Kelembaban Udara (laporan pratikum)

                                      PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa dapat uap air, kadar uap air dalam udara disebut kelembaban udara, kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udra setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair keadaan gas, agar supaya air dimana-mana dapat menguap, maka diperlukan satuan jumlah panas yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Seperti halnya daun tumbuh-tumbuhan dapat menguapkan air banyak sekali. Jumlah uap air dalam udara tidaklah tetap atau konstan. Kesanggupan udara untuk menampung uap air juga berubah-ubah, udara tidak dapat memuat air tampa batas.
Kesanggupan udara menampung uap air ditemukan oleh temperature massa udara. Massa yang panas dapat mengandung lebih banyak uap air dibandingkan dengan massa udara yang dingin, apabila kesanggupan itu telah sampai pada puncaknya atau maxsimumnya, maka hal ini disebut dengan udara itu kenyang. Jika suatu sebab terjadi lagi penurunan temperatur maka jumlah uap air tersebut maka dapat dipertahankan lagi, artinya air yang berlebihan dipisahkan sebagai titik air.
Untuk menyatakan kelembaban atmosfer digunakan berbagai ukuran, tentu saja ukuran tersebut saling bergantung satu sam lainnya dan diantara ukuran-ukuran itu terdapat hubungan rumus yang mudah. Jumlah uap air yang ada diatmosfer dapat dinyatakan dengan :
1.      Kelembaban mutlak/absolute
2.      Kelembaban istimewa/spesifik
3.      Kelembaban nisbi/relatif
4.      Tekanan uap air.
Tujuan praktikum
Tujuan praktikum ini adalah mengukur kelembaban nisbi/relatif dengan menggunakan thermometer bola kering (TBK) dan thermometer bola basah (TBB) dibawah tajuk tanaman dan dilapangan terbuka.
TINJAUAN PUSTAKA
            Kelembaban relatif yang merupakan ukuran bagi kemampuan udara pada suhu yang ada untuk menyurap uap lebih lanjut. Kelembaban relative diukur dengan menghembuskan udara pada 2 buah thermometer, salah satu diantaranya dibungkus dengan kain basah (bola basah) dan lainnya kering (bola kering), thermometer tersebut dinamakan Psykrometer. Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi adalah kelembaban relative udara. Jika kelembaban relatif naik maka kemampuan udara untuk menyerap air akan berkurang (Soemarto, 1986)
            Kelembaban nisbi beragam secara terbaik dengan suhu, pengukuran-pengukuran yang lebih teliti dengan kelembaban  sekilas diperoleh dengan psikrometer.  Psikrometer yang lazim digunakan secara berkala untuk memeriksa ketelitian Higrometer rambut. Pengukuran-pengukuran psikrometer  secara sederhana terdiri atas pengukuran-pengukuran suhu berpasangan yang satu dengan thermometer bola kering dan thermometer bola basah. Kelmbaban dapat dinyatakan dalam kwanitas-kwanitas mutlak/relatif untuk maksud-maksud tertentu. Neraca kelembaban merupakan suatu bagian intergral dari prosedur perencanaan komprehensif yang berskala besar (Richard, 19880).
            Kelembaban yang mutlak adalah bilangan yang menyatakan uap-uap air yang ada dalam 1 meter kubit udara (gram uap air/m3 udara). Kelembaban spesifik adalah bilangan yang menyatakan berat uap air yang ada dalam 1 kg udara lembab atau basah (gram uap air/kg  udara basah). Kelembaban spesifik pada gerakan vertikal tetap sam jika selama itu tidak terjadi pengembunan atau kondensasi. Kelembaban spesifik/ nisbi adarah ukuran untuk tingkat kekenyangan  suatu massa udara dengan uap air. Kelembaban relative dinyatakan dengan perbandingan antara perbandingan antara jumlah uap air yang besar-besar ada dalam udara dengan jumlah uap air yang maxsimum dikali seratus dinyatakan dalam persen (%) (karim, 1986).
                              PROSEDUR PERCOBAAN
Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah thermometer bola kering (TBK) dan thermometer bola basah (TBB).
