyeimbangkan waktu yang diluangkan di tempat umum dengan waktu pribadinya.
3. Optimisme: Pemimpin yang terkemuka terus menyakini apa yang benar di saat setiap orang mau menyerah. Mereka yakin bahwa kejahatan dapat dikalahkan oleh kebaikan.
4. Konsentrasi: Pemimpin harus bisa fokus pada persoalan kritis dan tidak sibuk dengan masalah-masalah sekunder.
5. Keberanian: Menangani persoalan yang sulit membutuhkan keberanian karena solusinya tidak selalunya popular. Tanpa keberanian, pemimpin hanyalah budak kepada opini publik yang berubah-ubah.
6. Hati nurani yang bersih: Integritas pribadi sangatlah penting karena kepemimpinan harus dibangun di atas dasar kepercayaan

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
a. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
b. Harapan dan perilaku atasan.
c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
d. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
e. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
f. Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan manusiawi.
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
a. Sebagai pelaksana (executive)
b. Sebagai perencana (planner)
c. Sebagai seorangahli (expert)
d. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group representative)
e. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller of internal relationship)
f. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of rewards and punishments)
g. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
h. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
i. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)
j. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for individual responsibility)
k. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
l. Bertindak sebagai seorang aya (father figure)
m. Sebagai kambing hitam (scape goat).
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
a. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.
b. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan yang benar-benar dapat dicapai.
c. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan

2.9 Teori Tentang Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
Beberapa Teoi Tentang Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas adalah sebagai berikut :
1. Trait Theories ( Teori-Teori Sifat)
Sifat-sifat kepribadian, social, fisik, dan intelektual yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Keith devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasian kepemimpinan antara lain:
 Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunayai kecerdasan yang tinggi diatas kecedasan rata-rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi.
 Kedewasaan dan keluasaan hubungan social
Umumnya didalam melakukan interaksi social dngan lingkungan internal maupn eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
 Motivsi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tingi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal efektif, dan efisien.
 Sikap hubungan kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Behavioral Theories ( Teori Perilaku )
Perilaku spesifik (khusus) yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin. Yang meliputi:
 Ohio state:

 Initiating structure yaitu seorang pemimpin yang lebih menyukai untuk memahami struktur nya atau perannya dan bawahannya untuk mencapai tujuan.
 Consideration yaitu seorang pemimpin yang lebih menyukai mempunyai hubungan kerja yang berkarakter saling percaya, menghormati gagasan bawahannya dan menghargai perasaan bawahannya.

 University of michigan studies:
 employee oriented yaitu seorang pemimpin yang menekankan pada hubungan pribadi. Mereka menggunakan keinginan pribadi didalam memenuhi kebutuhan karyawannya.
 production oriented yaitu seorang pemimpin yang menekankan teknis atau aspek tugas bekerja .perhatian utama nya adalah memenuhi tugas kelompok dan menghargai anggota kelompok.
 The Managerial Grid ; Sembilan kali Sembilan samadengan 81 model kepemimpinan yang berbeda.
 Concern for people
 Concern for production

3. Contingency Theories ( Teori-Teori Kontingensi)
Pengalaman AL DUNLAP’S demonstrasi kepemimpinan yang berhasil mencerminkan situasi penyelesaian dengan menghukum karyawan dengan memotong gajnya di perusahaan. Hal ini tidak berhasil sehingga gaya kepemimpinan yang tidak efektif ini mengakibatka dia tertembak.
Beberapa kunci pendekatan untuk menjadi sukses dibanding orang lain dikenalkan 5 pertimbangan yaitu:
a. Filder model yaitu teori yang efektif dimana kelompok bergantung pada atasan ada kesesuai antara suatu gaya pemimpin yang saling berinteraksi dengan para bawahan dan menyetujui adanya pengendalian situasi dan pengaruh dari pimpinan.
Filder membuat alat least preferred co-worker (LPC) questionnaire yaitu suatu alat yag bertujuan mengukur apakah seseorang berorientasi pada tugas atau hubungan.
Factor yang menjadi kunci untuk menentukan efektivitas kepemimpinan pendidikan dalam kualitas adalah:
• Leader-member relations ( hubungan antara anggota dan pemimpin:
Tingkat kpercayaan dan rasa hormat antara anggota dengan pemimpinnya
• Task structure ( struktur tugas):
Tingkat pelaksanaan tugas pekerjaan sesuai dengan prosedur.
• Position power ( posisi kekuasaan):
Tingkat pengaruh kekuasaan seorang pemimpin dalam merekut, mendisiplinkan, mempromosikan dan menaikan gaji.
b. Herse dan situasional blanchard’s mengembangkan model kepemimpinan :
situational leadership theory (SLT) yaitu suatu teori kontingensi yang memusatkan pada kesiap siagaan pengikut.

c. Leader – member exchange (LMX) theory yaitu pemimpin ada didalam kelompok dan di luar kelompok dan para bawahan; dengan- status didalam kelompok akan mempunyai pengharkatan prestasi lebih tinggi, lebih sedikit perputaran, dan lebih puas dengan atasan mereka
d. Path-goal theory yaitu teori dimana perilaku pemimpin bisa diterima oleh para bawahan sepanjang mereka memandang pimpinan sebagai sumber baik maupun kepuasan masa depan.
e. Leader-participation model yaitu suatu tori kepemimpinan yang menyedikan rangkaian pengaturan untuk menentukan betuk dan parisipasi untuk pengambilan sejumlah keputusan di dalam situasi berbeda.
f. Neocharismatic Theories yaitu teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme, pendekatan emosional, dan komitmen pengikut setia.
 Kepemimpinan karismatik yaitu pengikut memberi atribut kepahlawanan dan keistimewaan dari pengikut kepada pemimpin.
Ciri khas kepemimpinan karismatik adalah:
1. Visi dan artikulasi yaitu mempunyai visi dalam mencapai tujuan ideal diharapkan pencapaian masa depan lebih baik dan mampu menjelaskan pentingnya visi terhadap bawahan
2. Resiko pribadi yaitu berani mengambil resiko pribadi tinggi,membuat mahal, dan terlibat dalam pengorbanan diri untuk mencapai visi.
3. Peka terhadap lingkungan yaitu dapat membuat penilaian sesungguhnya terhadap keterbatasan lingkungan dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai prubahan.
4. Peka terhadap kebutuhan bawahan yaitu lekas mengerti terhadap kemampuan dan tanggungjawab untuk keperluan dan perasaan bawahan.
5. Perilaku yang luar biasa yaitu keterlibatan perilaku yang dirasa seperti novel dan adat istiadat.
a. Kepemimpinan transformational: para pemimpin yang menyediakan pertimbangan secara individu dan rangsangan intelektual, dan yang menguasai karisma dengan kepemimpinan transaksional (memandu atau memotivasi para pengikut mereka di dalampencapaian gol dibentuk dengan menjelaskan peran dan kebutuhan tugas).
Ciri khusu kepemimpinan transformational:
1. Karisma yaitu menyediakan pengertian visi dan misi, memanggakan, memperoleh penghormatan dan kepercayaan.
2. Inspirasi yaitu mengkomunikasikan harpan tinggi, menggunakan symbol untuk memusatkan usaha menyatakan tujuan penting secara sederhana.
3. Intellectual stimulus yaitu mempromosikan kecerdasan, rasional dan hati-hati dalam memecahkan msalah.
4. Individualized consideration yaitu member perhatian individu,perlakuan masing-masing karyawan secara individu, melatih dan menasehati.
Kepemimpinan visioner yaitu kemampuan untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi menarik yang terpercaya tentang masa depan untuk suatu organisasi atau kesatuan organisasi, yang tumbuh ke luar dan menciptakan hasil.
Seorang pemimpin antara yang satu dengan yang lain berbeda baik pengalaman, pendidikan, kondisi lingkungan, pribadi dan lain-lain, karena itu situasi dalam menetapkan dan menentukan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi, terutama dalam konteks pengambilan kebijakan dan keputusan adalah menjadi penting melihat situasi dan kondisi dimana kepemimpinan itu berlangsung.
Gaya kepemmpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.gaya tersebut bias berbeda-beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Hakkat kepemimpinan pendidikan menurut pendapat ahli, antara lain:
1. Menurut ( Hemphill dan Coons), Kepemimpinan adalah Perilaku seseorangg yang mengarahkan aktivitas suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama
2. Menurut Janda, kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kuasa yang ditandai dengan persepsi anggota kelompok terhada anggota kelompok lainnya untuk berperilaku tertentu.
3. Menurut Tannebaum, Kepemimpinan adalah pengaruh interpersonal yang terjadi dalam suatu situasi yang diarahkan melalu proses komunikasi untuk mencapai ujuan tertentu.
4. Menurut Jacobs, Kepemimpinan adalah interaksi antara orang-orang dimana seseorang memberikan informasi, dan yang lain menjadi yakin bahwa hasilnya akan meningkat apbila mengikuti arahan atau informasi tersebut.
5. Menurut stoydill, Kepemimpinan adalah inisiasi dan pemeliharaan structur dalamharapan dan interaksi.
6. Menurut Katz dan Kahn, Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh diatas ketaatanmekanis dengan pengarahan rutin organisasi.
7. Menurut Rauch dan Behlang , Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi untuk mencapai tujuan
8. Menurut pncasila, seorang pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang menddorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari sub bab kepemimpinan pendidikan dalam kualitas adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan sebuah organisasi pendidikan. Tak seorangpun yang berpendapat sama mengenai definisi yang terbaik untuk kepemimpinan tapi dari definisi-definisi yang ada, setidaknya dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan mengandung arti bahwa seorang pemimpin mempengaruhi orang lain (bawahannya) supaya lebih bekerja keras dalam tugasnya ataupun merubah kelakuan mereka.
2. Yang biasa dijadikan kriteria kepemimpinan yang efektif yaitu hasil kerjasama ataupun prestasi sebuah kelompok yang dipimpinnya ataupun unit bagiannya.
3. Seorang pimpinan yang efektif tidak hanya bisa mempengaruhi bawahannya tetapi juga bisa menjamin bahwa para bawahannya tersebut bekerja dengan seluruh kemampuan dan potensi mereka untuk suatu organisasi/kantor/kelompok/masyarakat yang ia pimpin.
4. Kualitas kepemimpinan pendidikan adalah memiliki :
a. Kualitas Kepemimpinan Warren Bennis
b. Integritas
c. Dedikasi
d. Berbudi luhur
e. Kerendahan hati
f. Keterbukaan
g. Kreatifitas
3.2 Saran
Adapun yang dapat kami sarankan dari kesimpulan dan dan dari bab-bab di atas mengenai Kepemimpinan Pendidikan dalam kualitas adalah kepemimpinan pendidikan dalam kualitas itu Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Adair, John. 1984. Menjadi Pemimpin Efektif. Jakarta: PT. Pustaka
Binaman Pressindo.

