Kemiskinan Vs Kelaparan

KEMISKINAN VS KELAPARAN

Merchilliea Eso Navy Gyana

Ilmu Keperawata

Fakultas kedoktera  – Brawijaya University

Pasti banyak dari kalian yang bertanya ketika membaca judul karya ini, atau mungkin heran, bingung bahkan tertawa?? Ya….sekilas judul karya ini memang terasa “aneh”, tetapi banyak yang tersirat dari makna tersebut. “Vs” atau “Pertarungan”, maksudnya? Lebih tepatnya saya akan membahas mengenai hubungan antara kemiskinan dan kelaparan.

Seperti yang kalian dengar, kata-kata “kemiskinan” ataupun “kelaparan” sudah menjadi pembicaraan/topik yang sangat populer di berbagai kalangan masyarakat. Baik dari masyarakat tidak mampu bahkan para pejabat tinggi sering membicarakannya. Tapi apakah kalian tahu makna/pengartian dari kedua kata tersebut?  Pada umumnya, pengertian dari kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang/kelompok mengalami penurunan taraf dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sedangkan kelaparan adalah kondisi dimana seseorang/kelompok mengalami kekurangan/membutuhkan banyak hal dalam jumlah besar. (pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dst).

Apa hubungan antara keduanya? Dimana pun kalian berada, kemiskinan selalu erat hubungannya dengan kelaparan. Istilahnya “Dimana ada kemiskinan disana pasti terjadi kelaparan”, begitu juga sebaliknya “Dimana ada kelaparan disana pasti mengalami kemiskinan”. Secara garis besarnya, hubungan antara kemiskinan dan kelaparan adalah antara sebab dan akibat.

Mari kita berpikir sejenak, seandainya kita berada dalam kondisi “non-miskin” maka dapat dipastikan kita tidak akan mengalami “kelaparan”. Mengapa demikian? Karena kita memiliki kemampuan/daya untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, maka dapat kita ambil kesimpulan awal bahwa kemiskinan adalah penyebab/permulaan dari kelaparan.

Sebenarnya kemiskinan dan kelaparan itu bukan hanya mengupas masaah harta dan pangan, melainkan berada dalam segala bidang. Berikut saya berikan contoh, diantaranya yaitu:

  1. Pangan
  2. Sandang
  3. Papan
  4. Pendidikan/Pengetahuan
  5. Kesehatan

Apa penyebab dari masalah ini? Karena penyebab dari masalah ini adalah kemiskinan, maka saya akan mengupas penyebab terjadinya kemiskinan. Seperti yang kita baca diberbagai surat kabar/media massa bahwa pendapatan di seluruh dunia minimal mencapai $1. Lalu apa maksudnya? Sadar atau tidak, pendapatan berkapita negara kita masih banyak di bawah $1. Dari sini kita dapat menilai bahwa taraf ekonomi di negara tercinta ini masih sangat rendah. Mengapa???

Minimnya lapangan pekerjaan

Setiap tahunnya jumlah penduduk semakin bertambah sehingga membutuhkan dana besar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi bagaimana bisa mendapatkan penghasilan jika jumlah lapangan kerja pun sangat terbatas. Selain karena faktor usia, juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang dan kreativitas dalam usaha.

Rendahnya kepedulian akan pendidikan

Masih banyak dari beberapa kalangan masyarakat tidak mampu yang meremehkan pendidikan, karena berpikiran untuk apa mengenyam pendidikan hingga tinggi jika kebutuhan hidup ini hanya untuk “makan”. Padahal semua itu salah, pendidikan selain berguna untuk membuka era-globalisasi juga mampu menciptakan individu yang berpikiran maju untuk memperbaiki keadaan sosial dan ekonomi negara, serta jangan lupa seperti yang juga mempertimbangkan tingkat pendidikan. Karena rendahnya kepedulian inilah banyak diantara mereka yang mencari nafkah dengan berbagai cara (pengemis, pengamen, bahkan mencopet/maling).

Maraknya Koruptor

Ini merupakan masalah terbesar dari negara kita yang dari berpuluh-puluh tahun lalu tidak dapat “dihapuskan” melainkan semakin “beranak-pinak”. Mulai dari pejabat tinggi bahkan sampai ke masyarakat kalangan rendah. Saya tidak akan membahas mengenai koruptor negara karena saya yakin kalian elah sangat paham, maka saya akan membahas koruptor dari kalangan masyarakat rendah. Seperti beberapa bulan pemerintah menjalani program BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada masyarakat kurang mampu, tapi penyamparan jumlah nominalnya kepada masyarakat lebih rendah dari jumlah subsidi pemerintah. Dari sini kita tahu penyebabnya adalah adanya pihak yang “nakal”. Sama halnya prgarm tabug gas LPG 3 kg serta kabultornya, pada awal program memang berjalan baik namun setelah beberapa bulan sering kita dengan bahwa tabung LPG dan kabulator mengalami kenaikan harga, bahkan banyak nomor yang mengatakan berat tabung berkurang dari 3 kg. Semua itu adalah 2 contoh upaya korupsi dari masyarakat rendah itu sendiri, jika seperti ini bagaimana mungkin taraf ekonomi kita akan membaik?

Dari beberapa contoh penyebab kemiskinan tersebut kita telah melihat banyak dampak buruk yang dialami oleh beberapa kalangan masyarakat. Berikut penjelasannya:

Ekonomi rumah tangga dan Kekerasan

Permasalahan ini kerap kali kita dengar, bahkan dalam suatu media masa pernah meliput suatu kejadian pembunuhan keji yang dilakukan oleh seorang ayah terhadap keluarganya karena tidak mampu menafkahi dan terjerat hutang yang banyak. Kesimpulannya kemiskinan mampu mengubah seseorang menjadi brutal, kriminalitas.

