Definisi Epistimologi atau Ilmu Pengetahuaan

Kata “epistimologi” berasal dari kata yunani “episteme” yang berarti pengetahuan “logos” berarti ilmu pembicaraan. Sehingga epistimologi diartikan dengan teori ilmu pengetahuan.
Apakah ilmu pengetahuan itu ?
Secara lughawi ilmu pengetahuan itu dapat diartikan apa yang dikenal atau hasil pekerjaan tahu.penegtahuan itu terbagi dua, yaitu pengetahuan biasa (knowledge) dan pengetahuan ilmiah (science).
Menurut Dr.M.J.Langeveld, pengetahuan itu adalah sesatuan objek yang mengetahui.Kesatuan mana objek itu dipandang oleh subjek sebagai diketahuinya. dengan maksud yang sama disebutkan epistimologi. Yang melakukannya adalah manusia melalui pemeriksaan dan penyelidikan dan akhirnya mengenal bentuk itu. Demikian pula pandangan James K.Fiebleman yang mengakatan : “ knowledge relation between object snd subject” artinya pengetahuan adalah hubungan antara subject dan object.
Memang cukup banyak pengertian yang diberikan oleh ilmu pengetahuan itu, tetapi maksudnya tidak jauh berbeda. Oleh karena itu di sini hanya dikemukan hanya sekedarnya sebagai bahan perbandingannya.
Menurut Ralph Ross dan Ernest Van Der Hag : “science is empirical, rational, general and cumulative, andit isball fourt at once“, artinya ilmu pengetahuan adalah empiris, yang rasional, umum, bersusunan semuanya secara serentak. Dari keterangan di atas dapatlha disimpulkan bahawa pengetahuan itu adalah usaha pemaham manusia yang disusun dalam suatu system mengenai kenyataan, struktur, pembagian, tentang keadaan sesuatu yang diselidiki sejauh yang dapat dijangkau oleh daya pikir dan indera manusia yang dapat diuji secara otomatis, empiris, riset, dan eksperimental.
Bagaimana pula cara mengetahui ilmu pengetahuan itu benar atau salah dan silap ?
Kebenaran dalam filsafat bukanlha dusta atau olok-olok, tetapi lawan silap, keliru atau khayalan. Kebenaran menurut teori korenspondensi adalah : “trath is that which conforms to facts or agrees with actual fact or agrees with actual, or between the judgement and the environmental situation of which judgement and the claims tobe an interpretation” artinya kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan fakta atau selaras dengan situasi actual. Kebenaran adalah persesuain antara pernyataan mengenai fakta dengan situasi sekitar yang diberikan interprestasi.
Menurut teori konsestensi, kebenaran itu bukanlah terbentuk atas dasar hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain ( fakta atau realitas ), tetapi atas dasar hubungan antara putusan-putusan itu sendiri. Minimal putusan yang baru itu konsisten dengan putusan yang sudah diakui sebelumnya.
Teori pragmatis ( pragma = Yunani berarti sesuatu yang dikerjakan, yang dilakukan, perbuatan, tindakan ) adalah suatu aliran dalam filasafat yang berpandangan, benar tidaknya sesuatu ucapan, dalil atau teori tergantung pada faedah tidaknya bagi manusia untuk bertindak dalam hidupnya. Mereka mengartikan kebenaran itu dengan suatu proposisi itu benar sepanjang ia berlaku atau memuaskan, mempunyai nilai praktis dan dapat diserasikan, dimumukan berlakunya, bias diperkuatkan dan diperiksa.
Ketiga teori itu mendapat kritikan dari berbagai pihak.
Terhadap teori korespondensi dikatakan, kalau lah kebenaran itu merupakan kesesuain pernyataan dengan kenyataan atau sebaliknya, bagaimna dibandingkan antara pernyataan ( ide ) dengan kenyataan ( realitas ) ? untuk membuat perbandingan haruslah lebih diketahui dengan apa yang hendak dibandingkan.sebaliknya bila kita tidak mengetahui realitas bagaimana kita buat perbandingan?.
Teori konsistensi dikritik demikian. Manusia bias saja membangun suatu saling hubungan yang salah disamping benar. Banyak sekali sistim masa lalu yang konsisten ( berpautan ) secara logis namun kemudian ternyata salah. Sehingga bias saja terdapat kumpulan proposisi yang koheren semuanya salah.
Teori pragmatis juga dikritik bahwa istilah berguna ( useful ) yang dipakai terlalu kabur. Malah dalam kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan bias saja berlaku dengan baik, walaupun tidak benar, sebaliknya kepercayaan bias saja tidak jalan, walaupun benar. Biasanya yang benar itu berlaku. Bila sesuatu proposisi betul-betul benar, haruslha benar untuk semua manusia dalam waktu yang sama, tidak waktu ini benar waktu yang lain salah.
Dalam kenyataan ketiga teori itu bias disatukan dengan anggapan kebenaran itu lebih merupakan kesetiaan putusan dan idea manusia pada fakta pengalaman atau pada alam sebagaimana adanya. Yang sudah diakui sah dan benar. Sudah diuji dengan kegunaannya dan dengan akibat-akibat praktis