Anggur Merah

Klasifikasi anggur merah

Kingdom        :           Plantae

Subkingdom :           Tracheobionta

Super divisi   :           Spermatophyta

Divisi              :           Magnoliophyta

Kelas              :           Magnoliopsida

Subkelas       :           Rosidae

Ordo               :           Rhamnales

Famili             :           Vitaceae

Genus                        :           Vitis

Spesies          :           Vitis vinifera

Nama asing anggur merah

Grape (Inggris), anggur (Melayu), nho (Vietnam), angun (Thailand), ubas (Filipina),Gvid (Celtic, ‘bush’), ‘inab (Iraq), dan Khamr (Arabic).

Nama lokal anggur merah

Jahib (Aceh), agu (Nias), anggur (Jawa), dan atar (Flores).

Morfologi anggur merah

Anggur berasal dari Asia kecil yaitu diantara laut hitam dan laut laut caspian. Anggur ini berasal dari famili Vitaceae yang terdiri dari 12 genus dan sekitar 600 spesies. Dalam famili Vitaceae hanya genus Vitis yang dapat dikonsumsi. Sekitar 90% dari anggur yang diproduksi di dunia merupakan anggur spesies Vitis vinifera  (Verhagan, 2009).

Anggur mempunyai daun tunggal yaitu satu helai daun pada satu tangkai daun, tersusun berseling (alternate), warna hijau, bentuk bangun daun bulat atau bundar (orbicularis) hingga jorong, panjang 10 – 16 cm, lebar 8 – 14 cm, helaian daun tipis tegar, pangkal berlekuk (emerginatus), ujung daun meruncing (acuminatus), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis) , tepi bergigi runcing (dentatus) dan tepi daun berlekuk berdasarkan dalamnya toreh , biasanya memiliki 5 lekukan, permukaan berbulu (pilosus). Struktur daun tanaman anggur mempunyai helaian daun, tangkai daun dan sepasang daun penumpu (Anna, 2011).

Batang merupakan bagian dari tubuh tanaman yang amat penting sebagai alat pembentuk dan pembawa daun. Batang tanaman anggur beruas-ruas, berbuku-buku serta berkayu. Tanaman anggur termasuk tumbuhan berbentuk semak yaitu tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat dengan permukaan tanah. Tanaman berumur panjang (perenial) dan panjang kurang lebih 8 m. pesifikasi batang tanaman anggur tumbuh memanjat (scadens), yaitu batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tubuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk “berpegangan” pada penunjang ini, tumbuhan anggur dengan cabang pembelit (sulur dahan). Fungsi sulur (sirrus) sebagai alat pemanjat. Sulur pada tanaman anggur letaknya berhadap-hadapan atau berseling dengan daun dan bersifat terputus, artinya dua helai daun yang letaknya berdekatan masing-masing bersulur, sedangkan daun yang berikutnya tidak bersulur. Batang silindris dan permukaan halus. Struktur batang dan percabangannya terdiri atas batang utama, cabang primer, cabang sekunder dan cabang tersier yang akan menghasilkan cabang bunga dan buah. Setiap buku batang mempunyai mata tunas. Kulit batang dan cabang yang masih muda berwarna hijau tetapi setelah tua berubah hijau kecokelat-cokelatan dan cokelat. Cabang bermata tunas dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif (Anna, 2011).

Manfaat dan kandungan anggur merah

Flavonoid memberikan anggur berwarna merah. Manfaat kesehatan dari anggur merah berasal dari quercetin dan jenis resveratol flavonoid. flavonoid ini dikenal karena kualitas pencegahan terhadap penyakit. Sebagai flavonoid, resveratol dikenal karena pencegahan terhadap penyakit jantung. Tingkat penyakit jantung di perancis jauh lebih rendah daripada negara-negara lain kemungkinan adalah karena konsumsi anggur merah. Flavonoid juga telah terbukti meningkatkan harapan hidup serta sifat anti-kanker dan manfaat anti-inflamasi (Fatih, 2013).

