Bahasa Dan Ideologi Media

Media massa sebagai the fourth estate ( kekuatan ke-empat ) memliki kekuatan yang sangat besar untuk membentuk suatu wacana. Melalui visi dan misi yang dijalankannya, media massa menebarkan pemahamannya tentang suatu masalah dan mulai mengarahkan wacana itu kepada khalayak. Proses ini mereka sebut penyeleksian berita. Media disini dipandang sebagai instrumen ideologi bagi suatu kelompok untuk  menyebarkan pengaruh dan dominasinya kepada kelompok lain.

Media disini tidak dipandang sebagai wilayah yang netral yang menampung berbagai kepentingan dan pemaknaaan dari berbagai kelompok. Konsep ideologi menolong menjelaskan alasan wartawan melakukan itu. Artinya ideologi wartawanlah yang membuat liputan berita memihak suatu pandangan, menempatkan pandangan satu lebih penting  dibandingkan pandangan kelompok lain, dan sebagainya.

Bahasa dan media adalah sebuah mediasi. Dalam menganalisis teks kata, berita media massa tidak bisa melepaskan diri dari praktek terutama politik bahasa. Oleh karena bahasa adalah aspek sentral dari penggambaran suatu subjek dan lewat bahasa ideologi terserap didalamnya,  maka aspek inilah yang dipelajari dalam analisi wacana.

Lebih jauh Sara Mills dalam Eriyanto (2001 :201) melihat wacana media bukan sebagai sarana yang netral, tetapi cenderung menampilkan actor tertentu  sebagai  subjek  yang mendefinisikan  peristiwa atau kelompok tertentu. posisi itulah oleh Sara Mills  dianggap menentukan  dalam  semua bangunan teks , dalam arti pihak yang memiliki  posisi tinggi  untuk  mendefinisikan  realitas akan  menampilkan  peristiwa  atau  kelompok  lain  dalam  bentuk  struktur  wacana  yang akan hadir  dimasyarakat .