Best Pactice Pengelolaan Pariwisata

Best Pactice Pengelolaan Pariwisata

Setiap daerah mempunyai caranya sendiri dalam mengelola pariwisatanya. Keberhasilan pengelolaan tempat wisata tergantung pada faktor-faktor yang berbeda dan dapat menjadi tolak ukur bagi kawasan wisata lain yang memiliki tipe wisata sejenis. Di Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam kepariwisataan alam terutama wisata pantai. Hasil dari best practice yang ada akan dijadikan pertimbangan dalam pengembangan Kawasan Obyek Wisata Pantai Suwuk. Salah satu wisata yang dapat dijadikan contoh dalam pengelolaannya adalah Bali.

Bali merupakan salah satu tempat yang terkenal dangan tempat wisatanya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bali memiliki obyek wisata yang sangat beragam, baik wisata alam, wisata budaya, dan wisata bahari. Di Bali terdapat sekitar 54 lokasi obyek wisata yang tersebar di delapan kabupatennya

Bali dan pariwisatanya tidak bisa dipisahkan. Sebagai daerah tujuan wisata utama, kekayaan dan keindahan alam, serta keunikan di dalam negeri tetapi di luar negeri juga. Bali ini memiliki julukan Pulau Dewata karena memiliki kekhasan yang dipengaruhi oleh agama hindu. Oleh karena itu, sektor pariwisata menjadi andalan bukan hanya oleh Pemerintah Provinsi Bali, tetapi juga seluruh lapisan masyarakatnya banyak berharap dari sektor jasa ini. faktor yang menyebabkan bali sebagai daerah tujuan wisata andalan di Indonesia, karena memiliki kekhasan pada obyek wisatanya, baik wisata alam maupun wisata budaya. Selain itu, didukung pula oleh sarana dan prasarana yang lengkap.

Sejak tahun 1990 Bali telah menganut konsep pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan pariwisatanya. Bali mampu membangun pariwisata yang berlandaskan dengan akar kebudayaan Bali yang dijiwai religi Hindu yaitu Pariwisata Budaya. Konsep ini relevan dengan pariwisata berkelanjutan, yang mana elemen-elemenya sama-sama memperhatikan keberlanjutan alam, ekonomi dan sosial budaya. Selain pemerintah, bali juga melibatkan masyarakatnya dalam industri pariwisata terutama untuk menjadi guide bagi wisatawan yang datang. Dengan adanya guide ini wisatawan menjadi terbantu karena tidak perlu susah-susah bila akan mencari obyek wisata atau hanya sekedar mencari jalan, karena guide yang ditawarkan di Bali ini akan mengantarkan wisatawan untuk berkeliling mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada.

Pembangunan pariwisata di Bali berbasiskan masyarakat lokal, ditandai dengan semakin jelas terlihat yaitu telah didistribusikannya manfaat positif pariwisata kepada masyarakat setempat. Masyarakat lokal dilibatkan dan diberikan otoritas untuk mengelola potensi-potensi pariwisata yang dimilikinya. Masyarakat tidak lagi menjadi komunitas yang termarginalisasi dan didominasi oleh penguasa, namun telah memiliki daya tawar (bargaining power) yang menentukan sendiri dan menikmati keuntungan pariwisata yang ada di daerahnya. Selain itu keutungan yang dapat diperoleh adalah masyarakat lokal menjadi mandiri dan kreatif dalam mengelola aset daerahnya, sehingga tumbuh pengusaha-pengusaha lokal yang handal dan mampu berkompetisi dengan investor luar.

Dengan dikembangkannya pariwisata yang berkelanjutan, maka akan menyeimbangkan pembangunan pariwisata di seluruh lingkaran Bali. Pembangunan pariwisata yang didominasi oleh Bali Selatan telah diarahkan pemerataannya menuju Bali Utara. Hal ini ditandai dengan berkembangnya produk wisata alternatif, misalnya pengembangan pariwisata Plaga, Kintamani, dan DTW lainnya. Selain itu masyarakat yang sebelumnya bekerja sebagai petani, juga akan mendapatkan tambahan penghasilan dari sektor pariwisata.

Baca Juga :

Pengertian Pariwisata

Potensi dan Daya Tarik Pariwisata

Teori Kepariwisataan Alam

Pengembangan Pariwisata

Pemasaran pariwisata

Pengelolaan Pariwisata

Peran Stakeholder dalam Pengelolaan Pariwisata

Best Pactice Pengelolaan Pariwisata