Manfaat anggur merah lainnya berasal dari flavonoid lain yang disebut quercetin. Ini memiliki antihistamin mempengaruhi serta menjadi antioksidan, sehingga alergi bisa diobati dengan mengkonsumsi anggur merah. Anggur merah yang tinggi saponin, yang merupakan bahan kimia yang ditemukan dalam kulit luar. Bahan kimia ini yang mengikat kolesterol dan menghentikan mereka diserap ke dalam darah yang kemudian membantu mencegah penyakit jantung. Manfaat anggur merah untuk kesehatan dan saponin dalam buah anggur merah bahwa mereka memiliki sifat anti-tumor, antibakteri dan antivirus yang menjelaskan pengaruh positif pada sistem kekebalan tubuh. Manfaat kesehatan dari anggur merah mengandung vitamin B dan vitamin C namun hanya 61 kalori. ada tingkat tinggi kalium dan mangan serta mineral lain. jadi, anggur merah adalah sumber besar vitamin dan mineral, manis dan lezat (Fatih, 2013).

Buah anggur merah mengandung air (82%), karbohidrat (12 – 18%), protein (0,5 – 0,6%), dan lemak (0,3 – 0,4%). Buah anggur merah juga mengandung potasium dalam jumlah yang signifikan (0,1 – 0,2%), vitamin C (0,01 – 0,02%), dan vitamin A (0,001 – 0,0015%) dan juga sedikit kalsium (0,01 – 0,02%) dan fosfor (0,08 – 0,01%). Buah anggur juga merupakan suatu sumber mayor dari nutrisi yang lain seperti boron, yang merupakan suatu substansi untuk kesehatan tulang. Menurut analisa per penyajian dari setengah buah anggur memberikan energi sebesar 78 kal, 0,3g protein, 19g karbohidrat, 0,23g lemak, 0,18g natrium, 155g kalium, 0,4g serat, 20ng kalsium, 30ng fosfor, dan 1mg vitamin C (Yadav, 2009).

Anggur juga merupakan suatu tanaman yang kaya akan fenol yang kebanyakan terdapat pada kulit, ranting, daun, dan biji dari buah anggur. Total konsentrasi kandungan fenol dari anggur pada biji, kulit, daging, dan daun secara berturut – turut adalah sekitar 2178.8 , 374.6, 23.8, dan 351.6 mg/g GAE (Gallic Acid Equivalent). Total kandungan fenol pada kulit anggur tergantung pada cara penanaman, komposisi tanah tempat ditanam, musim, asal geografis, cara perawatan, dan serangan penyakit seperti infeksi jamur. Fenol yang terdapat pada anggur utamanya terdiri dari proantosianidin, antosianin, flavonol, flavanol, resveratrol, dan asam fenolic (Xia, 2010).

  • Resveratrol

            Resveratrol adalah sebuah antioksidan yang dapat ditemukan pada buah anggur dan tanaman lain. Senyawa ini memiliki efek sebagai pencegah terjadinya kanker dan menekan pertumbuhan sel tumor. Beberapa penelitian juga menunjukan bahwa resveratrol juga  merupakan substansi anti glomerulonefritis yang poten dan juga dapat menekan proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperlipidemia (Moura, 2003).

            Resveratrol ini banyak ditemukan pada kulit dari anggur yaitu sekitar 1 – 5 μg/ml. Resveratrol ini banyak digunakan sebagai antibiotik alami yang digunakan untuk melawan infeksi dari bakteri dan kuman. Beberapa penelitian menunjukan resveratrol memiliki efek untuk menekan lipogenesis dengan mengaktifkan jalur 5’ adenosine monophosphate activated protein kinase (AMPK) yang kemudian menstimulasi oksidasi dari asam lemak (Kang, 2012).

            Resveratrol juga memiliki efek untuk menurunkan efek dari enzim  GPDH (glycerol-3-phosphate dehydrogenase). Enzim GPDH ini berfungsi untuk membentuk gliserol 3-fosfat dari dihidroksaseton fosfat. Gliserol 3-fosfat ini kemudian akan bergabung dengan lemak asil-KoA untuk membentuk trigliserida. Pada beberapa penelitian, efek dari resveratrol untuk mengurangi aktivitas GPDH ini sangat bergantung pada konsentrasi yang diberikan. Semakin tinggi konsentrasinya, maka semakin besar penurunan kerja dari GPDH (Kang, 2012).

