Hubungan Antara Berat Badan Lahir Bayi dengan Terjadinya Asfiksia

Hubungan Antara Berat Badan Lahir Bayi dengan Terjadinya Asfiksia | Asfiksia merupakan penyebab utama lahir mati dan kematian neonatus. Selain itu asfiksia menyebabkan mortalitas yang tinggi dan sering menimbulkan gejala sisa berupa kelainan neurologi. Asfiksia adalah keadaan hipoksia yang progresif, karena akumulasi CO2 dan asidosis (Hajjah, 2012).

Menurut Maryunani (2009) fakor- fakor yang menyebabkan asfiksia antara lain fakor antepartum seperti primipara, demam saat kehamilan, hipertensi dalam kehamilan, anemia, perdarahan antepartum, riwayat kematian neonatus sebelumnya, fakor intrapartum seperti malpresentasi, partus lama, mekonium dalam air ketuban, ketuban pecah dini, induksi oksitosin, prolaps tali pusat, faktor janin seperti prematuritas, BBLR, pertumbuhan janin terhambat (IUGR).

Berat badan lahir adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang setelah pemeriksaan fisik sesudah lahir. Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37- 42 minggu) dengan berat badan lahir 2500- 4000 gram (Muslihatun, 2010).

Berat badan lahir bayi di klasifikasikan menjadi bayi besar (> 4000 gram), bayi berat lahir cukup (2500- 4000 gram), BBLR (1500- 2500 gram), BBLSR (1000- 1500 gram), BBLASR (< 1000 gram).

Daftar Pustaka

Arikunto.2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Amri, R. 2009. Hubungan persalinan preterm dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Pariaman tahun 2008. Laporan penelitian kebidanan. Stikes Piala Sakti (Tidak dipublikasikan).

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistikauntukkedokterandankesehatanmasyarakat.EGC. Jakarta.

Budiman, Riyanto A dkk.Faktoribu yang berhubungandenganberatbadanbayilahir di puskesmasgaruda. (On- line). Protocols.(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-riskaarmil-5869-2-babii.pdf. Diakses 14 Desember 2012.

Depkes RI, 2008. Profilkesehatanindonesia. Jakarta.

Deslidel, H. 2012. Buku ajar asuhanneonatus, bayi, danbalita. EGC. Jakarta.

Dewi VN. 2011. AsuhanNeonatusBayidanAnakBalita.SalembaMedika. Jakarta.

Fatimah, Siti. 2009. Hubunganantaraberatbadanlahirrendahdengankejadianasfiksianeonatorum di ruangneonatus RSUD Sidoarjotahun 2008. Laporanpenelitiankeperawatan.PoltekesDepkes Surabaya (Tidakdipublikasikan).

Hassan R, Husein A. 2007. Ilmukesehatananak 3.Infomedika. Jakarta.

Hidayah AA. 2008. Pengantarilmukesehatananakuntukpendidikankebidanan.SalembaMedika. Jakarta.

KementerianKesehatan RI BadanPenelitiandanPengembanganKesehatantentangPanduanPenyusunan Proposal, ProtokoldanlaporanAkhirPenelitian. 2012. BaktiHusada. Jakarta.

Manuaba, IBG. 2007. Pengantar kuliah obstetri. EGC. Jakarta.

Maryunani A, Nurhayati. 2009.Asuhankegawatdaruratandanpenyulitpadaneonatus. Trans Info Medika. Jakarta.

Mochtar, R. 1998. Sinopsisobstetrijilid 1.EGC. Jakarta.

Mukaromah, Umi. 2012. Hubunganantarajenispreeklamsiadengankejadianasfiksiapadabayibarulahir di RSUD Cilacaptahun 2011. Laporanpenelitiankebidanan.AkbidPaguwarmas (Tidakdipublikasikan).

Muslihatun WN. 2010. Asuhanneonatusbayidanbalita.Fitramaya.Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologipenelitiankesehatan.RinekaCipta. Jakarta.

Nurgiyantoro B, Gunawan, Marzuki. 2002. Statistikterapanuntukpenelitianilmu- ilmusosial. Gajah Mada University.Yogyakarta.

Riwidikdo, Handoko. 2009. Statistikakesehatan. MitraCendikia Press.Yogyakarta.

Rujuliyanti, Wahid. 2008. Hubungan antara prematuritas dengan kejadian  asfiksia di BRSUD Banjarnegara periode januari- maret 2008. Laporan penelitiankebidanan. Akbid Paguwarmas (Tidak dipublikasikan).

Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. 2009.Bukuacuannasionalpelayanankesehatan maternal dan neonatal.BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo. Jakarta.

_______ . 2002. Bukupanduanpraktispelayanankesehatan maternal dan neonatal. YayasanBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo. Jakarta.

Saryono. 2008. Metodologipenelitian. MitraCendikia. Jogjakarta.

Sugiyono. 2010. Statistikuntukpenelitian. Alfabeta. Jakarta.

Surasmi A, Handayani S, Kusuma HN. 2003. Perawatanbayirisikotinggi.EGC. Jakarta.