Davis, Gary A. & Thomas, Margaret A. 1989. Effective Schools and Effective Teachers. Massachusetts: Ally and Bacon.

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality Management (TQM),Andi Offset : Yogyakarta

Goodlad, J. 1983. A place called a School: Prospects for the Future. New York: McGraw-Hill.

Greenfield, W. D. 1987. Instructional Leadership: Cocepts, Issues, and Controversies. Allyn & Bacon.

Kouzes, J.M. & Posner, B.Z. 1995. The Leadership Challenge. San Francisco: Jossey-Bass Publishing.

Manasse, A. L. 1985. Improving Conditions for Principal Effectiveness: Policy
Implications of Research. Elementary School Journal, 85 (3) 439-463.

Martin, W. J., & Millower, D. J. 1981. The Managerial Behavior of High School Principals. Educational Administration Quarterly, 17, 69-90.

School Principals. Paper presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, New York.

Sergiovanni, T. J. 1987. The Principalship: A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn & Bacon.

Sudrajat,Akhmad (2009). Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pelayanan Publik (Artikel Jurnal UPI Bandung). Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

Suryosubroto,B (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Willower, D. J., & Kmetz, J. T. 1982. The Managerial Behavior of Elementary

http://www.contohmakalah.co.cc/2009/07/macam-tipe-kepemimpinan-dalam.html

http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/tata-laksana/membangun-kepemimpinan

http://www.khusnuridlo.net/2010/06/kepemimpinan-pendidikan-efektif-di.html

http://1puisi.blogspot.com/2010/01/6-ciri-pemimpin-yang-berkualitas.html