Definisi Budaya Dan Analisis Hari Valentine Di Indonesia

PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

“Definisi Budaya Dan Analisis Hari Valentine Di Indonesia”

Apa Budaya itu?

Menurut Edward B. Tylor dalam bukunya Primitive Culture (1871)

“Budaya  atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebaai anggota masyarakat.”

Menurut Andreas Eppink

“Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.”

Menurut Ki Hadjar Dewantara

“Kebudayaan berarti buah budi manusia yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam dan zaman (kodrat dan masyarakat).”

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

“Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.”

Menurut Koentjaraningrat (2002)

“Budaya adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya, dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah proses belajar.”

Menurut Parsudi Suparlan

“Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.”

Bagaimana proses budaya dapat diwariskan?

Cukup menarik mengenai pendapat Beals dan Hoyer yang mengatakan

“Kebudayaan diturunkan kepada generasi penerus lewat proses belajar melalui melihat, dan meniru tingkah laku orang lain.”

Meskipun demikian kebudayaan yang disinggung sebelumnya bukanlah tingkah laku, maksud dari Beals dan Hoyer adalah meniru cara bertindak.

Analisis 14 februari dikenal dengan sebutan hari valentine, sesuaikan dengan budaya Indonesia?

Pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan. Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk “valentines”. Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap.

Amerika Serikat

Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh pria kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan. Hari raya ini lalu diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik “Happy Valentine’s”, yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya.(Wikipedia)

Thailand

Sepertiga gadis usia belasan tahun di Thailand menganggap Hari Valentine sebagai waktu yang tepat untuk bercinta serta melepaskan keperawanan mereka, dan polisi di Bangkok akan memberlakukan jam malam untuk mencegahnya.

Di hari kasih sayang ini, para polisi Bangkok akan disiagakan penuh setelah mereka mendengar hasil jajak pendapat dari para gadis di kota itu. Polisi akan memulangkan para gadis atau membawanya ke kantor polisi hingga dijemput orangtuanya bila menemui mereka masih di jalan hingga lebih dari pukul 22.00.

“Cinta memang indah dan menyenangkan. Namun tidak perlu sampai melibatkan hubungan seksual. Para gadis lebih baik berkonsentrasi pada sekolah mereka,” kata Kepala Polisi Bangkok Kamol Kaewsuwan. Polisi juga akan mengawasi tempat-tempat publik seperti mal, bioskop, dan tempat hiburan lain guna mencegah gadis-gadis muda berasyik masyuk dengan pasangannya.

Adalah jajak pendapat dari Assumption University yang telah membuat heboh berbagai kalangan di Thailand. Hasil jajak pendapat terhadap 1.578 gadis usia belasan menyatakan bahwa sepertiga dari mereka berencana melakukan hubungan seks di Hari Valentine bila pacar mereka memintanya.

Survey lain yang dilakukan oleh Universitas Thai terhadap 1.222 pemudi menemukan bahwa 11 persen dari mereka berencana menyerahkan keperawanannya pada Rabu malam ini. Wajar bila para polisi khawatir dengan niat cewek-cewek tersebut.(Kompas 13 Februari)

Indonesia

Di Indonesia, budaya bertukaran surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini menjadi budaya populer di kalangan anak muda. Bentuk perayaannya bermacam-macam, mulai dari saling berbagi kasih dengan pasangan, orang tua, orang-orang yang kurang beruntung secara materi, dan mengunjungi panti asuhan di mana mereka sangat membutuhkan kasih sayang dari sesama manusia. Pertokoan dan media (stasiun TV, radio, dan majalah remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak mengadakan acara-acara yang berkaitan dengan valentine.(Wikipedia)

Fakta yang membuat merinding saya, seperti yang diberitakan di msn.com bahwa menjelang hari valentine di Semarang penjualan kondom dan obat kuat makin laris dan rata-rata pembelinya adalah pemuda-pemudi. Terlepas dari setuju atau tidak, hari valentine dewasa ini sudah disalah artikan.

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya  22 Februari 2009

http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/08/apakah-budaya.html 22 Februari 2009

http://yulinoerjanto.multiply.com/journal/item/16/_Lepas_Kegadisan_di_Hari_Valentine  22 Februari 2009