Pendidikan

Dua tahun yang lalu dalam suatu media masa pernah meliput tentang siswa yang tidak mampu melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi hanya karena tidak memiliki biaya untuk melunasi SPP selama 4 bulan, sehingga ijazah siswa tersebut disita oleh pihak sekolah padahal siswa tersebut memiliki nilai yang memuaskan.

Kesehatan

Sering kita mendengar bahwa masyarakat kurang mampu lebih memilih untuk berobat ke “dukun” daripada ke instansi kesehatan baik itu RS ataupun puskesmas. Masalah utamanya karena tidak memiliki biaya, sehingga banyak di antara mereka yang terlantar saat kondisi parah bahkan meninggal karena ketidakpedulian/kurang dalam pahanya penyakit yang diderita apakah membahayakan/tidak. Bahkan dalam kasus flu burung/flu babi, dalam perhitungan korban yang meninggal disebabkan karena keterlambatan oleh penanganan medis.

Bagaimana cara pemerintah menanggapi itu semua? Dalam masalah ini pemerintah memiliki peran penting untuk menanganinya, dan tentu saja mereka telah melakukan berbagai usaha. Namun mengapa tidak ada hasil yang maksimal?

  1. Pada masa ini pemerintah telah membangun berbagai pabrik dan rumah produksi untuk memperbesar lapangan pekerjaan, tapi seharusnya usah itu jangan hanya dilakukan dalam pulau Jawa. Saya lihat masih banyak di area tanah air kita yang belum terjamah akan dunia perdagangan terutama di daerah yang minim penduduknya. Jadi saya harap pemerintah mampu menggunakan lahan sebaiknya, menurut saya pulau Jawa sudah terlalu sesak.
  2. Dalam bidang pendidikan masih banyak para siswa yang putus sekolah meskipun program BOS (Bantuan Operasional Siswa) telah berjalan namun kinerjanya masih sepihak. Jadi saya rasa diperlukannya penyuluhan/penjelasan mengenai program ini dan upaya untuk meluaskan area pengembangan program BOS.
  3. Mengenai program BLT (Bantuan Langsung Tunai), meskipun itu membantu perekonomian masyarakat kurang mampu tetapi saya merasa kurang setuju karena masyarakat menjadi lebih mengandalkan pembagian BLT tersebut daripada berusaha mencari nafkah. Alhasil dari setiap pembagian BLT selalu terjadi kekerasan/keributan karena mereka berpikir uang tersebut sangatlah penting sehingga takut akan mendapatkan bagian.
  4. Peningkatan jumlah koruptor baik dari berbagai kalangan masyarakat. Memang benar pemerintah telah “menyediakan” KPK, namun saya rasa kinerjanya kurang membuahkan hasil, apakah karena kurangnya kerja sama antara aparat ataukah ada beberapa pihak dalam yang juga ikut dalam kegiatan “gelap” tersebut? Ya….setidaknya perlu ditingkatkan lagi dalam proses penanganan para koruptor sehingga ke akarnya.
  5. Saat ini di berbagai instansi kesehatan memang telah melayani masyarakat yang memiliki kartu Askes dan JPS, tapi cara pelayanannya masih kurang memuaskan justru menyulitkan proses administrasi pengobatan. Mereka lebih “menghargai” pasien umum daripada pasien Askes/JPS.

Memang benar bahwa pemerintah memegang peran penting dalam penanganan masalah kemiskinan dan kelaparan, tapi apakah masyarakat tidak dapat berbuat apapun? Tentu saja dapat. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan:

  • Membuka rumah produksi (menjahit, memasak dagangan, membuat kerajinan tangan dst)
  • Memberikan penjelasan/ penyuluhan mengenai alur suatu program pemerintah yang kurang merakyat (BOS, pelayanan Askes/JPS dst).
  • Mencegah dan saling mengingatkan akan kebiasaan korupsi yang terjadi sehingga kita mampu meminimkan kebiasaan buruk tersebut.

Lalu bagaimana dengan kita? Para pelajar yaitu pemuda penerus bangsa. Apakah kita hanya berdiam diri, acuk tak acuh, egois hanya memikirkan masa depan yang masih kita rencanakan? Tidak, jangan pernah meremehkan diri kita, karena segala upaya itu berawal dari pola pikir dan usaha yang akan kita lakukan untuk negara tercinta ini. Berikut beberapa usaha yang dapat dilakukan :

  1. Berhemat. Mungkin kita adalah kata-kata yang sering kita dengar, tap dari sini semuanya bermula. Kita harus belajar menggunakan uang seperlunya saja, hargailah uang dan benda lain karena masih banyak memerlukan di luar sana. Daripada orang dihabiskan untuk hal tidak penting, lebih baik disumbangkan.
  2. Memanfaatkan barang bekas. Disini kita berlatih untuk membuka lapangan kerja, meskipun masih pemula namun hasilnya akan besar jika kita mampu mengembangkannya.
  3. Dan yang paling penting adalah biasakan diri kita untuk menghindari sifat KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Karena sifat seperti inilah yang sangat merusak taraf ekonomi negara terutama karena kita adalah penerus dan pemimpin negara lain.

Marilah kita berupaya untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan yang terjadi negara kita, dengan merubah sikap dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.