  • Likopen

            Likopen merupakan pigmen yang disintesis secara alami yang mempunyai fungsi untuk melindungi sel dari serangan fotosintesis dan mempersiapkan pigmen penyerap sinar selama fotosintesis. Likopen memiliki sifat yang larut dalam lemak. Senyawa ini dapat menetralisir oksidasi pada kolesterol LDL. Sifat anti kolesterol likopen ditunjukan melalui penghambatan terhadap aktifitas HMG-KoA reduktase, tetapi sifat anti kolesterol ini sangat rendah (Winarsi, 2007).

  • Proanthosianidin

            Proantosianidin adalah senyawa fenolic mayor yang banyak ditemukan pada biji dan kuit dari anggur (Moura, 2003).

            Proantosianidin ini memiliki efek sebagai vasodilator, antikarcinogenik, anti alergi, anti inflamasi, antibakteri, kardioprotektif, menstimulasi sistem imun, anti virus, aktivitas estrogenik, inhibisi enzim fosfolipase A2, siklooksigenase dan lipooksigenase. Selain itu proantosianidin juga menunjukan kemampuan sebagai suatu senyawa antioksidan (Bagchi, 2000).

            Pada pemberian proantosianidin yang disertai dengan diet tinggi lemak, proantosianidin akan menekan lipogenesis dan pembentukan VLDL (Very Low-Density Lipoprotein) di hepar sehingga dapat mencegah dan memperbaiki keadaan hiperlipidemia yang terjadi (Quesada, 2009).

  1. Verhagan, Bas, Jones, Daniel, Toy, Sandy 2009, Import risk analysis : table grapes (Vitis vinifera) from China, MAF Biosecurity New Zealand, New Zealand.
  2. Fatih 2013, Manfaat anggur merah untuk kesehatan, viewed 7 January 2014,  <http://indoopustaka.com/tag/manfaat-anggur-merah>
  3. Anna, A 2011, Morfologi tumbuhan anggur, viewed 7 January 2014, <http://annaatiqa.blogspot.com/2011/06/morfologi-tumbuhan-anggur-vitis.html>
  4. Xia, En-Qin, Deng, Gui-Fang, Guo, Ya-Jun, Li, Hua-Bin 2010, ‘Biological activities of polyphenols from grapes’, International Journal of Molecular Sciences, vol.11, pp. 622-646.
  5. Yadav, Mukesh, Jain, Shalini, et al 2009, Biological and medicinal properties of grapes and their bioactive constituents : an update, Mary ann libert inc and korean society of food science and nutrition, viewed 7 January 2014, http://online.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/jmf.2008.0096.
  6. Moura, Daiki, Miura Yutaka, Yagasaki, Kazumi 2003, ‘Hypolipidemic action of dietary revetastrol, a phytoalexin in grapes and red wine, in hepatoma-bearing rats’, Life Scinces, no. 73, pp. 1393-1400.
  7. Kang, Nam E, Ha, Ae Wha, Kim Ji Young, Kim, Woo Kyoung, 2012, ‘Resveratrol inhibits the protein expression of transcription factor related adipocyte differentiation and the activity of matrix metalloproteinase in mouse fibroblast 3T3-L1 preadipocytes, Nutrition Research and Practice, vol. 6, no. 6, pp. 499-504.
  8. Bagchi, Debasis, Bagchi, Manashi, Stohs, Sidney J, et al 2000, ‘Free radicals and grape seed proanrhocyanidin extract : importance in human health and disease prevention, Toxicology, vol. 148, pp. 187-197.
  9. Quesada, H, bas, J M Del, Pajuelo, D, et al 2009, ‘Grape sees proanthocyanidins correct dyslipidemia associated with a high fat diet in rats and repress genes controling lipogenesis and VLDL assembling in liver’, International Journal of Obesity, no. 33, pp. 1007-1012.