Cara Kerja
1.      Thermometer bola kering dan bola basah dipegang setinggi 1,2 meter diatas permukaan tanah (perhatian: agar tidak memegang sensor thermometer saat pengukuran dan hindari sensor dari cahaya matahari langsung).
2.      Dicatat suhu bola kering (TBK) dan bola basah (TBB) dengan selang waktu 2 menit dengan lima kali ulangan pada beberapa tipe lahan.
3.      Setelah didapatkan data suhu, lalu dicatat selisih antara TBK  dan TBB.
4.      Nilai RH dapat diketahui dengan melihat selisih antara TBK  dan TBB berdasarkan table RH (lampiran).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
            Tabel pengukuran dibawah tajuk tanman dan dilapangan terbuka dengan menggunakan thermometer bola kering (TBK) thermometer bola basah (TBB).
No.
Lokasi
Ulangan
I
II
III
IV
V
TBk
TBB
TBK
TBB
TBK
TBB
TBK
TBB
TBK
TBB
1.
Dibwh tajuk
28
23
29
23
29
23
29
23
29
23
2.
Lap. terbuka
29
23
29
23
28
23
28
23
28
23
Pembahasan
            Untuk mencari nilai selisih antara thermometer bola kering (TBK) dan thermometer bola basah (TBB) nilai RH dapat diketahui dengan cara sebagai berikut :
1.      Dibawah tajuk tanaman
RH            = TBK – TBB
      = 28 0C – 23 0C
      = 5 0C
t = t1 = 64 %
RH            = TBK – TBB
      = 29 0C – 23 0C
      = 6 0C
t = t1
RH            = TBK – TBB
      = 29 0C – 23 0C
      = 6 0C
t = t1 =59 %
RH            = TBK – TBB
      = 29 0C – 23 0C
      = 6 0C
t = t1 =59 %
RH            = TBK – TBB
      = 29 0C – 23 0C
      = 6 0C
t = t1 =59 %
2.      Dilapangan terbuka
RH            = TBK – TBB
      = 29 0C – 23 0C
            = 6 0C
t = t1 =59 %
RH            = TBK – TBB
      = 28 0C – 23 0C
      = 5 0C
t = t1 = 64 %
RH            = TBK – TBB
      = 28 0C – 23 0C
      = 5 0C
t = t1 = 64 %
RH            = TBK – TBB
      = 28 0C – 23 0C
      = 5 0C
t = t1 = 64 %
RH            = TBK – TBB
      = 28 0C – 23 0C
      = 5 0C                                              
t = t1 = 64 %                                          
 Tabel pengukuran thermometer bola kering dan thermometer bola basah setelah didapatkan RH dari kedua thermometer tersebut.
No
Lokasi
Ulangan (0C, %)
I
II
III
IV
V
TBK
TBB
RH(%)
TBK
TBB
RH(%)
TBK
TBB
RH(%)
TBK
TBB
RH(%)
TBK
TBB
RH(%)
1.
Dibwh tajuk
28
23
64
29
23
59
29
23
59
29
23
59
29
23
59
2.
Lap. terbuka
29
23
59
29
23
59
28
23
64
28
23
64
28
23
64
                                                    


KESIMPULAN
1.      Faktor  yang mempengaruhi kelembaban udara adalah cuaca, kalau cuacanya mendung kelembaban udaranya rendah dan begitu juga kalau cuacanya cerah maka kelembaban udaranya tingggi
2.      Pada praktikum ini, kelembaban udaranya rendah, hampir sama pada beberapa ulangan karena praktikum yang kami lakukan pada sore hari cuacanya mendung, saat matahari mulai terbenam
3.      Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair keadaan gas, agar supaya air dimana-mana dapat menguap, maka diperlukan satuan jumlah panas yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan.
                                   DAFTAR PUSTAKA
Karim, Kamarlis. 1986. Dasar-Dasar Klimatologi FP Unsyiah. Banda Aceh
Lee, Richard. 1988. Hidrologi Hutan UGM. Press. Yokyakarta.
Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta.