AKNE VULGARIS / ACNE VULGARIS

BATASAN
Akne Vulgaris merupakan suatu keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papule, kista dan pustule pada daerah-daerah predileksi (pada muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior, dada dan punggung).

PATOFISIOLOGI / ETIOLOGI
Akne Vulgaris mulai timbul pada masa pubertas, pada wanita antara 14 – 17 tahun dan pada pria antara 16 – 19 tahun.
Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi terdapat 4 hal yang ada hubungannya dengan patofisiologi dari akne vulgarius.
1. Kenaikan eksresi dari sebum atau sebore. Hal ini mungkin disebabkan karena konversi dari hormon testosteron ke bentuk yang lebih aktif 5 alfa dihidrotes-tosteron.
2. Hiperkeratinisasi dari saluran pilosebasea.
3. Proliferasi dari kuman proprionibakterium Aknes.
4. Adanya keradangan yang disebabkan karena dihasilkannya faktor-faktor kemotaktik, protease dan aktivasi dari komplemen.

Faktor-faktor yang berpengaruh :
– Keturunan
– Stress dan emosi
– Musim
– Diet : pengaruh makanan masih menjadi perdebatan para ahli.
– Menstruasi.
70% da ri wanita mengalami eksaserbasi dari aknenya 2 – 7 h sebelum menstruasi.
– Obat-obatan :
Obat-obatan seperti kortikosteroid baik oral maupun topikal, ACTH, androgen, yodida, bromida, INH, Vit. B12, difenilhidantoin, fenobarbital dapat menyebabkan eksaserbasi dari akne yang sudah ada a tau menyebabkan terjadinya erupsi yang mirip dengan akne (“ecneiform eruptions”).
– Kosmetika.
Bahan-bahan yang sering merupakan sebagai penyebab terutama terutama terdapat pada krem dasar, pelembab, krem tabir surya.

GEJALA KLINIS
Lesi utama adalah komedo, dan jika terdapat keradangan terlihat adanya papule, pustuile dan kista, nidule dan kista. Lokasi terutama terdapat pada muka, dada dan punggung. Lesi yang beradang terutama bentuk nodulo-kistik dapat terasa gatal dan nyeri tekan yang bisa pecah dapat mengeluarkan puas.
Klasifikasi akne (menurut Plewig & Kligman) :
– akne komedonal : ter diri dari komedo terbuka maupun tertutup.
– akne papulopustuler : lesi terdiri dari campuran lesi beradang dan komedo.
– akne konglobata & bentuk keras lainnya.
Selain dari yang disebutkan di atas masih terdapat “acnei form eruption”/

CARA PEMERIKSAAN
Ditemukannya komedo tertutup dan tertbuka, papule, pustule, nodule dan kista pada daerah-daerah predileksi yang mempunyai banyak kelenjar lemak.
Tak diperlukan pemeriksaan laboratorium.

DIAGNOSA BANDING
– Akne Rosasea
– Erupsi yang mirip dengan akne, (“acneiform eruptions”)
– Milia
– Siringoma

PENYULIT
– Sikatrik & Keloid

PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN
Tujuan pengobatan akne adalah untuk mencegah timbulnya sikatrik dan mengurangi frekuensi serta hebatnya eksaserbasi.
Akne komedonal : hanya diperlukan terapi topikal saja yang dapat mengadakan pengelupasan kulit.
– Asam Retinoat 0,05% dalam bentuk krem atau gel.
– Bensoil Pewroksida gel 2,5% – 5%.
– Asam salisilat 05 – 2% dalam larutan hidroalkoholik.
Untuk komedo terbuka dapat dilakukan ekstraksi komedo.

Akne papulo-pustuler :
– Ringan (gr 1-2) : umumnya dipakai kombinasi obat :
Pengelupasan kulit : bensoil peroksida, tretinoin & as. Salisilat antibiotika topikal: klindamisin 1% atau eritromisin 2%.
– Berat (gr 3-4)
Obat pengelupas kulit.
Antibiotika oral :
– Tetrasiklin: 4 x 250 mg/h atau 2 x 500 mg/h. Dosis diturunkan setelah ada perbaikan klinis, dosis meintenance 250 – 500 mg/hr.
– Eritromisin stearat : dosis & cara dengan tetrasiklin.
– Klindamisin : paling bagus untuk akne papulo-pustuler
(efek samping : pseudomembran kolitis) Dosis : 2 x 150 mg/h
Di literatur disebutkan minosin 50 – 100 mg/hr.

Akne konglobata/akne berat lainnya :
Rx seperti pada akne bentuk papulo-pustuler berat Kortikosteroid oral untuk jangka waktu yang pendek. Dapat diberikan prednison 10 mg/h pagi hari selama 2 – 3 mg. Pada bentuk-bentuk tertentu diperlukan tindakan tambahan :
– Kortikosteroid dapat diberikan pada bentuk nodulokistik dengan konsentrasi 2,5 mg/ml dan tiap-tiap lesi diberikan 0,01 – 0,05 ml.
– Dermabrasi dan khemabrasi untuk mengurangi parut akne.

DAFTAR PUSTAKA
1. Arnol, H. L. Odom, R.B., James, W.D. : Andrew’s Diseases of the skin; 8th ed. WB Saunders Co, Philadelphia, London, Toronto, 1990, p. 250 – 257.
2. Arndt, K.A. : Manual of Dermatologic Therapeutics; 4th ed. Little Brown and Co, Boston, Toronto, 1989, p. 3 – 13.
3. Bondi, E.E; Jegasothy, B.V.; Lazarus, G.S : A Lange Clinical Manual Dermatology Diagnosis and Theraphy, First ed, 1991, p. 76 – 85.
4. Rook, A; Wilkinson, D.S; Ebling, F.J.G; Champion, R.H.; Burton, J.L: Text Book of Dermatology 4th ed, Blackwell Scientific Publication, Oxford, London, Edinburgh, Boston, Palo Alto, Melbourne, 1986, p. 1913 – 1924.