Anatomi Fisiologis Kulit

Anatomi Fisiologis Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit mempunyai berat 16 % dari berat tubuh dan luasnya sekitar 1,5-1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit merupakan barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar. Kulit tersusun dari 3 lapisan yaitu: epidermis, dermis dan subkutan (Noer, 1999).

Epidermis

Merupakan bagian terluar kulit, terbagi menjadi 2 lapisan utama yaitu lapisan sel-sel tidak berinti yang bertanduk (stratum korneum atau lapisan tanduk) dan lapisan dalam yaitu stratum malphigi. Stratum malphigi ini merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah mengalami proses diferensiasi. Stratum malphigi dibagi menjadi lapisan sel basal (stratum germinativum), stratum spinosum dan stratum granulosum (Perdanakusuma, 2008). Secara berurutan 5 lapisan epidermis mulai dari bawah sampai ke atas yaitu stratum basal (germinativum), stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum dan stratum korneum.

Ketebalan lapisan epidermis bervariasi tergantung tipe kulit. Keratinisasi, maturasi dan migrasi pada sel kulit, dimulai pada lapisan kulit yang paling dalam yaitu stratum basale. Sel ini dikatakan sebagai keratinosit (sel kulit yang imatur), berperan dalam merubah bentuk lapisan sel pada lapisan granular ke dalam lapisan sel yang sudah mati. Stratum basale merupakan asal mula untuk diperlukan sebagai regenerasi pada epidermis (Suriadi, 2004).

Dalam proses keratinosit ini diproduksi sejumlah filamen (tonofilament) atau tonofibril yang dibuat dari suatu protein yang disebut keratin dan keratohialin granula. Keratinosit ditandai dengan akumulasi pada keratin yang disebut dengan keratinisasi. Pada epidermis terdapat melanosit yang membuat melanin dan memberikan warna pada kulit. Fungsi lapisan epidermis adalah melindungi dari masuknya bakteri, toksin, untuk keseimbangan cairan secara berlebihan (Suriadi, 2004).

Dermis

Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh (Desy, 2007). Lapisan dermis terdiri dari 2 lapisan yaitu papilaris dan retikularis. Lapisan papilaris dermis berada langsung di bawah epidermis, tersusun terutama dari sel-sel fibroblast yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Lapisan retikularis terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi kolagen serta berkas-berkas serabut elastik.

Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea dan akar rambut (Brunner & Suddart, 2002). Lapisan dermis lebih tebal daripada lapisan epidermis. Fungsi dermis secara keseluruhan adalah untuk keseimbangan cairan melalui pengaturan aliran darah kulit, termoregulasi melalui pengontrolan aliran darah kulit dan juga sebagai faktor pertumbuhan dan perbaikan dermal (Suriadi, 2004).

Lapisan Subkutan

Jaringan subkutan adalah merupakan lapisan lemak dan jaringan ikat yang banyak terdapat pembuluh darah dan saraf. Pada lapisan ini penting untuk pengaturan tempertur pada kulit. Lapisan ini dibuat dari kelompok jaringan adiposa (sel lemak) yang dipisahkan ole sel fibrous septa. Sebagai bantalan jaringan yang lebih dalam dan pada lapisan ini berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap dingin serta tempat penyimpanan bahan bakar (Suriadi, 2004).

Makan yang berlebih akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh (Smeltzer & Bare, 2002).