Daun Pegagan (Centella asiatica)

Deskripsi daun Pegagan (Centella asiatica)

Nama lain dari pegagan adalah daun kaki kuda (Indonesia), pegaga (Ujung Pandang), antanan gede, antanan rambat, antanan (Sunda), dau tungke (Bugis), gagan-gagan, kerak batok rendeng (Jawa), kosteosan, gan gagan (Madura), kori-kori (Halmahera), taidah (Bali), dogauke (Papua), pegaga (Aceh), pegago (Minang), kaki kuda (Melayu), sarowati (Maluku), Belele (Sasak), dan wisu-wisu (Sulawesi).

Pegagan dengan nama latin Centella asiatica L Urb telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar kering maupun yang sudah dalam bentuk ramuan (jamu) (Septiatin, 2008) .

Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, pematang sawah ataupun diladang yang agak basah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia tenggara, termasuk Indonesia, India, Tiongkok, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan antanan (Winarto & Surbakti, 2003).

Pegagan merupakan tanaman herbal menahun tanpa batang tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang melata dengan panjang antara 10 – 80 cm. Daun tunggal tersusun dalam roset yang terdiri dari 2 – 10 daun kadang-kadang berambut, tangkai daun panjang sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal, lebar dan bundar dengan garis tengah 1 – 7 cm, pinggir daun beringgit sampai bergerigi terutama kearah pangkal daun. Bunga kecil berwarna merah jambu/kemerahan berupa payung tunggal atau 3 – 5 bersama-sama keluar dari ketiak daun kelopak, gagang perbungaan 5-50 mm  lebih pendek dari tangkai daun (Septiatin, 2008).

Di China, tumbuhan ini digunakan sebagai tonikum dan pengobatan lepra. Dengan karakternya yang dingin, tumbuhan ini juga digunakan sebagai anti-infeksi, anti-toksik, antipiretik, dan diuretik. Dalam sistem pengobatan ayurvedic di India, ini dibuat dalam bentuk sirup tanpa alkohol untuk pengobatan epilepsi. Selain itu, di Thailand, juga digunakan sebagai tonikum dan obat diare.

Di Sri Lanka, tumbuhan ini banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan pengeluaran air susu, sedangkan di Vietnam digunakan untuk mengatasi lemah badan karena faktor usia (Cygnus, 2008).

  • Toksonomi

            Divisi               : Spermatophyta

            Subdivisi         : Angiospermae

            Kelas               : Dicotyledonae

            Bangsa             : Umbillales

            Suku                : Umbiliferaceae

            Marga              : Centella

            Jenis                : Centella asiatica Urb

Kandungan kimia dan efek farmakologis daun pegagan

Kandungan kimia tanaman pegagan antara lain senyawa saponin, termasuk asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, mesoinositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin, pektin, gula, kalsium oksalat  serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium, fosfor, besi. Kandungan aktif dari pegagan yaitu triterpenes asiatic acid dan madecassic acid, bersama dengan ester glikosida triterpenoid disebut juga asiaticoside and brahminoside (Permadi, 2006).

Efek farmakologis tanaman pegagan antara lain: memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid).

Manfaat pegagan lainnya yaitu meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki; mencegah varises dan salah urat; meningkatkan daya ingat, mental dan stamina tubuh; serta menurunkan gejala stres dan depresi (Desy, 2007). Zat asiaticoside, saponin, ascatikosida, asam asiatat dan madekasat adalah bahan aktif yang mampu memacu produksi kolagen dan bermanfaat sebagai protein pemacu proses penyembuhan luka pada manusia (Kristina & Surachman, 2008). Secara umum, efek zat aktif yang terkandung dalam tanaman pegagan, sebagai berikut :

  1. Asiaticoside

Memacu pertumbuhan dan metabolisme connective tissue (jaringan penyambung, meningkatkan sintesis kolagen dan protein jaringan lain dengan  mengatur aksi fibroblas pada dinding vena dan menstimuli remodeling kolagen di dan sekitar dinding vena, memperbaharui kolagen baik secara kualitas dan kuantitas, meningkatkan kekuatan dan elastisitas kulit.  Asiaticoside berperan juga sebagai antiinflamasi (Herowati, 2001), mekanisme kerjanya dengan cara menghambat aktivitas enzym siklooksigenase dan interleukin sehingga terjadi hambatan pembentukan prostaglandin. Dan beberapa penelitian membuktikan bahwa asiaticoside meningkatkan penyembuhan luka secara significant dan berperan sebagai anti bakteri dengan menghancurkan lapisan lilin dari bakteri, sehingga merusak bakteri (Permadi, 2006).

  1. Madekasoside

Meningkatkan sekresi kolagen tipe III secara signifikan dalam waktu 72 jam. Sintesis kolagen juga membutuhkan dukungan pasokan vitamin C, karena vitamin ini mampu menstimulasi produksi RNA untuk kolagen dan menyumbang sintesis hidroksiprolin dan hidroksilisin yang bertanggung jawab terhadap struktur tiga dimensi kolagen (Herowati, 2001).

  1. Triterpenoide

Menstimuli produksi kolagen dan membantu penyembuhan luka, meningkatkan perbaikan luka, dengan reepitelisasi lebih baik dan normalisasi jaringan penyambung perivaskular. Diikuti dengan peningkatan tonus dinding vena dan elastisitas (Permadi, 2006).

  1. Saponin

Membantu mencegah pembentukan scar yang berlebih, dengan mengatur dan memperlambat produksi kolagen berlebihan (bahan untuk jaringan penyambung) dan juga meningkatkan dosis antioksidan pada luka (Herowati, 2001). Saponin juga berperan dalam menurunkan gejala inflamasi (Zulva, 2006).